29. Hinaan

811 69 0
                                    

Happy Reading!!

***

Varro merasa tidak tenang sedari pagi, lebih tepatnya saat dia disuruh meninggalkan rumah sakit dan harus ke sekolah. Perasaan nya tidak tenang meninggalkan Tiffany, tidak seperti sebelum sebelum nya dia, Rendra dan Varid akan menemani Tiffany saat sakit. 

"Heh! Lo dari tadi diem aja tumben, biasanya heboh bareng si Dion" kata Reyhan yang bingung melihat tingkah Varro sekarang.

"Apaan bawa bawa gue! Gue kalem kok orangnya heheheh" kata Dion dengn cengiran khasnya.

"Iya kalem. Kalem kalem bangsat!" ujar Teresa membuat mereka semua yang ada di meja tertawa kecuali Varro dan joshua. Dan beberapa orang lagi.

"Eh! Hari ini pembinaan nggak?" tanya Helena pada Farrel tanpa mempedulikan yang lain, Farrel yang ditanya pun mengangkat kepalanya melirik kearah Helena yang melihatnya sekarang.

"Iya" jawab Farrel acuh dan memilih kembali melihat makanan di depannya. Helena yang melihat itu merasa kecewa dengan tingkah Farrel yang acuh tak acuh padanya, mereka yang berada dimeja itu memandang kasihan kearah Helena yang di acuhkan oleh Farrel.

Bukan menjadi rahasia umum lagi kalau Helena menyukai Farrel hanya saja Farrel orang yang dingin dan tak peduli sekitar nya sama dengan sang adik, Raka jadi sulit untuk merebut hati kakak beradik itu.

"Eh! Tumben gue nggak liat si anak baru!" seru Dion sambil memperhatikan meja yang berisi anak IPS 5 minus Tiffany. karena biasanya Mereka akan lengkap, Danu, Sebastian, Kanaya, Eric, vian dan Alvin.

"Gak tau, bolos kali!" jawab meira.

"Ck! Dasar baru masuk  udah ngelunjak, gue liat dia berantem sama kakak kelasnya kemaren, cowok lagi" ujar Teresa semangat.

"Hah? Sama cowok? Ngapain dia?" tanya Jesica yang penasaran.

"Kurang tau gue! Tuh cewek emng suka buat masalah, sama guru juga!" jawab Teresa.

"Tuh cewek sukanya buat onar mulu! Nggak sama kakak kelas, seangkatan nggak sama seangkatan, sama adik kelas bahkan sama guru! Gila sih!" jawab Satria yang mulai ikut ikutan.

"Tapi gue liat dia kayak anak baik baik" kata Fanesa polos.

"Anak baik baik apanya! Suka buat masalah gitu apalagi sama guru!" ujar meira.

"Dia juga lebih suka bergaul sama cowok"

"Ah masa?"

"Iya! Kemaren gue liat dia ada di kantin samping sekolah. Tempat kempulan anak anak berandalan"

"Pulang sekolah kemaren gue liat juga, dia sama cowok beda lagi!"

"Mungkin di luar sana dia biasa ngejual diri! Itu sebabnya dia deket sama cowok yang berbeda beda!" ujar Reyhan tanpa sadar mengundang emosi seseorang yang sudah sedari tadi sabar mendengarkan mereka berbicara.

BRAK!!

Cukup.

Varro tak bisa diam lagi jika mereka sudah mengatai Tiffany yang tidak tidak seperti ini apalagi didepan Varro sendiri, Dia Berdiri menggebrak meja dan langsung menarik kerah kemeja Reyhan.

Melihat Varro menggebrak meja dan menarik kerah kemeja Reyhan membuat orang orang yang ada disana terkejut tak terkecuali teman temannya sendiri.

Bugh!

Varro langsung  memukul Reyhan tanpa peduli teriakan histeris orang orang disana.  "KALO PUNYA MULUT DIJAGA BANGSAT! NGGAK USAH NGOMONG YANG ENGGAK ENGGAK SOAL TIFFANY! KARNA LO NGGAK TAU APA APA TENTANG DIA!" bentak Varro didepan wajah Reyhan. Reyhan yang mendapat pukulan serta bentakan itu bingung dan tidak terima.

Bugh!

Reyhan membalas Pukulan dari Varro. "Apa dia juga ngejual diri ke elo! Sampe lo bisa bisanya pukul teman lo sendiri? Anjing!" umpat Reyhan dengan penuh emosi.

"Sialan lo bangsat! Udah gue bilang lo gak tau apa apa tentang Tiffany! Jadi lo diem! Dan lo semua! Bisa nggak kalian nggak ngehina dulu orang sebelum tau bagaimana orang itu! Jangan asal nge-judge orang!" bentak Varro kearah teman teman nya yang lain, membuat teman temanya bingung.

"Lo apa apaan sih?! Lebih milih orang lain dari pada teman lo sendiri!" ujar Teresa tak suka.

"Bahkan Tiffany lebih berharga buat gue dari pada kalian!" tekan Varro membuat teman temannya memandang tak percaya.

"Rea kenapa?" mereka semua mengalihkan pandangan nya kearah Ezra yang baru saja datang, mendengar nama Tiffany membuat Ezra berinisiatif mendekat, apalagi Varro adalah orang yang dekat dengan Tiffany.

Varro menghembuskan nafas sebelum menjawab. "Rea masuk rumah sakit" ucap Varro pelan namun masih bisa didengar oleh Ezra.

"Kenapa bisa?! Lo apain rea hah?!" tanya Ezra marah Dan langsung manarik kerah seragam Varro.

"Tenang dulu zra! Rea masuk rumah sakit karena salah makan" jawa Varro membuat Ezra kaget.

"Gimana bisa?!" tanya Ezra lagi kesal. 

"Gue juga gak tau. Pulang sekolah gue mau ke rumah sakit, lo ikut?" tanya Varro yang sudah mulai meredam emosinya.

"Sekarang aja!" ucap Ezra langsung.

"Jangan, nanti rea marah kalo kita dateng pas jam sekolah" ujar Varro, karena Tiffany paling tidak suka jika seseorang meninggalkan hal pentingnya hanya untuk dirinya, dia tidak mau membebankan orang lain.

"Yaudah! Nanti kesana, bareng!" kata Ezr, Varro hanya menjawab dengan anggukan. Ezra langsung pergi dari sana setelah varro menyetujui ucapan nya.

Mereka semua yang melihat interaksi antara Ezra dan Varro pun bingung, sejak kapan mereka dekat? Bahkan mereka terlihat seperti orang yang tidak mengenal satu sama lain.

"Varro! Pembinaan? Lo harus ikut!" kata Melvin menahan Varro.

"Udah gue bilang! Tiffany lebih penting dari segalanya!" Tekan Varro menatap tajam teman temannya.

Varro berbalik dan melihat kearah Reyhan.  "Lain kali jaga ucapan! Kalo gue denger lo ngehina Tiffany lagi, gue gak yakin lo masih hidup besoknya. Untung baru gue yang denger, kalo temen temen Tiffany yang lain denger bisa berakhir dirumah sakit lo!" ujar Varro datar dan langsung pergi dari sana.

"Varro sama Tiffany ada hubungan apa ya? Terus tadi kok dia deket banget sama Ezra? Terus Rea itu siapa?" tanya Meira bingung. Tidak hanya meira tapi semua yang ada disana bingung dengan yang terjadi barusan.

Tidak biasanya varro kelepasan sampai memukul orang apalagi temannya sendiri, diantara mereka Varro lah yang paling bisa mengendalikan emosinya. Tapi sekarang melihat Varro yang memukul orang apalagi temannya sendiri membuat teman teman nya terkejut.

🍁🍁🍁

Pulang sekolah Ezra dan Varro langsung pergi ke rumah sakit dimana Tiffany dirawat,  mereka mengedari mobilnya masing masing dengan Varro sebagai penunjukan jalan dan Ezra yang mengikuti nya dari belakang. 

Varro tidak peduli dengan pembinaan nya dan teman teman nya karena yang paling penting sekarang hanya Tiffany. Setibanya di rumah sakit keduanya langsung berjalan terburu buru untuk sampai ke ruangan Tiffany, varro yang sudah tidak tahan karena rasa khawatir yang memenuhi rongga dadanya begitupun Ezra.

Tiba di depan pintu keduanya langsung masuk bersamaan sehingga mangakibatkan  dentuman pintu yang terdengar keras.

Brak!!

🍁🍁🍁

TBC....

Jangan lupa votr and comment!!
🌻🍃🍁

La Vida [Completed✅]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant