12. Dosa apa?!

766 76 1
                                    

Ini untuk mu bukan untuk orang lain, persetan mereka membenci ku tapi jangan kamu.

🍁🍁🍁

"Kamu nggak mau tidur? Perjalanan nya masih lumayan lama" uajr Arnold membawa kepala Tiffany kearah bahunya, Tiffany tak memberontak seperti biasa dia hanya mematuhinya.

"Nggak" ucapnya singkat.

"Pa.." Panggil Tiffany.

"Ya?"

"Apa kedatangan aku nanti bakalan di terima?"

"Terima lah sayang, kamu kan anak papa! Anggota keluarga" ujar papanya tegas.

"Yah.. Kan aku orang baru jadi tau lah.."

"Hei dengerin papa. Kamu anak papa, anak kandung papa anak papa sama mama. Kamu anggota keluarga Martadinata sayang, jadi kamu harus percaya kalo nanti mereka bakalan terima kedatangan kamu percaya sama papa"

"Kalo nggak?"

"Yah.. Kalo nggak mau nggak mau mereka harus menerimanya karena kamu anak papa, anak kandung papa dan kamu juga harus merasakan apa yang saudara saudara kamu rasakan selama ini" ujar Arnold meyakinkan Tiffany.

"Hem.. Yaudah deh" ucap Tiffany akhirnya, sia sia saja jika berdebat dengan papanya yang keras kepala ini, mungkin sifat keras kepala tiffany juga diturunkan dari papanya.

Setelahnya mereka hanya saling diam satu sama lain dalam perjalanan yang masih membutuhkan waktu yang panjang itu tanpa sadar keduanya mulai terlelap secara bersamaan.

🍁🍁🍁

Jakarta
13.00 pm.

"Tante Allana kok tumben rumah dihias kayak gini? Emang ada tamu ya?" tanya salah satu keponakan nya.

"Iya bakalan ada tamu nanti yang datang, kalian tunggu aja" katanya yang sedang sibuk menyuruh para pelayan memindahkan beberapa barang.

"Yaudah kalian pergi makan siang dulu aja, kan capek abis pulang sekolah" lanjut nya pada para keponakan nya yang masih bingung tentang apa yang akan terjadi, Ia hanya tersenyum saja menanggapinya.

"Kira kira ada apa jos?" tanya salah satu laki laki  dari Keduanya yang berjalan.

Orang yang dipanggil jos itu hanya acuh tak acuh menjawabnya. "Nggak tahu".  Mereka berjalan kearah meja makan yang sudah terisi dengan anggota keluarga lain.

"Kalian baru pulang? Kenapa telat?" tanya Opa nya saat melihat kedua cucunya yang masih memakai seragam sekolah.

"Tadi ada pembinaan Opa" jawab salah satu dari mereka.

"Yaudah makan!" perintah sang Opa.

Mereka makan dalam diam menikmati makananya, namun beberapa orang disana sibuk dengan pikiran masing masing tentang kejadian yang belum mereka cerna keadaan nya akhir akhir ini.

"Opa.." salah seorang disana memecahkan keheningan yang terasa mencekam disana.

"Ya?" tanyanya.

"Papa kapan pulang?" tanya Arkam, cucunya yang memanggilnya tadi.

Tubuh Opa hardi menegang seketika saat mendengar pertanyaan cucunya itu, ia teringat akan perkataan Arnold, anaknya.

'Pulang dari london aku akan langsung menjemput nya terima atau tidak terima kalian harus menerimanya saat dia datang!'

La Vida [Completed✅]Where stories live. Discover now