43. Yang Mengharapkan keberadaan.

699 75 0
                                    

Happy Reading!!

Hidup buat orang yang mengharapkan lo ada, bukan orang yang bahkan nggak suka liat lo senyum. Walau lo harus nelan pil pahit kehidupan tapi inilah hidup, pahit pahit manis.

Pahit diawal manis diakhir.

🍁🍁🍁

Saat melangkah Memasuki rumah besar itu Tiffany langsung disuguhi tatapan khawatir dari orang orang didepan nya membuat nta bingung terutama Rendra dan Arkan.

"Kalian kenapa?" pertanyaan polos itu meluncur dari mulut Tiffany saat sudah berdiri didepan mereka. Membuat mereka semua terkejut.

"Kamu dari mana aja fan? Abang khawatir!" ucap Arkan dan langsung memeluk Tiffany dengan erat sambil sesekali mencium puncak kepala sang adik.

"Keluar bentar" jawab Tiffany.

"Kemana sih? Bukannya kamu masih sakit?" ujar Rendra sambil memeluk Tiffany saat Arkam sudah melepaskan pelukannya.

"Kamu darimana?" tanya Arnold lembut pada Tiffany.

"Keluar. Ketemu temen" jawab Tiffany pelan sambil menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"kamu kalau keluar bilang bilang dong! Biar gak bikin orang khawatir! Ngerepotin orang aja bisanya!" sentak Hanna membuat Tiffany kaget dan langsung mengangkat kepalanya.

"Saya nggak bermaksud buat kalian khawatir! Kalo anda khawatir itu urusan anda! Saya tidak minta untuk dikhawatirkan!" balas Tiffany tegas.

"Ck! Ngerepotin orang aja kamu dasar pembuat Onar! Semenjak ada kamu semuanya udah beda! Gara gara kamu rumah jadi gak tenang!" balas Hanna tak mau kalah.

Sebelum Tiffany membalas Arnold langsung menarik Tiffany dalam pelukannya dan menyuruhnya untuk tenang.

"Kalo tante gak suka sama Tiffany gak usah bilang kayak gitu! Tante sama aja nuduh Tiffany sebagai pembuat onar! " bentak Arkam yang emosi pada tantenya karena sudah membentak Tiffany.

"Tante kamu benar. Dia memang pembuat Onar Arkam!" balas Hardi dingin.

"Seharusnya kamu gak disini!" timpal Renata membuat hati Tiffany semakin sakit dan membuat orang disekitarnya memandang tidak percaya kearah Renata begitupun para Maid yang mencuri dengar di rumah itu.

"Renata!" bentak Arnold yang sudah tidak tahan dengan kelakuan istri nya itu. Tidak mau mendengar hal yang lebih buruk lagi tentang nya Tiffany langsung berlari kearah kamar nya dan ikuti oleh Arkam dibelakang nya. Melihat itu yang lain hanya mempu terdiam.

Mario yang tak ingin ada kekacauan lain pun langsung menarik Hanna untuk pergi dari sana begitupun dengan Arnold dan Renata, sedangkan yang lain kembali kekamar masing masing karena perintah dari Devano, mereka yang masih syok dan tidak berani membantah Devano pun pergi ke kamar masing masing Tanpa bantahan.

Sedangkan Arkam dan Rendra yang mengejar Tiffany terkejut saat melihat Tiffany dengan brutal memukul tembok di kamar nya karena kemarahan yang sudah tidak bisa terbendung lagi, Tidak ada air mata hanya raut merah padam yang terlihat.

"Jangan lukain diri kamu sendiri Tiffany!" sentak Arkam dan langsung menarik Tiffany kedalam pelukan nya, Tiffany memberontak dalam pelukan Arkam sehingga membuat Arkam lebih erat memeluknya.

"Tolong tenang Tiffany. Abang gak suka liat kamu kayak gini " ucap Arkam lirih membuat Rontaan Tiffany perlahan memelan dan luruh seketika. Arkam pun sigap membawa Tiffany keatas tempat tidurnya.

"Minum dulu" ujar Rendra sambil memberikan segelas Air pada Tiffany.

"Apa gue beneran anak yang gak diinginkan ya?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil terkekeh pelan.

La Vida [Completed✅]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora