Chapter 19

56.3K 4.7K 265
                                    

"Are you okay, Baby?"

Lea mengangguk saja sebab tak bisa bergerak dalam dekapan tubuh besar yang menenggelamkan dirinya itu.

Arga segera memisahkan mereka. "Jangan sentuh!" posesifnya.

Orang tua Arga hanya menggeleng-gelengkan kepala saja. Mereka paham betul sifat anak semata wayangnya itu.

"Kenapa? Dia calon istri gue, bebas dong!" sengitnya.

"Gak akan gue biarin! Ingat umur! Lo lebih cocok jadi Kakeknya Lea," sinis Arga.

"Kenapa? Cuma beda 24 tahun doang!"

"Doang?! Lo bahkan lebih tua dari gue!" serang Arga.

"Secara umur emang kita beda jauh, tapi secara wajah kita gak beda jauh. Gue masih cocok jadi suami Lea," alibinya.

"Gak akan gue restui," tolak Arga mentah-mentah.

Pria itu menghela nafas panjang. Ia berjalan mendekati Leo. "Liat, wajah gue sama wajah Leo gak jauh beda. Gue emang awet muda dari dulu," pujinya pada diri sendiri.

Leo hanya mendengus, entah kenapa sahabat Ayahnya yang satu ini begitu terobsesi pada Lea. Leo tak menyangkal jika wajah pria itu memang masih begitu awet muda. Tapi tetap saja umur mereka sangat jauh bahkan lebih tua dua tahun dari sang Ayah.

Leo heran sendiri melihat kelakuan pria itu, sama sekali tak mencerminkan seseorang yang dewasa. Entah hal itu disebabkan oleh faktor umur atau memang terlalu lama menjomblo.

"Lea mau kan jadi istrinya Om?" tanyanya.

Lea mengangguk sebelum akhirnya menggeleng menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Istri itu, apa?"

"Sejenis pacar tapi lebih dekat," jawabnya.

"Jerry!" geram Arga.

Jerrico Fernandez, sahabat Arga semasa SMA bersama Sean, Brian, dan juga Rena. Dia lah satu-satunya yang masih belum menikah sampai detik ini, saat dulu Jerry memang pernah menyukai Rena. Tapi karena kesalahan yang telah Jerry lakukan membuatnya dibenci oleh Rena, hingga beberapa tahun kemudian baru mereka kembali akur.

Mungkin, karena tak bisa mendapatkan Rena, Jerry beralih ke Lea yang memang anak dari Rena. Secara wajah mereka begitu mirip, sama-sama menggemaskan dan lucu.

"Halo semuanya, Dimas ganteng datang!"

Semua lagi-lagi menoleh, mendengus menatap cowok yang tengah menggandeng anak laki-laki bersama istrinya, Lily.

"Berisik!" geram Rena di sela tidurnya.

"Aunty," teriak anak laki-laki itu berlari kecil memeluk Rena.

"Halo, Rafa apa kabar? Lama gak ketemu, nih," balas Rena memeluk gemas anak laki-laki dari Dimas itu.

Sedangkan orang tuanya berjalan mendekati dipan Lea dan Leo.

"Gimana keadaannya?" tanya Dimas.

"Punya mata, kan?! Liat aja sendiri!" sinis Jerry.

"Gue gak nanya Lo!" balas Dimas tak kalah sengit.

"Udah, kalau mau berisik mending kalian pulang aja!" celetuk Rena membungkam kedua pria itu.

"Nih, Tante bawain makanan kesukaan Lea sama Leo. Cepat sembuh, ya," ucap Lily mengusap lembut kepala dua anak kembar itu.

"Terima kasih, Tante," jawab Lea dan Leo hampir bersamaan.

Lea berbaring, lagi-lagi tubuhnya menghadap Leo. Mata bulat itu menatap Kakaknya yang kini tengah mengobrol bersama Opa.

Bad Twins (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang