13. Sudah biasa

773 82 1
                                    

Bukannya diam adalah emas? Jadi untuk apa aku mencoba membela diri?  Jika Kenyataannya sudah membuat ku mati membisu!

🍁🍁🍁

"Kalian!!" bentak seseorang perempuan dewasa yang sedang berdiri mengamati keponakan serta anak anaknya yang masih duduk dengan tenang.

"Eh! Mama kenapa?" kata satu orang yang memanggil Mama pada perempuan tadi.

"Kalian ini! Saudara kalian datang kok nggak di sambut" ucap perempuan itu. Mereka yang ada disana saling pandang dan menghitung satu sama lain jika ada yang kurang.

"Kita lengkap kok tante, tante Allana kenapa sih? Kok aneh?" kata Stella keponakan nya.

"Tante bukan aneh, saudara kalian itu baru dateng anak anak!" ujarnya.

"Saudara yang mana sih ma? Orang kita semua ada disini" ujar Jordi Anak dari Allana.

"Anaknya om Arnold udah datang! Kalian ini! Dia juga saudara kalian, kalian nggak mau sambut?" tanya Allana berapi api melihat keponakan serta anaknya yang acuh tak acuh pada ucapannya.

"Hah!? Anak yang mana? orang Bang Arkam sama  Stella ada di sini!" ujar Raffael adik Devaon.

"Anak ketiga Om Arnold sama tante Renata! Adik dari Arkam sama Stella" ucap Allana membuat mereka semua terdiam. Mereka tahu tapi mereka tak sadar secepat ini 'anak' itu datang dan bahkan mereka baru berencana mencari tahunya.

"Beneran tante?" tanya Varro. 

"Bener lah, ayo dia udah sampai! Kalian kumpul gih di Depan sambut dia!" katanya dan langsung berlalu dari ruang keluarga khusus tempat anak anak berkumpul.

Mereka yang ada disana langsung berdiri dan berjalan kearah pintu utama Mansion Martadinata. Beberapa dari mereka langsung melihat seorang perempuan muda berdiri berdampingan bersama Om mereka, Arnold.

Si perempuan yang masih menggunakan Earphone tampak serius melihat kearah Handphone nya tanpa menyadari kehadiran mereka, keluarga nya. Mereka pun melihat interaksi antara keduanya, tampak sekali Om mereka melihat perempuan didepannya ini dengan pandangan lembut serta senyum yang tak pernah luntur di bibirnya, binar bahagia terlihat jelas dikedua matanya. Bahkan binar kebahagian itu baru mereka lihat lagi setelah sekian lama.

🍁🍁🍁

"Dosa apa gue ketemu lagi sama lo!" ucapan sinis itu terdengar  saat melihat orang didepannya sekarang, terkhusus nya orang yang berdiri disebelah kiri.

Orang orang yang berdiri didepannya hanya menatap nya bingung saat mendengar kalimat itu.

"Re...ea" lirih orang yang yang sedari tadi Tiffany beri tatapan sinisnya.

Tiffany mengangkat satu alisnya sambil terkekeh sinis. "Masih inget gue ternyata"

"Rea.. Abang mi--" sebelum menyelesaikan ucapannya Tiffany langsung memotong nya.

"Diem! Lo bukan abang gue jadi jangan panggil diri lo abang!" kata Tiffany menatap tajam orang yang berdiri didepannya itu.

"Rea! Abang minta maaf.. Abang salah, jadi abang mau minta maaf. Tolong maafin abang ree" ucap orang itu memelas.

"Ck! Lo tau gue gak pernah nerima kata maaf dan gak pernah nerima orang dua kali!" tegasnya.

"Kalian berdua udah saling kenal?" tanya Arnold penasaran saat melihat interaksi keduanya.

La Vida [Completed✅]Where stories live. Discover now