52. Penculikan

685 68 4
                                    


Takdir Mulai Bermain.
Tidak ada kebahagian yang utuh dan kesedihan yang berkelanjutan. Semuanya butuh kata 'Istirahat'. Itulah Hidup.


🍁🍁🍁

Happy Reading!!

Sudah sebulan setelah kejadian itu dimana Tiffany menumpahkan semua kelu kesa nya kepada keluarga nya dan hubungan satu antara yang lainnya berubah menjadi dingin.

Tidak ada sapaan, tidak ada senyum dan tidak ada lagi tawa yang menggema karena orang orang di kediaman itu akan sengaja pulang terlambat hanya untuk menjauhkan dirinya dari pertanyaan pertanyaan yang menurut mereka sangat tidak perlu untuk dijawab. Bahkan hubungan Arnold dan Tiffany pun merenggang karena kejadian itu.

Begitupun hubungan Tiffany dengan saudara saudara nya semakin renggang, tidak ada yang ingin memulai pembicaraan atau pun saling menyapa, Mansion Martadinata seakan mati sunyi.

Dan selama Sebulan itu Tiffany juga lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman temannya, Ezra yang awalnya tau hanya diam saat ketiga teman nya yang lain, Denis, Fabian dan Brian menanyakan sifat Tiffany yang sering menyendiri. Dia tidak berani membuka suara untuk itu karena dia tahu seterbuka Tiffany pasti ada hal yang akan dia sembunyi kan untuk kebaikan nya dan orang orang disekitar nya. Dan Setelah semua olimpiade, kegiatan lainnya yang mereka ikuti Denis dan yang lain kembali ke bandung.

Tidak hanya dengan temannya yang di bandung tetapi yang ada di jakarta juga, Bersama Alvian dan yang lainnya, setiap harinya pasti Tiffany menyempatkan waktu bersama mereka.  Bahkan Tiffany sangat dekat dengan Sebastian perhatian dari Sebastian serta hal hal kecil yang dilakukan nya untuk Tiffany membuat mereka tanpa sadar semakin dekat, entah kenapa mereka sering menghabiskan waktu bersama tanpa tau semua itu memiliki tujuan dibaliknya.

Seperti sekarang mereka hanya menghabiskan waktu berdua di Cafe tanpa teman temannya yang lain ketahui.

"Jadi lo masih ikut balapan?" tanya Sebastian setelah pelayan mengantarkan pesanan mereka.

"Iya" jawab Tiffany seperlunya.

"Keluarga lo gak ngelarang gitu? Kan ini taruhan nya nyawa Fan"

"Nggak tuh biasa aja, terus lo sendiri? Nggak ada yang ngelarang?" tanya Tiffany balik karena Sebastian juga sama seperti nya, suka dengan Dunia malam yang satu itu.

"Nggak ada! Walaupun ada pasti gue juga bakalan menentang, gue gak suka diataur" jawabnya membuat Tiffany mengangguk mengerti.

Lama mereka berbincang sampai tiba tiba Jordi datang dan menarik Tiffany keluar dari Cafe itu membuat pengunjung yang lain ikut melihat kearah mereka.

"Lo apa apaan sih?!" kesal Tiffany saat Jordi masih saja memegang tangannya.

"Lo ikut gue!" ucapnya dan langsung menarik Tiffany masuk ke mobilnya membuat Sebastian yang sedari tadi terlihat panik langsung tenang saat Mobil Jordi menghilang dari pandangan nya.

Dengan santai nya dia mengeluarkan Handphone nya dan menghubungi seseorang. "Hallo. Opa mereka udah pergi, sekarang waktunya kalian bertindak" ucapnya pada seseorang diseberang telepon.

"Waktunya bermain Martadinata" lirihnya.

Sebastian yang tak mau ambil pusing langsung pergi dari sana dengan Mobilnya karena tadi Tiffany datang bersamanya menggunakan mobil Sebastian.

  🍁🍁🍁

"Arsen lo kenapa sih diem aja? Dari tadi gue ajak bicara juga!" kesal perempuan yang duduk di sebelah Arsen.

La Vida [Completed✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang