Chapter 29

45.6K 4.2K 151
                                    

"Kenapa kita ke rumah Om Jerry?" bingung Lea.

"Udah tengah malam, Om antar Lea pulang besok aja, ya," balasnya menuntun Lea memasuki lift.

Sebenarnya itu bukan rumah, melainkan apartemen. Tapi memang dasarnya saja Lea yang memiliki wawasan sempit, jadi semua disebut rumah olehnya.

Pintu lift terbuka tepat di lantai lima di mana unit apartemen Jerry berada. Sampai di depan pintu bernomor ribuan itu, Lea menekan pin yang sudah sangat ia hapal untuk membuka pintu. Sedangkan Jerry sibuk mengaktifkan ponselnya yang ternyata mati tadi.

Lea masuk lebih dulu, diikuti Jerry yang langsung mencharger ponselnya di ruang tv. "Lea mau mandi, gak?"

Gadis itu mengangguk tapi kemudian menggeleng. "Lea gak bawa baju ganti," adunya.

Jerry menghela nafas membenarkan, ia kemudian meminta gadis itu menunggu sebentar selagi ia mencari bajunya yang sekiranya cocok untuk Lea pakai.

Tak lama, pria itu kembali dengan kaos hitam dan boxer putih miliknya semasa SMA, mungkin masih cocok untuk Lea sebab itu sudah terlalu kecil untuknya.

"Pake ini mau, gak?" tanya Jerry. Ia tau Lea pasti tak nyaman menggunakan seragam sekolah saat tidur.

Gadis itu mengangguk tersenyum. Tangannya meraih pakaian Jerry kemudian berlalu ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar Jerry.

Jerry pun memilih untuk membersihkan diri juga, kali ini ia menggunakan kamar mandi yang terletak di dekat dapur.

Tak butuh waktu lama akhirnya Lea selesai, ia mengerucut sebal menatap penampilannya di depan cermin besar milik Jerry.

Meski Jerry mengatakan itu adalah baju miliknya semasa SMA, tetap saja kaos itu kebesaran di tubuh Lea. Gadis itu berjalan ke luar kamar mencari keberadaan Jerry.

"Om Jerry?" panggilnya saat tak menemukan sosok pria itu.

"Kenapa, Le?"

Jerry keluar dari kamar mandi, telah rapi menggunakan kaos putih polos dengan celana jeans pendek selutut. Tangannya bergerak menggosok-gosok rambutnya yang basah menggunakan handuk.

"Om, liat, deh," rajuk Lea.

Tawa Jerry seketika pecah, entah memang tubuhnya yang besar atau memang gadis itu yang terlalu kecil. Mengapa baju semasa sekolahnya pun gadis itu masih saja kebesaran.

"Om Jer!" geram Lea.

Tawa Jerry terhenti digantikan kekehan kecil. "Iya-iya sorry. Untuk sementara Lea pakai ini dulu, ya. Besok-besok kalau Lea nginap lagi, Om beliin baju yang cocok buat Lea," bujuknya.

Lea akhirnya mengangguk, Jerry memintanya segera istirahat di kamar sementara pria itu harus menyelesaikan sedikit pekerjaannya dulu.

Tapi gadis itu tetaplah Lea si penakut, saat melihat nuansa kamar Jerry yang terkesan dark, ia jadi takut sendiri.

Alhasil, di sinilah Jerry. Bersandar di kepala ranjang dengan tangan yang sibuk berkutat dengan laptopnya. Sedang Lea, gadis itu sudah terlelap di bawah selimut tebal tepat di sebelah Jerry.

Selesai dengan pekerjaannya, Jerry pun ikut berbaring. Baru saja ingin memejamkan mata, ia seketika teringat dengan niatannya untuk menghubungi Arga tentang keberadaan Lea.

Jerry bangkit, berjalan ke ruang tv di mana ponselnya berada, rupanya sudah terisi penuh. dengan cepat ia mencari kontak Arga, pasti sahabatnya itu masih sibuk mencari Lea sekarang.

Benar saja, Arga tak mengangkat panggilannya. Meski di telpon berulang kali pasti tak akan dijawab, keluarga itu sedang panik paniknya sekarang.

Akhirnya Jerry memutuskan untuk menghubungi Brian, mereka bertetangga, bukan tidak mungkin Ian dan istrinya ada di rumah Arga juga.

Bad Twins (Selesai)Where stories live. Discover now