39. Semangat baru

694 68 0
                                    

All told me about Struggle. Everything tells about the incident. Where I struggled and told every incident that I experienced in the world.

-When I was just a little part of the world-

🍁🍁🍁

Happy Reading!!
🍁🌻🍃

"Jadi?" tanya salah satu dari kedua orang dewasa disepannya sekarang.

"Jadi?" Tiffany mengulang ucapan orang tadi.

"Jadi apa Afrea Tiffany?" tanya yang lain.

"Aduh.. Gimana ya mulainya?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ekhem... Jadi gini" lanjutnya memulai pembicaraan mereka.

"Papa Arnold, ini papa Edward teman papa" ujar Tiffany kepada Arnold didepan nya. Ya orang yang ada di depan Tiffany seorang adalah Arnold, papanya.

"Iya papa tau. Kenapa panggil Edward dengan sebutan papa?" tanya Arnold bingung.

"Jadi papa Edward itu, papa tiffany juga. Orang yang udah nganggep Tiffany anaknya waktu di bandung dulu, sampai sekarang. Gitu!" ujarnya menatap Edward teman Arnold yang sekarang berada di rumah Edward. Rumah yang Tiffany datangi itu adalah rumah Edward yang ada di Jakarta.

"Jadi yang selama ini kamu ceritain Tiffany anak ku?" tanya Arnold kearah Edward dan dijawab anggukan dari sang Empu.

"Terus apa aku boleh nganggap Tiffany anak sendiri?" tanya Edward kearah Arnold, Tiffany juga langsung menatap sang ayah saat Edward menanyakan itu. 

"Boleh kok! Kan aku udah pernah bilang sama kamu, Anak ku anak mu juga! Apalagi kamu yang ngurus Tiffany selama dia tinggal di Bandung beberapa tahun terakhir ini" ucap Arnold tersenyum.

"Dan Terimakasih udah mau ngurus Tiffany, aku sangat berterima kasih Edward" lanjut Arnold tulus sambil merangkul Tiffany dari samping.

"Nggak usah berterima kasih toh aku juga gak tau kalau sebenarnya Tiffany itu anak kamu Arnold" balas Edward tersenyum hangat.

"Kita kesamping kan dulu itu" Kata Edward yang mulai menegakkan tubuhnya membuat Arnold dan Tiffany bingung.

"Rea bisa jelaskan itu wajah kamu kenapa?" lanjut Edward membuat Arnold mengerti dan mulai menatap Tiffany penuh intimidasi. Sedangkan yang ditanya memalingkan wajah sambil menunduk.

'Mampus gue!' batinnya.

"Pa! Kenapa papa pulang cepet bukannya biasanya pulang malam?" tanya Tiffany mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Nggak usah alihin pembicaraan Tiffany. Cerita sekarang!" ucap Arnold melihat gelagat Tiffany yang ingin mengalihkan pembicaraan.

"Hem.. Yaudah deh! Jadi gini..."

Setelah menceritakan semuanya kepada kedua Papanya, Tiffany sempat mendapatkan semprotan pedas dari keduanya. Walaupun begitu tapi Tiffany tidak sampai mendapatkan bentakan dan sejenisnya hanya teguran biasa yang masih bisa ia terima, karena keduanya tahu sebadung badungnya Tiffany dia tidak suka dibentak apalagi oleh orang yang dia sayang.

Setelah itu Tiffany dan Arnold pamit pulang karena matahari sudah mulai tenggelam di peraduan, Edward sempat menawarkan untuk makan malam bersama tapi Tiffany menolak dengan halus begitupun Arnold.

Tiffany pulang dengan mobil yang dibawa Arnold dan meninggalkan motornya di rumah sang papa, Edward Viandra. Nama lengkap papanya anak dari kedarga Viandra. Ternyata Arnold dan Edward sudah berteman sejak mereka masih SMA, itu sebabnya mereka sangat dekat. Berkuliah ditempat yang sama dan sama sama melanjutkan udahan keluarga.

Saat menghabiskan waktu bersama tadi, mereka bertiga menceritakan semuanya yang berkaitan dengan ketiganya, tapi ada beberapa yang tidak Tiffany ceritakan kepada mereka berdua. Terlalu susah hanya untuk membagi suatu hal yang menurut nya tidak perlu padahal sebenarnya sangat sangat perlu untuk dibagi.

"Kamu udah kenal semua sama keluarga Papa Ed?" tanya Arnold, sekarang mereka sudah berada di dalam mobil untuk sampai ke kediaman Martadinata.

"Udah kok. Keluarga papa Ed baik, di keluarga nya juga ada yang seumuran sama aku jadi bisa mudah deket. Papa Ed juga cerita tentang istri nya yang meninggal waktu melahirkan anak mereka dan anak nya ikut meninggal juga. Aku sedih denger nya." jawab Tiffany semangat tapi saat mengucapkan kalimat terakhir dadanya terasa sesak. Dan Kenapa Tiffany menyebut nama Edward dengan sebutan Papa Ed? Karena tadi saat Tiffany menyebut kata 'Papa' Arnold dan Edwar langsung menoleh padahal Tiffany hanya memanggil salah satu dari mereka. Itu sebabnya Tiffany menyebut nama mereka dengan tambahan 'Papa Ed atau Papa Ar' karena jika harus nama panjang keduanya, menurut Tiffany akan panjang Jadi hanya 2 kata didepan saja dari nama mereka.

"Papa seneng kamu dekat sama Papa Ed mu, dia orang yang baik. Teman papa dari dulu, keluarga kita masih ada hubungan" cerita Arnold.

"Hubungan apa?" tanya Tiffany.

"Teman nya Opa kamu itu Opanya Papa Ed dan kamu tau nggak kalau tante Ayyana itu saudara nya Papa Ed"

"Hah? Bener? Pantes rada mirip"

"Iya! Tante Ayyana itu adiknya Papa Ed kamu, Orang tua papa Ed kan tiga bersaudara. Yang pertama Edward sendiri, yang kedua Ayyana dan yang terakhir Friska ibunya Kenzo sama Kenzi" ujar Arnold menceritakan tentang hubungan antara keluarga nya dan keluarga Viandra.

"Wah.. Aku baru tau loh! Yang aku tau tu memang tiga bersaudara tapi yang kedua gak pernah liat kalau aku main ke rumah mereka, ternyata tante Ayyana." gumamnya pelan dan masih didengar oleh Arnold.

"Pa! Tolong rahasiain ini ya?" ucap Tiffany tiba tiba.

"Kenapa?" tanya Arnold bingung.

"Em.. Aku gak mau aja orang lain tau kalau papa ku itu Papa sama papa Ed. Kan papa tau sendiri dari dulu identitas ku nggak ada yang tahu. Jangan lupa tentang perjanjian kita pa!"

"Hm.. Yaudah deh. Papa rahasiakan"

"Nah udah sampai" ujar Arnold melihat kedepan dimana Mansion Martadinata sudah terlihat.

"Pa" panggil Tiffany pelan.

"Ya?" tanya Arnold.

"Papa beneran gak malu punya anak kayak aku?" tanya Tiffany tiba tiba membuat Arnold terkejut.

"Maksud kamu?" tanya Arnold balik.

"Ya.. Aku suka berantem, buat masalah, banyak yang ngeluh juga tentang aku. Intinya aku bukan orang yang baik" ujarnya lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Hei liat papa" ucap Arnold mengusap pelan kepala Tiffany dan mengangkat nya untuk menatap kearah dirinya.

"Kamu anak yang baik sayang, kamu memang suka berantem tapi kamu juga selalu bisa imbangi sama kegiatan yang lain, jangan pikir papa nggak tau tentang prestasi kamu. Papa tau kok. Papa tau kamu, mereka bicara begitu karena mereka belum kenal sama kamu, papa yakin kalau mereka udah kenal kamu mereka akan berpikir positif. Dan papa tau setiap hal yang kamu lakukan itu pasti punya alasan dibaliknya" Ucap Arnold panjang lebar membuat Tiffany terdiam didepan nya, ada tatapan haru melihat papanya sangat mengerti tentang dirinya sekarang.

"Kamu anak yang baik tapi kamu memang nggak mau mengakuinya Fan" lanjut Arnold dan langsung menarik Tiffany kedalam pelukan nya.

Tiffany menangis didalam pelukan Arnold, sebenarnya Tiffany bukan tipikal perempuan yang cengeng hanya saja dia tidak mampu menahan emosi nya didepan papa nya sekarang, terlalu sulit berpura pura tegar didepan orang yang kita sayang.

Apalagi dengan pernyataan Arnold yang mengetahui tentang dirinya, rasa benci yang dulu tersimpan rapi untuk papanya seakan  menghilang dari tempat nya. Digantikan dengan rasa cinta yang besar untuk sang papa. 

🍁🍁🍁

TBC....
Jangan lupa vote and comment!!

🌻🍁🍃

La Vida [Completed✅]Where stories live. Discover now