49. Pelukan

686 75 7
                                    

Happy Reading!!!

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi tapi seorang anak manusia masih saja duduk dan berkutat dengan pikiran nya di sebuah taman.

Siapa lagi kalau bukan Tiffany. Perempuan itu masih terjaga walau malam kian larut karena Insomnia nya yang kembali kambuh, Insomnia akut yang kian parah disetiap harinya. Dia tidak boleh egois dengan terus meminum obat tidur karena itu akan menimbulkan efek samping dikedepannya.

Dia bisa saja minta tidur dengan abang nya tapi mungkin sekarang abangnya juga sedang tidur dan dia tidak mungkin membangunkannya, Di pangkuannya ada sebuah laptop yang sudah mati setelah dia  pakai untuk membunuh rasa Bosannya.

Tiffany POV

Aku sekarang sedang duduk di taman Mansion, taman yang sering aku masukin di malam hari saat insomnia akut ini kembali melanda.

Oh.. Tidak ada yang suka tidur nya diganggu Okay! Akibat Jonathan yang membuat kegaduhan tadi dan mengakibatkan aku tersentak dari tidur ku itu sebabnya aku tidak bisa lagi kembali tidur. Entah kenapa mata ku sangat sulit diajak kompromi.

Sudah hampir jam tiga tapi tidak ada tanda tanda mata ku ini ingin tertutup, sudah hampir 3 jam lebih aku memainkan laptop ku tapi tidak ada rasa lelah sedikit pun yang melanda mataku.

Sangat buruk.

Tunggu dulu.

Sepertinya ada sesuatu yang bergerak mendekat, Aku harus waspada sekarang karena aku belum tahu siapa yang datang mendekat itu.

"Tiffany?" panggilan itu membuat ku langsung menoleh dan aku lihat papaku sedang berdiri tepat disamping kursi taman yang ku duduki  tapi dia berada dua langkah dibelakang ku.

"Ah.. Papa. Kenapa papa kesini?" tanya ku saat papa sudah duduk disamping ku.

"Harusnya papa yang tanya ngapain kamu disini? Ini kan udah malam, malam banget lagi"

"Heheheh.. Nggak bisa tidur pa"

"Nggak bisa tidur? Kamu kenapa?" pertanyaan itu membuat ku terdiam, apa aku harus jujur?

"Fan... Papa harap kamu gak nutupin apapun dari papa karena papa mau kamu terbuka sama papa, tolong kasih papa kesempatan buat deket sama kamu dan tau semua hal yang berkaitan dengan kamu nak" ucapan papa sekali lagi membuat ku terdiam.

"Cukup beberapa. Tidak perlu semua" batin ku menguatkan.

"Aku Punya Insomnia Akut pa, jadi gak bisa tidur" balas ku membuat papa terdiam sambil melihat ku dengan pandangan yang tak bisa ku artikan.

"Sering?"

"Pas SMP sih jarang tapi masuk SMA ini sering banget dan nambah parah" jawab ku.

"Maafin papa"

"Lah.. Kok papa merasa bersalah sih" ucap ku saat melihat papa menundukkan kepalanya membuat hati ku terasa sakit melihat nya.

"Maafin papa baru bisa jemput kamu sekarang Fan.. Papa sangat merasa bersalah atas itu semua dan untuk apa yang kamu alami dan rasakan itu semua karena papa. Papa Sangat sangat minta maaf sayang" setelah mengatakan itu papa langsung memelukku dengan erat seakan takut jika dia melonggarkan pelukan nya aku akan pergi.

"Ih! Papa gak usah merasa bersalah gitu, Rea nggak nyalahin papa atas apa yang rea rasain. Tolong papa gak usah merasa bersalah nanti Rea juga merasa bersalah liat papa sedih gara gara Rea. Jadi papa jangan sedih ya, Rea gak suka liatnya!" ucap ku sedikit menggerutu dengan wajah kesal sambil menangkup wajah papa saat aku sudah bisa melepas pelukan nya.

"Rea gak suka liat papa sedih karena rea! Itu sama aja papa udah buat rea gagal jadi anak papa yang gak bisa bikin papa selalu senyum. Papa jangan sedih nanti Rea juga ikut sedih loh" ujarku sambil menghapus air mata yang meluruh dari sudut matanya lalu mengecup kedua pipi papa, matanya dan yang terakhir keningnya setelah itu tangan ku langsung turun di kedua sudut bibirnya dan menarik secara bersamaan membuat kedua sudut bibir itu membentuk sebuah senyuman yang membuat ku ikut tersenyum.

"Papa sayang kamu dan kamu gak perlu berusaha bikin papa senyum karena kalau kamu ada disamping papa dan berjanji gak
akan pergi papa akan selalu bahagia dan tetap tersenyum" ucapnya dan langsung menarik aku kedalam pelukan hangat nya yang selalu aku suka, dimana aku selalu bisa merasakan Ketenangan dan kedamaian didalam dekapannya.

Setelah kejadian tadi papa mengajakku masuk dan menawarkan diri untuk tidur bersama ku setelah aku menceritakan kalau saat insomnia ku kambuh seperti sekarang, pasti Bang Rendra akan menawarkan diri untuk tidur dengan ku karena saat aku tidur dengan seseorang yang sudah ku anggap memiliki kenyamanan yang aku butuhkan aku pasti akan bisa tertidur dengan cepat itu sebabnya papa menawarkan dirinya untuk tidur dengan ku.

POV End.

  🍁🍁🍁

Sedangkan ditempat lain, di sebuah rumah besar nan megah terdapat sebuah keluarga yang masih berkumpul walau jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Terlihat mereka dibangunkan secara paksa oleh tetua rumah itu karena beberapa dari mereka menggerutu akibat dibangunkan saat tertidur nyenyak.

"Opa kenapa bangunin kita sih?! Ini masih larut loh!" gerutu salah seorang dari mereka.

"Opa gak bisa diam aja sekarang! Orang orang kita menghilang tanpa jejak. Dan kalian? Masih berpikir untuk tidur nyenyak?!" bentak Orang yang dipanggil Opa tadi membuat mereka semua langsung duduk tegap.

"Bagaimana mungkin pa!?" ucap anak pertama dari Orang yang dipanggil Opa tadi dengan nada panik bercampur penasaran. 

"Opa juga bingung. Apa mungkin dia sudah mengetahui kalau kita sudah mulai bergerak?"

"Kita harus hati hati kalau begitu. Dan kamu Tian, satria! Mulai bergerak kita harus melakukannya dengan cepat. Opa takut mereka kembali menyadari hal hal disekitar mereka" ucapnya pada salah Cucu Cucunya

"Mereka harus hancur sama seperti mereka menghancurkan kita dulu" ucap anaknya yang lain sambil mengepalkan tanganya erat begitu pun pemikiran anak dan cucunya.

"Hardi kamu harus hancur!" batin Opa itu sambil tersenyum sinis.

  🍁🍁🍁

Hari  Tiffany berjalan seperti biasa walau umpatan umpatan pedas selalu mengiringi jalannya tapi Tiffany masa bodo dengan itu semua, toh dia tidak makan uang mereka dan Tiffany masih bisa hidup sampai sekarang karena dirinya terlalu masa bodo dengan urusan dan kelakuan orang lain walau itu menyinggung dirinya.

Sepulang sekolah Tiffany meminta ijin kepada Arnold untuk pulang sedikit telat karena beberapa urusan, seperti menghabiskan waktu bersama teman teman nya tidak hanya yang di bandung tapi teman sekelas nya juga, Latihan Band dan terakhir dia harus menemui Papa Ed nya karena beliau memintanya mampir kerumah nya untuk mengajak makan malam.

Sebab sudah seminggu Edward tidak ada di jakarta karena urusan yang membuat nya harus pergi ke luar kota selama Seminggu.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 Malam dan Tiffany pamit untuk pulang karena dia tidak ingin mendapatkan cercaan lagi dari keluarga nya walau ia benar sekali pun tidak akan ada yang mau mendengarkan nya kecuali papa abang abang nya dan tante tante nya.

Tapi sayang ditengah perjalanan ia dihadang oleh beberapa orang yang mengenakan pakaian serba hitam dan sebuah masker membuat Tiffany sama sekali Tiffany tidak bisa mengenali nya.

  🍁🍁🍁

T
B
C
......

Jangan lupa Vote and comment!!!
See you!

La Vida [Completed✅]Where stories live. Discover now