Chapter 35

51.9K 4K 269
                                    

Cowok itu menarik nafas berulang kali secara cepat. Ia harus tetap bertahan sampai jam 12 siang nanti. Bajunya yang basah akibat hujan semalam tak menggagalkan keinginannya.

Demi sang Adik.

Arga menghukumnya, sejak semalam ia telah berdiri di sana. Di taman belakang seorang diri, Leo tak tidur sama sekali. Kepalanya menjadi pening seiring dengan semakin tingginya matahari. Sebentar lagi, ia pasti bisa bertahan.

Arga berkata, jika ia tak bisa bertahan sampai jam 12 siang tiba, Leo tak akan boleh bertemu adiknya lagi. Maka dari itu, ia harus menunggu sedikit lagi hingga matahari benar-benar tepat berada di atas kepalanya.

Padahal, keringat dingin sudah bercucuran di pelipisnya. Nafas cowok itu pun sudah mulai memberat, tubuhnya menggigil sebab tak mengganti pakaiannya yang basah. Ia masih setia berdiri di sana, dengan harapan Arga tak akan memisahkan mereka.

Tak bisa Leo bayangkan, ia benar-benar sudah bergantung pada sang Adik.

***
"Kak Dev ngapain di sini?" tanya Lea.

Hari ini entah mengapa ia begitu tak bersemangat, mungkin penyebabnya karena tak bertemu Abangnya sejak semalam. Akhirnya, jam kosong ia manfaatkan untuk menyendiri di taman.

Dan tak disangka, ada Devian yang juga tengah berdiam diri di bangku tempat biasa ia tidur.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Dev balik.

"Tadinya Lea ke sini pengen nangis, tapi ada Kak Dev jadinya ditunda dulu," balasnya seraya duduk di sebelah Dev. "Kak Dev emang gak lagi belajar ya di kelas?"

Dev menggeleng, masih nyaman bersandar dengan matanya terpejam menikmati semilir angin sejuk di taman ini. "Bolos," jawabnya singkat. "Leo mana?" tanyanya lagi.

Lea mengedikkan bahunya tak tau. "Kata Papi Abang lagi ada urusan. Tapi gak tau kenapa Lea jadi pengen nangis karena gak ketemu Abang dari semalam," curhatnya.

Devian menghela nafas panjang, ia menegakkan punggungnya menatap ke arah depan. "Le, kamu mau dengar cerita, gak?"

"Cerita apa?"

"Cerita tentang kehidupan Kakak yang penuh dosa ini. Kakak pernah hancurin sahabat Kakak sendiri karena terlalu egois, Kakak suruh sahabat Kakak untuk jahatin cewek yang dia sayang. Tapi setelah mereka pisah, Kakak malah jatuh cinta sama cewek itu. Menurut kamu, kalau Aku jujur sama cewek itu gimana? Apa dia mau maafin Kakak?" cerita Dev.

"Kalau menurut Lea sih tergantung. Kalau Kakak jahat banget, pasti cewek itu gak akan maafin Kak Dev," jawabnya.

Dev tersenyum miris mendengar pernyataan gadis itu. Ia mengusap wajahnya kasar, mengapa begitu susah untuk jujur pada gadis itu. Ia sudah mengatakan yang sebenarnya pada Leo yang jelas-jelas bisa menghajarnya kapan saja, tapi mengapa untuk mengakui kesalahannya pada Lea begitu sulit. Lea bahkan tak bisa menyakiti seseorang.

"Kakak mau jujur sama Lea," ucapnya. Dev tak berani menatap gadis itu, ia tak bisa melihat kekecewaan di sana. "Aku dulu punya pacar, namanya Debby, dia cantik, baik, dan penyayang. Tapi sekarang dia udah pindah, dan karena keegoisan aku kita putus. Yang aku tau saat itu, Debby selalu merhatiin Leo diam-diam, jadi aku pikir dia berubah karena mulai suka sama Leo," jelasnya.

Lea masih diam, menunggu Dev kembali bercerita. Menerka-nerka apa hubungan dirinya dengan apa yang disampaikan oleh Dev.

"Aku pernah liat Debby sama Leo berduaan di sebuah cafe yang ternyata mereka lagi ngerjain tugas kelompok. Sebelum tau hal itu, dari sana aku mulai gak suka sama Leo, sampai aku tau kalau Leo punya adik kesayangan yang namanya Lea, dan ternyata Lea itu lagi dekat sama sahabat aku sendiri, Aland. Karena terlalu takut kehilangan Debby, aku mau beri Leo pelajaran dan itu melalui kamu. Aku suruh Aland buat jahatin kamu, buat kamu takut bahkan kalau bisa sampai trauma. Biar Leo rasain gimana sakitnya melihat orang yang disayang pergi. Aland mau-mau aja sebab yang udah bantu dia selama Mamanya sakit itu aku. Tapi setelah semua itu terjadi, gak ada yang berubah sama sekali. Debby tetap pergi ninggalin aku."

Lea menarik nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan, dadanya menjadi sesak mendengar penjelasan Dev. Ada rasa tak menyangka jika cowok itu lah biang di balik masalahnya selama ini.

Dan orang yang tak bersalah malah malah dianggap bersalah.

Gadis itu membuang pandangannya pada taman luas di hadapannya. Pandangannya seketika memburam terhalang air mata. Ia butuh Leo sekarang.

"Maaf, Le. Aku terlalu takut buat mengakui ini sejak dulu. Aku benar-benar merasa bersalah saat Debby bilang kalau dia gak suka sama Leo, dia cuma kagum. Leo itu baik, lembut, dan penyabar. Gak kayak aku yang posesif, kasar, dan mudah marah. Kalau aja aku bisa ngerubah sikap aku sejak dulu pasti Debby gak akan pergi dan hubungan kita masih baik-baik aja. Aku mau nebus kesalahan aku dengan mencoba jadi teman yang baik buat Leo. Dia selalu curhat tentang perasaannya dan aku coba buat jadi pendengar yang baik. Kamu tau? Leo sering cerita tentang kamu, dia selalu bilang kalau dia bangga punya kamu. Yang selalu bisa mengendalikan dia saat sedang marah, yang selalu bisa balikin senyum dia waktu lagi sedih. Semua cerita Leo hanya tentang kamu," jelas Devian.

Ia menatap gadis yang sudah terisak di sebelahnya itu. Dev mencoba menggenggam tangan Lea bermaksud untuk memenangkannya, tapi dengan cepat gadis itu menarik tangannya menjauh.

"Kenapa Kak Dev jahat? Lea pikir selama ini Kak Aland yang salah. Lea gak nyangka, Lea gak tau harus gimana. Lea gak bisa maafin Kakak!" balasnya.

"Sorry, Le," lirihnya dengan kepala menunduk. "Aku mau ngelakuin apapun yang Lea mau asal Lea bisa maafin Kakak lagi. Semuanya benar-benar buat aku menyesal, aku merasa udah jadi orang paling jahat di dunia ini dan semua udah membalasnya, Leo, Aland, dan Papi kamu. Mereka sudah tau."

Kening Lea mengerut. "Abang sama Papi, tau?"

Dev mengangguk. "Di malam waktu Lea ngundang buat datang ke acara di rumah Lea, alasan aku gak datang sebenarnya bukan karena ada acara keluarga. Itu karena aku lagi ketemu Aland untuk mempertanggung jawabkan kesalahan aku. Maka dari itu, keesokan harinya kita ketemu di rumah sakit, sebab Aland hubungin Ken buat jemput aku yang udah gak sadarkan diri."

Lea kembali menangis, ia bingung harus bersikap bagaimana. Satu sisi ia tak suka, di sini lain ia kasian. Dev telah mencoba menebus kesalahannya dan meminta maaf.

Ia berdiri, mengusap air mata itu dengan punggung tangannya, menatap Dev dengan tatapan sendu. "Lea gak tau hiks harus gimana, Kak Dev udah terlalu jahat hiks!"

Lea berbalik, bersiap untuk melangkah pergi sebelum merasa seseorang tengah menahan kakinya. Gadis itu seketika berbalik dan menunduk, bayangan Leo yang melakukan hal serupa kembali terbayang di pikirannya. Membuat tangisan Lea semakin pecah.

"Jangan pergi, Le. Lea harus tau kalau Kakak sayang sama Lea, cuma Lea yang bisa merubah sikap buruk ini. Sejak ketemu Lea, perlahan Kakak jadi sering bersabar, sabar nunggu Lea sampai punya perasaan yang sama."

"Kakak cinta sama kamu, Leandra!"

Jangan lupa votemen 🌟
Pengen ijin libur dulu sampai lebaran boleh gak?😁

💌💌💌

Ohiya tadi nemu ini

Lucu aja liatnya 😂😂Gak nyangka di dunia nyata Leo suka sama emaknya sendiri😂😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lucu aja liatnya 😂😂
Gak nyangka di dunia nyata Leo suka sama emaknya sendiri😂😂

Salam
Rega♥️


220520

Bad Twins (Selesai)Where stories live. Discover now