Chapter 8

56.5K 4.8K 110
                                    

Setelah Ken dan Rena selesai berbincang-bincang. Akhirnya Rena memilih meninggalkan para anak muda itu.

Leo yang sedari tadi menatap adiknya kini mengeluarkan sesuatu dari sakunya, memberikan benda itu pada Lea.

"Ohiya!" pekik gadis itu. "Abang, tugas dari Pak Gunawan belum selesai, hari ini terakhir di kumpulin," rengek Lea.

Ia sudah bersiap ingin beranjak dan mengambil tugas. Tapi Leo lebih dulu menarik tangannya membuat gadis itu terduduk kembali.

"Abang," ucap Lea berusaha melepaskan genggaman Leo, tumbuhnya mulai bergetar karena menahan isakannya yang ternyata tetap gagal.

"Ini ponsel kamu dari Pak Gunawan, coba pikir kenapa Pak Gunawan mau kembaliin ponsel Lea?" ucap Leo menenangkan adiknya.

Lea menggeleng. "Abang yang minta, ya?"

"Bukan," elak Leo.

"Terus?" seketika tangisannya terhenti kemudian memandang Leo bingung.

"Tugasnya udah Leo kumpulin tadi," jawab Sheila mewakilkan cowok itu.

Mata Lea mengerjap lucu menatap kakaknya, membuat cowok yang sedari tadi diam di belakang Leo menyunggingkan senyum tipis.

"Tapi tugasnya belum selesai," ucap Lea.

"Udah Abang kerjain, sekarang sebagai gantinya Lea harus istirahat sampai sembuh total," perintah Leo.

Adiknya mengangguk kemudian memeluk dan mengecup pipi sang Kakak sekilas, perlakuan kecil seperti itulah yang membuat Sheila semakin jatuh pada pesona Leo.

"Duhh, gemesnya," celetuk Ken.

Membuat sebuah menoleh menatapnya datar, tak pernah ia tak mengatakan itu pada adik kelas cantik. Ken memang Playboy.

"Lea cepat sembuh, ya. Kita mau pamit pulang, udah sore takut dicariin," ucap Bina mewakilkan Dino dan Sheila.

"Kalo gitu kita juga, deh. Biar Lea istirahat dulu," balas Ken.

Lea mengangguk. "Makasih ya udah mau jauh-jauh jenguk Lea."

"Sama-sama, cepat sembuh ya Le, biar ada yang gue colekin lagi keteknya," canda Dino.

"Daahh Lea," pamit Sheila dan Bina.

"Bye degem, Ken sayang Lea," pamit Ken mengacak rambut Lea.

"Lea juga sayang Bang Ken," jawab Lea di selingi kekehan lucunya.

Semua akhirnya pergi dari kamar Lea, termasuk Leo yang ikut mengantar mereka.

Di pertengahan tangga Devian tiba-tiba berhenti. "Tunggu, ponsel gue ketinggalan," ucapnya.

"Yaudah, kalau gitu kita tunggu di depan," ucap Ken kemudian berlari mengejar Leo yang berada jauh di depannya.

Sedang Devian tersenyum miring kemudian berbalik arah menuju kamar Lea lagi. Pintu di bukanya perlahan, menampilkan Lea yang sedang menenggak susunya hingga tandas tak tersisa.

Cowok itu tertawa kecil. "Masih minum susu?"

Lea menoleh menatapnya terkejut. "Kak Dev, belum pulang?"

Devian menggeleng. "Ada yang ketinggalan," jawabnya.

Lea menatap sekeliling, tapi tak menemukan sesuatu yang kemungkinan milik Devian yang tertinggal.

"Apa, Kak?" tanya Lea.

Devian duduk di sisinya. Menatap gadis itu dengan senyum merekah. "Lupa pamitan sama kamu," ucapnya.

Tangan lebar cowok itu menangkup pipi Lea, mengusap bekas susu yang menempel di ujung bibir adik Leo itu. "Kakak pulang, ya. Jangan lupa istirahat, Lea harus tetap sehat demi Kakak, ya?!" Entah itu perintah atau permintaan, Lea yang lugu masih belum bisa membedakannya.

Gadis itu hanya mengangguk saja, membiarkan Devian mengusap pipinya lembut. Mata bulatnya masih saja menatap cowok tampan itu.

"Bye, gue sayang Lo."

Cup

Kecupan ringan mendarat di kening Lea, gadis itu tersenyum manis menatap Devian. "Lea juga sayang Kak Dev," balas Lea.

Devian menggeleng, "ungkapan ini bukan seperti ungkapan sayang Ken tadi, ini tulus dan beda Lea," ucap Devian.

Alis gadis itu menyatu. "Beda?"

Devian tertawa pelan, mengusap lembut kepala Lea. "Gue pulang dulu, dah," pamitnya kemudian berlalu dari kamar Lea.

Gadis itu lagi-lagi mengangkat bahunya acuh.

***
"Papi!"

Lea memeluk leher Arga dari belakang, meletakkan dagunya di atas kepala sang Ayah yang sibuk bekerja.

"Lea udah sembuh?" tanya Arga mengusap lembut telapak tangan anaknya.

"Udah, Lea ke sini disuruh Abang," ucap Lea.

"Disuruh apa?"

"Papi, Lea udah sembuh, Lea udah sehat dan baik-baik aja. Tapi Abang tetep gak bolehin Lea sekolah besok. Jadi Abang bilang Lea boleh sekolah asal dapat izin dari Papi," jelasnya.

"Emang yakin Lea udah sehat lagi?" tanya Arga. "Coba Papi cek dulu."

Arga meraih tubuh mungil putrinya, membawa gadis itu ke pangkuannya dan memeluk Lea dengan erat.

"Kita liat besok, ya. Kalau besok Lea baik-baik aja Papi bolehin Lea sekolah," putus Arga.

Gadis itu seketika cemberut. "Papi, Lea udah sembuh," rengeknya.

"Gak! Kita liat besok, tadi Papi peluk badan Lea masih lemes, kalau pingsan di sekolah gimana? Mau di bawa ke rumah sakit?!" gertak Arga.

Lea menggeleng cepat, menyembunyikan kepalanya di leher sang Ayah. "Papi,"

"Hmm?" gumamnya karena sibuk melanjutkan pekerjaan di laptop yang sejak tadi ia tekuni.

"Ternyata Mang Jojo baik, kok. Gak kaya yang Mami bilang," lapor Lea.

"Emang Mami bilang apa?" tanya Arga penasaran.

"Katanya Mang Jojo suka cubitin tangan anak bandel kaya Lea. Mang Jojo juga suka marah kalau dengar suara orang yang suka berisik, makanya Lea gak pernah berisik kalau di dekat Mang Jojo," jelasnya.

Arga terkekeh kecil mencubit pipi anaknya. Memang Rena suka sekali menyudutkan Lea, menceritakan hal-hal yang tak benar agar anak perempuannya itu merasa takut.

Lea kan sangat penakut.

"Emang Lea percaya?" tanya Arga lagi.

Anaknya mengangguk. "Awalnya percaya, tapi waktu Lea ajak Mang Jojo ngobrol akhirnya Lea gak percaya lagi. Mami emang suka bohong, waktu itu aja Mami pernah bilang kalau es krim varian baru yang ada di kulkas rasanya gak enak, ehh waktu Lea cobain ternyata enak banget, Pi."

Arga mengecup kening anaknya gemas. "Jangan suka makan es krim, nanti Lea sakit lagi."

"Tapi Mami boleh," rajuknya.

"Mami udah kebal, beda sama Lea," jelas Arga.

Gadis itu hanya mendengus.

"Pi, waktu Lea kecil, Mami sering gak meluk-meluk Lea kaya gini?" tanyanya.

Arga mengangguk. "Sering banget! Bahkan Papi sampai gak di kasih kesempatan buat cium-cium Lea. Mami yang selalu siapin Lea makan, temenin Lea tidur. Apalagi waktu Lea sakit, Mami sampai gak bisa tidur karena Lea nangis terus, Mami bahkan sampai ikut nangis."

Diam-diam Lea tersenyum, hatinya menghangat saat tau dulu Rena sangat menyayanginya.

Lea harap masa itu bisa terulang lagi.

Jangan lupa votenya 🌟
Komen jika suka atau ingin menyampaikan hal lain😁
Update tergantung vote😉

Salam
Rega♥️

2642020

Bad Twins (Selesai)Where stories live. Discover now