Prolog

165K 7.1K 171
                                    

Malam ini hujan turun deras. Sangat mendukung jika tidur di atas kasur empuk dalam gulungan selimut tebal yang hangat. Namun, tidak untuk sepasang suami istri ini.

Mereka memang di atas kasur yang empuk. Tapi bukan untuk tidur di dalam selimut tebal, melainkan si istri tengah berusaha memecah konsentrasi sang suami yang sibuk berkutat dengan laptop di hadapannya.

Wajah cantik itu menempel di punggung sang suami, kaki dan tangan mungilnya melilit pinggang dan leher suaminya. "Ayo dong, Arga. Kapan lagi bisa kaya gini," bujuknya.

Bukan apa-apa, ia hanya bosan melihat suaminya yang gila kerja ini selalu menatap benda paling menjengkelkan itu.

Ia mengeratkan pelukannya pada leher Arga. Membiarkan pria itu merasa sesak. Akibatnya, Arga terbatuk-batuk. Tangan berotot itu dengan mudah melepas pelukan istrinya secara paksa.

"Sesak, Ren." Arga menutup laptop. Ia berbalik menatap istri kecilnya yang sedang merajuk. "Kenapa, sayang? Ini udah malam, harusnya kamu sudah tidur, kan?"

Rena menggeleng, tak ingin mendengar perkataan Arga sebelum pria itu menuruti permintaannya. "Gak akan sebelum kamu terima ajakan mereka."

"Gak," tolak Arga. Pria itu hendak berbalik melanjutkan pekerjaannya sebelum Rena kembali menghalangi.

"Eitss!" Mempunyai tubuh yang kecil merupakan suatu keuntungan bagi Rena. Ia bisa dengan mudah naik kepangkuan sang suami untuk menghalangi pria itu.

Arga yang begitu gemas langsung saja menghujamkan ciuman di pipi bulat Rena. Tangannya sudah bertengger manis di pinggang istrinya. Membuat gadis itu meronta karena tak bisa bergerak kemana-mana.

"Arga, stop!" kesal Rena. Ia tak suka begini, harusnya sekarang ia yang mengurung Arga agar pria itu tak bisa bergerak kemanapun termasuk kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Arga mengakhiri aksinya dengan mengecup bibir kecil itu. Betapa lucu wajah istrinya saat sedang jengkel seperti sekarang. Arga tertawa kecil, membaringkan tubuh mereka berdua di sana. "Aku masih banyak kerjaan, sayang. Gak apa-apa mereka pergi duluan. Kalau aku ada waktu luang, kita liburan ke manapun yang kamu mau."

Rena berdecak sebal. "Bukan itu yang aku mau. Kapan lagi kita bisa ngumpul bareng mereka. Mumpung Alya dan Sean lagi di sini, Ian juga libur kerja. Kan, kita bisa liburan rame-rame. Ayolah Arga, Rena kangen sama mereka. Jarang-jarang kita bisa ngumpul dengan anggota lengkap kaya sekarang," mohon nya sekuat tenaga.

Arga menghela nafas panjang. "Yasudah, besok kita ikut."

"Serius?!" tanya Rena memastikan.

Arga mengangguk, ikut tersenyum saat melihat mata berbinar itu menatapnya dengan bahagia.

"Yess!! Arga emang yang terbaik!" Rena memeluk Arga erat. Berterima kasih pada pria itu karena telah menuruti permintaannya.

"Sekarang tidur, malam sudah larut. Begadang gak baik buat kesehatan kamu." perintah Arga. Tangannya mengelus punggung gadis itu agar tertidur.

"Tapi Arga juga tidur, kerjaannya lanjut besok aja. Rena gak suka liat Arga kerja terus," pinta Rena.

Arga mengangguk kemudian mengecup kening dan bibir istrinya. Ia menarik selimut untuk menghangatkan tubuh mereka dari dinginnya udara saat hujan.

Tak butuh waktu yang lama. Rena sudah tidur dengan nyenyak di pelukannya. Arga tau betul kebiasaan Rena, gadis itu akan langsung tertidur saat punggungnya diusap pelan.

Bad Twins (Selesai)Where stories live. Discover now