{The Journey - IV}

4.6K 547 2
                                    

"Itu adalah gelidium yang di campur dengan lendir siput laut."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah kejadian tadi malam, Taehyung duduk merenung hingga pagi buta. Meskipun rumah Daniel dan Guanlin ini sudah kembali seperti semula, tidak berarti dia bisa tidur nyenyak.

Matahari belum muncul, menyebabkan hawa dingin terus menyeruak masuk melalui celah jendela yang tirainya sengaja dibiarkan terbuka. Jimin yang merasa kedinginan mulai menggeliat tak nyaman. Tak lama ia membuka mata dan menyadari bahwa teman disampingnya ini sudah terbangun.

“Tae? Tumben sekali sudah bangun.” Jimin mengusak matanya pelan.

Taehyung menoleh tersenyum lalu mengangguk pelan. “Tidurmu nyenyak?” tanyanya.

“Lumayan.” jawab Jimin lalu duduk di pinggiran ranjang.

“Ahh.. kalau begitu kau sudah siap untuk melanjutkan perjalanan hari ini bukan?” Ia bahkan tidak mau mengatakan fakta soal dirinya yang sama sekali tidak bisa tidur semalaman.

Rasa gusar yang ia rasakan kemarin siang semakin bertambah sejak kejadian itu. Jika perang seperti kemarin saja sudah luar biasa mengerikannya, maka ia tidak bisa membayangkan seberapa parah perang atmosfir hingga mampu membuat semua orang menghilang. Ini bahkan sudah lewat beratus-ratus tahun lamanya.

“Ha? Hahaha. Kau terdengar antusias sekali.” Jimin tertawa renyah dengan suara khas bangun tidur. Bahkan ia takut-takut jika telinganya ini salah dengar.

“Ya. Kau bisa melihatnya bukan? Tadi malam ada banyak sekali korban berjatuhan. Padahal mereka hanya berasal dari dua wilayah. Bagaimana jika semua kerajaan ikut turun?" Taehyung menghela nafasnya lalu melanjutkan, “Karena itu.. aku memikirkan banyak hal.” ucapnya pelan. Jimin menatap manik Taehyung dalam. Tidak biasanya dia berucap begitu.

“Kau memikirkan apa?” tanya Jimin meluruskan posisi tubuhnya menghadap Taehyung.

“Aku akan menerima takdirku mulai sekarang Sideris.” jawabnya tersenyum. Ada ekspresi terkejut di wajah Jimin yang bisa Taehyung tangkap. Namun Taehyung sudah tahu bahwa temannya akan bereaksi begitu.

“Hyades..” senyum Jimin mengembang.

Entah perasaan apa, namun ia merasa bahagia sekaligus lega. Ia sangat bangga melihat perubahan Taehyung yang menjadi lebih dewasa dari biasanya. Ini memang tidak mudah. Butuh waktu lama bagi Taehyung untuk menyadari bahwa dia memanglah Hyades. Seorang pangeran bintang yang terlahir pada peradaban kedua setelah kakaknya. Seorang pangeran yang konon kelahirannya diperebutkan oleh semua kerajaan elemen. Juga seorang pangeran yang mampu menguak semua kebenaran yang selama ini tidak diketahui oleh semesta

Nebula {The Puzzle of Memory} [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang