40. Permainan Dimulai.

738 75 12
                                    

Happy Reading!!
🍁🍃🌻


"Kalian udah pulang? Kok bisa barengan?" pertanyaan itu terdengar saat Arnold dan Tiffany melamgkah memasuki ruang keluarga dimana keluarga mereka berada.

"Ketemu diluar" jawab Arnold singkat dan langsung mengambil tempat di sofa disamping Renata.

"Tiffany kamu kenapa?" tanya Allana kaget melihat wajah Tiffany.

"Gak papa kok tante" ujar Tiffany sambil tersenyum.

"Gak papa gimana itu wajah kamu lebam loh dek" timpal Silvia.

"Udah biasa kak jadi santai aja" ujar Tiffany dengan senyum tenang nya, menandakan kalau dia baik baik saja. Sedangkan keluarga nya merasa bingung dengan kata 'Udah Biasa' yang keluar dari mulut Tiffany.

"Muka kamu kenapa?" tanya Rendra saat Tiffany duduk disebelah nya.

"Kayaknya yang gak tau gue aja" ucap nya acuh tak acuh dan langsung bergelayut di lengan Rendra.

"Yang tadi ya? Gila! Parah banget lo Fan! sampe ngeri gue liat nya" celoteh Jonathan dengan semangat.

"Setuju gue! Gila lo, takut banget gue liat lo kayak tadi. Emosi nya gak kebendung" celetuk Joshua melihat Tiffany, Tiffany yang dibicarakan hanya diam malas untuk menimpali.

"Emang tadi dia berantem sama siapa?" tanya Rafael penasaran.

"Sama kakak kelas, mana cowok lagi"

"Cowok? Lah abang kira Cewek. Pantes wajahnya luka kayak gitu, ternyata bukan cakar cakaran" kata Rafael mengangguk anggukan kepalanya.

"Tunggu? Kamu berantem sama Cowok Fan?" tanya Devano kaget.

"Iya lah! Kalo bukan sama cowok mukanya gak mungkin gitu, saling jotos loh! Seru tapi ngeri" jelas bukan Tiffany yang menjawab nya, yang menjawab adalah Jonathan. Sedangkan Jordi di samping nya hanya diam tak peduli tapi sebenarnya dia mengkhawatirkan tentang Tiffany, sayang gengsinya terlalu tinggi hanya untuk memperlihatkan nya.

"Kenapa bisa berantem Fan?" tanya Stella kearah adik perempuan nya.

"Masalah biasa kak"

"Masalah biasa gak mungkin sampai seperti itu Tiffany" kata Arkam membuat Tiffany terdiam.

"Emang dasarnya anak bar bar ya gitu, nyari masalah sana sini" celetuk  Hanna tiba tiba.

"Apaan sih tante?" kesal Varro saat Hanna mulai mencari masalah dengan Tiffany.

"Kenapa? Bener kan? Liat aja adik kalian Gracie sama Aurel nggak pernah buat masalah tuh, gak pernah malu maluin keluarga" ujar Hanna sambil mengelus kepala kedua putri nya.

"Bener! Adik gue cewe baik baik, gak bar bar dan tukang biang rusuh gak kayak yang sana" ujar Helen memandang sinis kearah Tiffany.

Tiffany menegakkan tubuhnya setelah menyandar ke tubuh Rendra. "Sesungguhnya orang yang memuji dirinya sendiri itu adalah orang yang miskin pujian" ujar Tiffany sambil menhayati. Jonathan dan Rafael tertawa keras mendengar ucapan Tiffany begitupun yang lainnya tapi mereka masih bisa mengontrol tawanya agar tak terdengar takut menyinggung Hanna.

"Anak anak saya nggak miskin pujian banyak yang muji mereka, nggak kaya kamu. Setiap denger nama kamu orang orang langsung takut" cibir Hanna.

"Aduh.. Ada suara tapi gak ada wujudnya, Mau bilang ada hantu tapi gak mungkin. Terus apa dong?" tanya Tiffany malas sambil melihat kearah Jonathan dan Rafael disana.

"Makhluk halus mungkin Fan" jawab Rafael dengan wajah serius yang dibuat buat.

"Emang ada makhluk Halus dirumah ini? Gak mungkin deh" timpal Tiffany tak kalah serius dengan bibir mengerucut, yang malah mengundang gemas orang orang yang melihat nya.

La Vida [Completed✅]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin