6. Papa?

948 93 1
                                    

Setiap orang itu berbeda namun jangan jadikan perbedaan itu alasan untuk mu menyerah. Karena setiap perbedaan, punya caranya sendiri untuk menjadi sebuah keindahan

🍁🍁🍁

Nyaman. Satu kata yang mengawali paginya, tidur dikasur yang empuk dengan selimut yang lembut da--

'Tunggu. Bukannya gue tidur di sofa ya?' batinnya.

Seketika Tiffany langsung duduk dari tidurnya, dia baru sadar bahwa dia tertidur di sofa tadi malam. Siapa yang memindahkan nya ke kamar? Pertanyaan itu yang setia melintas di benaknya. Tidak mau berpikir lama dia langsung melangkah untuk turun ke lantai satu.

Tanpa terasa dia sudah melewati dapur dan melewati orang yang sudah membopong nya ke kamar.

"Kamu udah bangun" kata orang itu.

Dan saat membalikkan badannya, ia langsung tertegung melihat orang didepannya saat ini. Entah kenapa emosinya mulai tidak stabil dan membentak orang itu.

"Untuk apa anda datang ke rumah saya!"

"Kenapa? Apa tidak boleh seorang ayah berkunjung kerumah anaknya?" ya.. Dia ayah Tiffany, orang yang menggendong Tiffany tadi malam.

"Apa pantas seorang ayah menyatakan dirinya sebagai seorang ayah jika dia sudah lepas tangan dengan anaknya!" balas Tiffany dengan wajah memerah menahan amarah.

"Papa nggak lepas tangan Tiffany! Papa cuman--"

"Cuman apa? Cuman nggak mau ngerepotin diri buat ngurus saya? Cuman nggak mau semua orang tau bahwa saya anak anda? Cuman apa?!" bentak Tiffany.

"Dengerin papa dulu fan" lirih Arnold Martadinata. Ya.. Arnold adalah ayah dari Tiffany.

"Terserah!" ujar Tiffany sambil berlalu dari hadapan Arnold, papanya. Mengontrol emosi agar tidak melakukan hal yang tidak diinginkan.

Arnold berjalan sambil membawa dua piring berisi makanan kerah sofa, dimana Tiffany duduk. "Ayo makan dulu, papa udah masakin" ujarnya meletakkan satu piring didepan Tiffany dan satunya untuk dirinya sendiri.

Tiffany hanya diam sambil memperhatikan makanan yang ada didepannya,
"Tiffany.. Makan" ucap Arnold.

"Aish.. Iya iya!"

Mereka berdua makan dalam sunyi, hanya perpaduan suara sendok yang berdenting dengan piring.

"Habis ini papa mau bicara sama kamu"

"Mamang harus!" ketusnya.

🍁🍁🍁

Setelah membersihkan meja dan mencuci piring kotor, Arnold langsung duduk di sofa disamping Tiffany. Kenapa Tiffany tidak membersihkan piring kotor? Karena Arnold mengajukan dirinya dan Tiffany pun tidak peduli.

"Jadi... Papa minta maaf selama ini udah buat kamu tinggal sendiri. Papa minta maaf banget fan" ucap Arnold memelas.

"Jadi?"

"Apa kamu mau maafin papa?"

"Nggak semudah itu"

"Huh.. Baiklah nggak apa apa. Papa juga sudah mengira kamu bakalan bilang seperti itu" ujarnya lemas.

"Jadi kalo udah tau ngapain nanya... Dan tumben anda berkunjung, ada apa?"

"Kan papa udah bilang. Papa ini papa kamu, jadi papa bisa berkunjung kapan aja dan kamu harus panggil papa itu 'papa' Tiffany jangan se-formal itu"

La Vida [Completed✅]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum