Chap 19

4.9K 577 47
                                    

The Last - Final

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The Last - Final

.

.

Warna-warna di pintu portal Magic Shop berputar hebat, memancarkan cahaya ke seluruh semesta, menghadirkan milyaran mikrokosmos bintang jatuh, membekukan seluruh yang hidup dan perlahan-lahan memberikan mereka penglihatan tentang puzzle semesta. Tak lama, cahaya di lubang portal itu menghilang layaknya di telan oleh gravitasi.

Sementara di lain tempat yaitu di sebuah ruangan hampa. Tidak satupun objek terlihat terkecuali cahaya berwarna-warni yang ia kenal sebagai 'Nebula'. Berdirilah Hyades yang masih betah mendongakkan kepalanya ke atas.

"Equinox hyung!" pekiknya sekali lagi. Seseorang yang dikenalnya terlihat melayang di udara dengan tubuh terlentang. Matanya masih menutup rapat, persis dengan yang dilihatnya terakhir kali di istana.

"Hyung! Sadarlah! Aku disini! Aku Hyades! Apa kau ingat?!" teriaknya menggema dan tidak ada jawaban.

"Jadi aku sudah mencapai ke alam Quantum?" desisnya.

"Hyung! Sideris menunggumu!" teriaknya lagi. Namun sayangnya, masih belum ada perubahan.

Dari kejauhan, mata Hyades menangkap sesuatu. Sebuah cahaya putih bersinar berlari mendekatinya. Tidak! Itu bahkan menabrak tubuh Hyades hingga terhuyung jatuh. Hei? Bukankah itu banteng Taurus miliknya? Mata Hyades meremang hingga cahaya itu menjauh dan hilang.

'Selamat datang Hyades..' suara itu menggema dan sungguh terasa menyeramkan baginya. Hyades merasakan sesuatu. Tiba-tiba ia memegangi kepalanya yang terasa sakit dan tubuhnya yang sedikit aneh. Ini lebih aneh dari biasanya saat kekuatannya kembali.

Tubuh Hyades tiba-tiba terangkat dengan sendirinya, memunculkan dua buah sayap hitam yang indah menancap di punggung belakang. Ia terus memberontak tak jelas. Ini adalah proses yang sangat menyakitkan baginya, jika di bandingkan dengan proses bernafas di laut setelah meminum ramuan yang Frixius buat.

Suara tadi masih menggema. Hyades membuka matanya dan sudah menyadari bahwa ia terbang dengan sepasang sayap yang mengepak pelan.

"Astaga!" pekiknya takut-takut. Namun sedetik kemudian ia memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa Equinox turun. "Hyung?" tubuh Equinox berpendar cahaya kemerahan lalu matanya terbuka dan bernafas cepat layaknya kehabisan oksigen.

"Hyades?!" pekiknya hawatir lalu memeluknya sebentar. Hyades sebenarnya bingung, bukankah harusnya ia yang hawatir?

"Kau sudah sadar hyung?! Aku senang!" ucapnya penuh haru.

Equinox mengangguk pelan. "Aku tahu kau akan menemukan caranya. Terimakasih."

"Bukan hanya aku, tapi Coastal dan Sideris juga yang sudah membantu. Tidak lupa Prince Aphelion, Glasio, dan Paleo." jawabnya.

Nebula {The Puzzle of Memory} [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now