38. Konsekuensi

702 68 1
                                    

Happy Reading!!
🌻🍁🍃

Setelah menerima surat Skor dan pemanggilan orang tua Tiffany langsung pergi dari sekolah untuk pulang, bukan untuk pulang ke kediaman Martadinata tapi pulang ketempat yang lain.

Setelah memacu motornya selama 30 menit dari sekolah dia sudah sampai disebuah Mansion mewah yang tak jauh mewah dari kediaman Martadinata.

"Eh.. non Rea, Mampir non?" sapa seorang Satpam yang membukakan gerbang untuk nya.

"Ah.. Iya pak. Papa ada?" tanya Tiffany yang sudah membuka helm nya.

"Bapak bentar lagi pulang non. Itu wajah non kenapa?" ujar satpam dengan kening berkerut melihat wajah Tiffany yang penuh dengan lebam di beberapa bagian.

"Ah Pak Raden kayak nggak tau saya aja. Yaudah pak, saya duluan. Permisi" kata Tiffany dan langsung mengendarai motor nya memasuki kawasan rumah besar itu.

"Non Rea? Bibi kira siapa, itu wajah non kenapa?" ujar seorang perempuan paruh baya didepan nya sekarang saat dia sudah masuk kedalam rumah.

"Iya bi, udah lama rea gak pulang. Kangen bibi Ila" ucap Tiffany dan berjalan memeluk bibi Ila, pembantu rumah besar itu. Tiffany sangat dekat dengan bibi Ila karena sudah mengenal nya lama, sifat bibi Ila yang ramah dan baik membuat Tiffany menyukainya sehingga mereka cepat dekat.

"Bibi juga kangen non. Itu wajah non kenapa?" tanya Bi Ila khawatir.

"Cuman luka biasa bi, ntar juga sembuh" ujarnya.

"Non mau bibi masakin apa? Bentar lagi makan siang loh atau mau bibi masakin Air buat mandi?" lanjut nya.

"Ntaran aja bi.. Tunggu papa. Rea bisa sendiri kok, Sekarang rea mau ke kamar dulu capek" ujarnya dan langsung berlalu dari hadapan bibi Ila menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Kamar yang sesekali ia tempati jika pulang kerumah itu.

🍁🍁🍁

Sedangkan ditempat lain.

"Zra! Rea mana?" tanya Varro saat sudah tiba didepan Ezra yang sedang duduk bersama teman Tiffany yang lain di kantin.

"Tadi dia chat gue, dia bilang langsung pulang. Males katanya" jawab Ezra sambil memperhatikan room chat nya dengan Tiffany.

"Kenapa mereka bisa berantam tadi?" tanya Varro yang sekarang sudah duduk di bangku mereka. Ezra dan Alvin Dkk.

"Gue gak tau bang, gue sama yang lain datengnya lama" ujar Kanaya yang masih merasa syok dengan keadaan tadi.

"Terus Tiffany gak masuk ke kelas tadi?" tanya Ezra.

"Masuk sih tapi dia tiba tiba ijin ke toilet, tapi sampai bel istirahat gak masuk masuk. Kita kira dia langsung nungguin ke kantin" jawab Danu sambil memakan makanan nya.

"Gue bingung sama tu anak, akhir akhir ini rada Aneh" celetuk Sebastian.

"Aneh gimana maksudnya?" tanya Varro bingung.

"Ya aneh. Kadang dia bengong sendiri, pengen sendiri mulu abis itu kalau pulang beda sama jalur biasanya" ujar Sebastian.

"Perhatiin banget lo" cibir Vian kearah Sebastian.

"Bukan gitu, dia rada aneh akhir akhir ini gak kayak biasa. Itu sebabnya gue perhatiin terus, bukan gue aja tuh yang merhatiin tapi Eric juga" elak Sebastian.

La Vida [Completed✅]Where stories live. Discover now