The Girl, Absentmindedly Confessed

6.8K 1.2K 560
                                    

Aku gabisa bikin yg fluffy unyu unyu gimana gitu. Nikmatin ae lah xD

-o-

Acara makan besar di Great Hall berlangsung dengan meriah seperti biasanya. Profesor Dumbledore menyampaikan kalimat sambutan dan proses seleksi asrama dilaksanakan. Eva terlihat masih memikirkan kejadian di Piala Dunia Quidditch. Ia masih mengingat dengan jelas kejadian dimana Draco, well, mencium keningnya di bawah sinar bulan. Wajahnya kembali memanas karena mengingat kejadian itu.

Bisa Eva katakan, malam itu adalah malam terbaik di hidupnya.

Oh I definitely have a huge crush on Draco

Harry, yang sedari tadi memperhatikan gadis itu merasa heran. Eva tiba-tiba saja menelungkupkan kepalanya ke atas meja dan tersenyum aneh. Hermione dan Ron juga memerhatikan tingkah laku Eva yang menurut mereka aneh.

"Eva, kau tidak apa-apa?" Tanya Harry.

Gadis itu tidak menjawab. Hermione mengguncang bahu Eva untuk menyadarkan gadis itu.

"Ya, ada apa?" Tanya Eva gelagapan

"Harry bertanya ada apa denganmu yang tiba-tiba bertingkah tidak seperti biasanya." Ujar Ron sambil meminum jus labu miliknya.

Eva tersenyum canggung. "Aku hanya mengingat cerita Liam tentang pacarnya. Bukan apa-apa."

Lies.

"Kau yakin tentang itu?" Tanya Harry ragu. Eva hanya mengangguk. Mencoba untuk meyakinkan pemuda itu kalau ia tidak berbohong.

Ron berdehem dan mengalihkan perhatian ketiga temannya. "Malfoy terus menatapmu seperti ingin memangsamu saat ini juga."

Harry, Hermione, dan Eva langsung menoleh ke arah Malfoy. Tatapan pemuda itu mengarah ke sepasang iris biru safir milik Eva. Mungkin bagi Harry dan Ron, pemuda berambut pirang itu sedang mencoba untuk mengganggu Eva. Akan tetapi Hermione sadar kalau tatapan itu adalah tatapan yang sangat jarang ditunjukkan oleh Malfoy kepada siapapun.

Eva tersenyum tipis kemudian berbalik arah. Sangat tipis hingga hanya beberapa orang yang jeli bisa melihatnya. Malfoy membalas senyuman Eva dengan tulus. Akan tetapi, Ron menganggap kalau pemuda Slytherin itu menyeringai.

"Dia baru saja menyeringai padamu, Eva? Apa-apaan dia itu?" Gerutu Ron sebal.

"Sudahlah Ron, tidak usah pedulikan hal itu." Hermione mendengus.

Eva kembali memakan hidangan yang ada di piringnya tanpa memedulikan perdebatan antara Hermione dan Ron. Harry mencoba keras untuk tidak peduli, akan tetapi dia menangkap beberapa hal yang janggal dari kejadian yang baru saja terjadi.

Telinga Eva mendengar kalau ada satu orang yang memanggil-manggil nama Draco berkali-kali. Gadis itu berbalik dan melihat seorang siswa tahun pertama menempel begitu lekat pada sang Pangeran Slytherin. Eva sempat beradu pandang dengan Draco sampai akhirnya gadis itu membalikkan tubuhnya dan memakan hidangan di depannya. Mencoba dengan keras untuk mengabaikan apa yang baru saja dilihatnya.

-o-

Esok harinya begitu pelajaran terakhir selesai, para siswa Hogwarts berlarian menuju halaman depan Hogwarts karena mendengar bahwa akan ada kunjungan dari dua sekolah sihir lainnya yang berada di Eropa. Para siswa menatap takjub sebuah kereta kencana yang ditarik oleh tujuh ekor pegasus. Lagi-lagi para siswa dibuat takjub dengan kedatangan sebuah kapal yang berasal dari sebuah sekolah sihir dari utara.

"Woah, aku tidak menyangka kalau aku sempat menyaksikan kejadian keren di hidupku." Ucap Eva takjub.

"Beruntungnya kita." Timpal Hermione.

Her, Riddle ✔️Where stories live. Discover now