11. Pulang.

734 76 0
                                    

Happy Reading!!

***

"Jangan bercanda!" tegas Arkam.

"Nggak bang, aku nggak bercanda. Aku denger pembicaraan Om Arnold dan om tante yang lain kalau dia akan bawa anak nya itu pulang" kata Aurel ketakutan saat melihat raut wajah Arkam yang tegang dan dingin.

"Dan..dan aku dengar kalau sebenarnya anak tante renata nggak meninggal tapi sengaja di jauh kan, aku dengar sendiri om Arnold bilang gitu. Bahkan sepertinya nggak ada yang tahu kalau anak om Arnold masih hidup kecuali Opa, dia tahu" lanjutnya.

"Terus kata mama apa?" tanya Stella anak dari Renata.

"Itu yang aku bingung Tente Renata cuman diem dan nggak mau mengakui kalo anaknya waktu itu nggak meninggal tapi masih hidup, tante renata juga ngelak perkataan om Arnold saat om Arnold bilang itu anak tante Renata" jawab Aurel.

"Sebaiknya kalian masuk kamar istirahat, ini sudah malam!" kata Devano pada anggota keluarga nya yang lain. Mereka hanya mengangguk dan mematuhi ucapan Devano kerena mereka tahu melawan Beberapa anggota keluarga disini adalah mencari mati termasuk Devano bahkan tante dan om nya yang lain saja takut apalagi mereka. Ada beberapa orang yang harus mereka jauhi untuk mencari aman Yaitu, Devano, Arkam dan Rendra tidak ada yang berani mencari gara gara dengan mereka termasuk orang tua mereka sendiri karena kemarahan ketiganya akan sangat mengerikan jika dilihat.

Setelahnya hanya tinggal Devano, Raffael, Rendra, Arkam, stella dan Silviana yang masih bertahan. Mereka sibuk dengan pikiran masing masing.

"Kenapa papa nggak bilang kalau adek masih hidup?" tanya Stella pada entah siapa pun didepan nya.

"Kalian tahu?" tanya Silviana.

"Nggak" jawab mereka kompak.

"Huh!.. Kita bicarakan besok dengan yang lain sekarang kalian juga harus istirahat" kata Rendra dan mendapatkan anggukan dari mereka.

"Kenapa?" lirih Arkam pada dirinya. Adik yang sudah dia tunggu kedatangan nya namun sayang saat akan mengunjungi nya adiknya dinyatakan meninggal oleh para dokter dan bidan yang menanganinya. Sebenarnya dia tidak percaya karena saat Ibunya, Renata mengandung tidak ada gejala cacat atau apapun dengan kandungannya tapi kenapa harus dinyatakan meninggal? Itulah yang ia pertanyakan. Namun sekali lagi mungkin ini kehendak Tuhan dan mau tidak mau dia harus menerimanya dengan lapang dada.

Namun saat mengetahui bahwa adiknya masih hidup rasanya ia sangat bahagia, karena kehilangan adiknya dulu membuat dirinya menjadi orang yang berbeda lebih dingin dan tidak tersentuh itu semua karena dia kehilangan adiknya bahkan dia bersikap dingin pada ayahnya sendiri.

"Tapi kenapa papa merahasiakan nya?" itulah pertanyaan yang setia menari di dalam benaknya, yang akan ditanyakan saat ayahnya kembali dari perjalanan bisnis nya di london.

🍁🍁🍁

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, perempuan muda itu kini sudah siap dengan segala kebutuhan nya yang akan dia bawa Pagi sekali bukan? Karena dia tidak tahu pasti kapan papanya akan menjemput nya, dia hanya tau hari ini dia sudah tidak tinggal lagi dirumahnya.

Bicara soal rumah, rumah ini adalah rumah yang penuh dengan kenangan nya bersama teman temannya, sejak kecil dia sudah di asuh oleh seorang perempuan muda bernama Jena dan Tiffany memanggil nya dengan sebutan Kejen biar mudah pikirannya. jena adalah seorang perempuan berusia 19 tahun, Jena mengasuhnya sejak ia masih bayi. Kenapa dia mau saja mengasuh bayi kecil sepertinya? Karena dia lah tulang punggung keluarga nya ayahnya sudah lama meninggal dan tinggal ia, ibu serta adik adiknya lah yang tinggal bersamanya itu sebabnya dia mau saja mengasuh bayi agar mendapat uang apalagi pendidikan yang hanya Tamatan SMA membuatnya kadang susah mendapatkan pekerjaan.

La Vida [Completed✅]Onde histórias criam vida. Descubra agora