{The Journey - VI}

3.9K 494 9
                                    

'Pangeran yang ditunggu-tunggu oleh seluruh semesta. Kau sama terkenalnya dengan ibumu.'

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kastil ini tidak kalah putihnya dengan salju diluar. Hyades pikir warna putih hanya melambangkan kerajaan bintang saja, mengingat Frixius yang sudah membuka identitasnya melalui lambang rasi bercahaya putih di pergelangan tangannya yang tidak kunjung hilang sampai sekarang. Semua ulah Coastal. Dia yang sudah mengucapkan mantra pembuka identitas untuk yang kedua kalinya kemarin.

Lorong besar dan mewah terus mereka lewati. Pahatan-pahatan es tampak indah berjajar di sepanjang jalannya. Bahkan Hyades sendiri tidak yakin jika itu dibuat oleh tangan manual. Melainkan dengan bantuan kekuatan elemen atau pun kekuatan sihir. Semuanya terdengar mungkin bukan?

“Tuan.” kalimat pertama yang Arête ucapkan setelah tiba di ruangan besar dengan singgasana di ujung tangga sana.

“Kau berhasil menemukan mereka?” suara lantang terdengar menggema di ruangan.
Arête mengangguk membungkuk hormat hingga akhirnya berjalan mundur kebelakang. Ia menunjukkan siapa yang telah dibawanya malam ini kepada tuannya. Mata tuannya sontak berbinar dengan senyum melengkung yang tercetak jelas di bibirnya.

“Selamat datang.” sambutnya. Namun Hyades dan Sideris tidak bisa menangkap situasi ramah dari nada ucapannya.

“Bisakah.. kau membuka mantra ditanganku ini?” tanya Sideris ragu-ragu jika permintaannya ini akan ditolak mentah-mentah. Pasalnya ia merasa tampak seperti seorang penjahat yang telah tertangkap basah karena menyusup ke dalam kastil untuk mencuri harta karun.

“Tunggu apalagi Arête. Kau tidak dengar permintaan tamu kita ini?” tanyanya menatap kesal pada panglimanya.

“Baik tuan.” angguknya. Ia mengulurkan tangannya ke arah pergelangan tangan Sideris sambil merapalkan mantra. Begitu pula dengan pergelangan tangan Hyades.

“Kau bisa pergi.” titahnya setelah tugas Arête selesai.

“Baik Prince Glasio. Anda bisa memanggilku jika membutuhkan sesuatu.” Arête membungkuk sekali lagi lalu pergi.

“Bagaimana perjalanan kalian? Apakah menyenangkan?” tanyanya. Ia mengibaskan jubah putihnya kebelakang lalu bangkit dari singgasananya menuruni tangga. Ia memiliki kulit yang sangat putih dan mulus tanpa cela. Rambut silver gray nya senada dengan warna mata keabuannya. Identitas pangeran es memang tidak salah jika ditujukan padanya.

Nebula {The Puzzle of Memory} [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang