Chap 6

6.7K 700 15
                                    

'Peramal-peramal itu adalah penyihir. Apakah menurutmu ilmu sihir itu masuk akal?'

.

.

.

.

.

.

.

Hoseok, Namjoon, dan Seokjin sudah kembali ke rumah. Waktu menunjukkan pukul 8. Terlewat satu jam menuju waktu makan malam.

“Maaf terlambat datang. Kalian pasti lapar,” ucap Hoseok pada Taehyung dan Jimin sembari kedua tangannya menyimpan beberapa lauk pauk di atas meja makan.

“Kau masih saja begitu,” tegur Seokjin.

Hoseok mengernyit. Ia mendudukkan dirinya di kursi lalu menghadap ke arah seberang kanan meja tempat dimana posisi Seokjin berada. “Kenapa?”

“Selalu membuat dirimu sendiri kerepotan.”

Hoseok tersenyum. “Tidak sama sekali. Sudah lama kita tidak makan bersama. Sejak ... ah, bagaimana, Taehyung? Apa kau sudah mengerti semuanya?” tanya Hoseok beralih pada Taehyung yang sejak tadi hanya berdiam diri. Seokjin dan Namjoon mengalihkan atensinya pada orang yang dimaksud.

“A-ah, yah ... aku cukup kecewa,” jawab Taehyung. Ia tidak menatap siapa pun. Masih sibuk menunduk memainkan jarinya sejak duduk beberapa menit yang lalu.

“Ada masalah apa?” tanya Namjoon aneh.

Hyung, kenapa kau tidak pernah menceritakan soal ayah dan ibu? Tidak tahukah seberapa sering aku menyumpahi mereka saat sedang kesal?” tanya Taehyung membuat Seokjin terdiam.

Hoseok dan Namjoon saling menatap. Rupanya Seokjin benar-benar bungkam sampai akhir. “Oke. Makanannya akan segera dingin. Lebih baik kau makan dulu, Prince. Semua ada alasannya,” titah Namjoon berusaha menenangkan.

“Jimin juga mengatakan itu padaku! Tapi aku benar-benar ingin tahu semuanya!” protes Taehyung.

“Dengan segala kehormatan, tugas pertamamu adalah mendengarkan pangeran senior. Kau bisa 'kan?” pinta Hoseok.

“Kenapa aku—”

“Tidak ada bantahan. Begitu pula kau, Prince Sideris. Aku tahu kau juga masih jauh dari kata sempurna.” Hoseok memotong perkataan Taehyung. Padahal baru saja Taehyung akan mengajukan pertanyaannya.

“Aku tahu,” angguk Jimin pelan.

Makan malam saat ini terasa begitu khidmat. Tidak ada keributan. Sebenarnya Seokjin yang merasakan itu. Biasanya Taehyung selalu berisik, mengoceh tentang hari-harinya di sekolah, membuat beberapa pertanyaan tidak penting yang diajukan padanya, atau membuat ulah apa pun itu.

Seokjin baru menyadari. Semua yang Taehyung lakukan hanyalah untuk menghilangkan kesepiannya selama ini. Kala Taehyung bertanya soal orang tua mereka, Seokjin selalu membuat alasan untuk tidak menjawab apa pun.

.

.

.

.

.

.

🌕🌙

.

Nebula {The Puzzle of Memory} [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now