Chapter 6

60.5K 4.9K 233
                                    

Selamat berbuka bagi yang berpuasa 🙏

"Lea kantin, yuk," ajak Sheila.

Lea berdiri. "Sheila duluan aja, kalau sempat nanti Lea nyusul soalnya Lea mau minta tugas dulu sama Pak Gunawan biar nilai Lea yang kosong bisa terisi."

Sheila mengangguk. Kemudian berlalu bersama teman-temannya yang lain. Sedangkan Lea berjalan ke arah kantor guru.

Setelah mengetuk pintu sebanyak tiga kali, perlahan ia mendorong benda persegi panjang itu. Matanya langsung menemukan pak Gunawan yang sibuk dengan kertas-kertas nya

"Permisi, Pak."

Pak Gunawan meliriknya sekilas kemudian melanjutkan kesibukannya memeriksa nilai ulangan harian. "Ada apa? Mau minta ponsel kamu? Saya gak akan kembalikan kalau orang tua kamu belum datang."

"Bukan, Pak. Sebelumnya Lea mau minta maaf karena udah berbuat gak baik sama bapak, Lea ke sini mau minta tugas buat ngisi nilai Lea yang kosong, boleh? Soalnya Lea kemarin di marahin Papi, Lea di suruh tidur di pos karena udah buat salah di sekolah," jelasnya dengan sedih.

Pak Gunawan yang mendengar itu sedikit iba dengan Lea. Guru plontos itu memberikan buku paket pada Lea. "Kerjakan semua soal yang ada di buku itu, saya kasih waktu 3 hari. Setelah selesai ponselmu akan saya kembalikan dan kamu akan mendapat nilai."

Senyum Lea merekah, sedikit melompat karena terlalu senang. Tangannya meraih buku Pak Gunawan kemudian memeluknya. "Terima kasih, Pak. Lea bakalan kerjain semuanya."

Dengan segera gadis itu berlari kecil menuju kelas. Membuka buku kemudian mulai mengerjakan soal dengan serius.

"Banyak banget," keluhnya. Ia harus bekerja ekstra kalau begini.

Lea mempelajari semua soal-soal dengan tekun, bahkan bunyi perutnya yang tak pernah diisi sejak tadi pagi ia abaikan.

Hingga bel masuk kembali berdering, semua murid memasuki kelas termasuk Sheila yang telah duduk di sebelahnya.

"Kenapa tadi gak ke kantin, Le?" tanya Sheila.

"Lea harus ngerjain tugas Pak Gunawan, Lea harus selesaikan semuanya dalam waktu 3 hari," ucapnya masih fokus menulis jawaban di bukunya.

Dua jam berlalu, Lea masih sibuk mengerjakan tugas Pak Gunawan. Tak memperdulikan teman-temannya yang asik menikmati jam kosong.

Istirahat kedua tiba. Sheila kembali menghampiri Lea. "Le, istirahat dulu. Gak capek apa ngerjain tugas mulu! Lo udah makan belum?"

Lea menggeleng. "Nanti aja, Lea masih sibuk."

"Tapi Lo belum makan, Le."

Ucapan Sheila sama sekali tak dibalas oleh Lea, gadis itu masih fokus pada pekerjaannya.

"Lea, Lo dengerin gue gak, sih?!"

Sheila yang lelah diabaikan Lea akhirnya memilih pergi.

Tak lama Sabrina, salah satu sahabat Lea yang paling dewasa mendekati gadis itu. "Lea gak makan dulu?" tanyanya.

"Nanti aja, Bina. Lea mau ngerjain tugas dulu."

"Lanjut besok, kan bisa. Kamu makan dulu, ya. Besok kita bantu ngerjain tugasnya juga," bujuknya.

Karena mungkin geram dengan sikap acuh Lea, Sheila yang sedari tadi memperhatikan interaksi Lea dan Bina akhirnya menutup buku gadis itu secara paksa.

"Sheila apa-apaan, sih?! Lea mau ngerjain tugas!" marahnya.

"Masih ada hari besok buat ngerjain! Lo mau sakit gara-gara gak makan?!"

Lea menarik paksa bukunya yang berada di genggaman Sheila, memeluk buku itu kemudian menunduk terisak.

Bad Twins (Selesai)Onde histórias criam vida. Descubra agora