Chapter 24

51K 4.3K 166
                                    

"DORR!!"

"HUAAA!" kaget Lea. Tubuhnya segera berbalik menatap siapa yang sudah membuat jantungnya hampir lepas.

Di sana, Dino hanya cengengesan. Mengatupkan kedua tangannya bermaksud memohon maaf agar tak diusir si pemilik rumah sebelum menyantap makanan.

"Dino! Udah Lea bilang jangan suka bikin kaget! Nanti Lea jantungan, gimana?!" omelnya dengan wajah lucu, tak seperti layaknya orang marah pada umumnya.

"Iya Le, sorry. Lagian asik banget ngobrolnya sampe kita dicuekin," bela Dino.

"Udah daritadi, emang?" tanya Leo ikut campur.

Dino mengangguk. "Sangking lamanya, nih perut udah kosong lagi! Padahal sebelum ke sini usah di isi," jawab Dino menepuk-nepuk perut buncitnya.

"Gak usah! Dino pulang aja, Lea sebel sama Dino!" sambar Lea.

Seketika Dino cemberut. "Jahat amat sih, Le. Udah datangnya gak disambut, dicuekin, gak dikasih makan pula," mirisnya.

"Ohh gitu, ya?! Lea aduin Mami, nih!" MAMI!!" lapor Lea berteriak memanggil Ibunya yang jauh di sana.

Rena menoleh, membuat Dino gelagapan menutup mulut toa Lea. Cowok itu menatap yang lain bermaksud meminta pertolongan dan hanya dibalas gelengan mantap dari Ken dan Bina saat melihat Rena berjalan mendekat.

"Ehh, Dino? Kok gak bilang udah datang. Yuk, gabung, yang lain juga ayo ikut Mami ke sana," ajak Rena merangkul lengan berisi Dino menghampiri yang lainnya.

Membuat Lea mendengus sebal, ditambah cowok itu sibuk menjulurkan lidahnya meledek Lea.

"Yang sabar ya, Le," ucap Ken menyemangati, tapi tak ayal ia juga ikut berjalan di belakang Rena dan Dino dengan gaya bak modelnya.

"Ohiya, Sheila mana?" tanya Lea pada Bina yang masih setia berdiri di sebelahnya.

"Dia bareng orang tuanya," jawab Bina sesuai dengan apa yang dikatakan Sheila tadi padanya.

Lea mengangguk-angguk kemudian ikut berdiri ditumpu oleh tongkat. "Gabung juga, yuk!" ajak Lea pada Kakaknya dan Bina.

Leo berdiri, mengawasi adiknya dari belakang jika gadis itu mendapat halangan di jalan, tanah yang tak rata dan ditumbuhi rumput hijau menjadi tantangan untuk Lea sebab begitu susah saat tongkatnya tak sengaja tertuju pada batu kecil. Untung ada Bina yang memegangi tangannya dari samping.

Mereka duduk di meja yang terpisah dari para orang tua. Sudah ada Dino, Ken, dan Rio di sana. Setelah Lea berhasil duduk di sebelah Dino, tangannya segera meraih satu buah sosis berukuran sedang untuk dipindahkan ke piringnya.

"Helaww, udah pada makan, ya?" tanya Sheila yang baru datang dan mendudukkan dirinya di sebelah Bina.

"Belum, kok. Baru mulai juga," jawab Bina.

"Ohiya, Kak Dev, mana?" tanya Lea.

Membuat semuanya terdiam. Rupanya hanya gadis itu yang percaya kebohongan Leo tentang perkelahiannya dengan Devian.

"Dia lagi ada acara keluarga juga katanya," jawab Ken mencairkan suasana kembali. Matanya sedikit menatap Leo yang beberapa kali terlihat mengepalkan tangannya.

Lea mengangguk saja. Ia beralih menatap Dino yang masih lahap. "Dino udah selesai belum, tugas dari Bu Lena?" tanya Lea pada Dino sebab hanya cowok itu yang paling rajin di antara mereka.

Dugaan itu dibenarkan saat Dino mengangguk menjawab pertanyaan Lea.

"Lea belum, tau. Lea masih belum selesai catatin tugas sebelumnya. Pelajaran yang lain juga belum Lea salin semua catatannya. Sebel, deh," curhatnya.

PRANGG

Semua menoleh menatap sumber suara yang diakibatkan oleh anak laki-laki Dimas karena tak sengaja menyenggol lengan sang Mama saat asik bermain. Lea dan Dino tidak terlalu peduli sebab masih asik saling bertukar cerita.

"Tapi Lea gak bisa matematika, Dino!" sebalnya. Entah apa yang Dino katakan hingga membuat Lea begitu kesal.

"Minta ajarin Leo, lah. Punya Abang pinter kok gak digunain!" balas Dino.

"Abang juga punya banyak tugas, tau! Seminggu gak masuk, tugas pasti menumpuk," jawab Lea lagi.

"Minta diajarin sama Ken aja, Le," celetuk Sheila. "Dia juga pinter matematika. Bahkan pernah juara dua olimpiade matematika tingkat provinsi," jelasnya.

"Ciee masih ingat aja, mantan," goda Ken.

"Beneran, Bang Ken? Wahh, kenapa Lea baru tau? Bang Ken keren," puji Lea.

Ken mendengus. "Tapi itu dulu, sebelum ni anak datang," tunjuknya pada Leo.

Memang sebelum Leo datang, Ken lah yang selalu menjadi juara kelas, ia jadi murid kesayangan guru meski tingkahnya selalu bisa membuat darah mendidih. Tapi semenjak Leo datang, predikat itu melekat di Leo, cowok itu pintar dan tak membuat onar seperti Ken, sikapnya itulah yang menjadi poin plus di mata guru.

"Lea ambil minum dulu," pamitnya.

"Gue aja yang ambilin," usul Dino.

"Gak mau! Lea mau ambil sendiri!" kekeuh nya. Leo mengangguk meminta Dino membiarkan adiknya yang keras kepala itu.

"Hati-hati," imbau Leo.

Lea hanya bergumam membalas ucapan Kakaknya, ia memilih fokus pada jalan agar tak terjatuh.

"EHH, JANGAN LEWAT SITU!" teriakan Rena yang tiba-tiba membuat gadis itu terkejut bukan main hingga tak bisa mengendalikan keseimbangannya.

Ia terjatuh dengan kaki yang mendarat lebih dulu. Gadis itu meringis diikuti tangisan, jika yang mendarat kakinya yang normal tak apa. Ini tidak, sudah yang mendarat kakinya yang tengah sakit, tangannya terkena pecahan kaca pula.

Semua panik seketika. Jerry yang memang berada paling dekat dengan gadis itu dengan segera mengangkat tubuh kecil Lea ke gendongannya.

"Kamu gak apa-apa, By?" tanya Jerry begitu khawatir.

Pria itu segera membawa Lea ke dalam rumah, diikuti Sean yang sudah memerintahkan ART rumah Arga untuk mengambil kotak P3K. Sedangkan Rena mengambil air hangat untuk membersihkan darah di tangan gadis itu sesuai yang diperintahkan Sena pula.

Jerry duduk di sofa ruang tengah dengan Lea dipangkuan nya, ia berusaha menenangkan gadis itu. Sedang Arga sudah di sebelah Jerry memeriksa tangan anaknya yang sudah berlumur darah. Leo pun ikut mendekat mencoba menenangkan sang adik.

Para Ibu-ibu membantu Rena yang sudah begitu panik, istri Arga itu memang tak akan bisa beres melakukan sesuatu dengan keadaan panik seperti sekarang ini. Hampir saja ia merebus air hangat menggunakan panci kaca yang biasa digunakan untuk menyajikan sup.

Dan bodohnya lagi, dirumahnya memiliki dispenser air yang sudah menyediakan air hangat tanpa harus susah-susah merebus air.

Alya, Lily, dan Clara hanya geleng-geleng melihatnya.

Memang otaknya tak pernah beres.

Jangan lupa votemen 🌟
Aku kasih sedikit bocoran, part selanjutnya Arga bakalan ketemu Devian😂😂

Enaknya diapain si Kak Dev ini?

Salam
Rega♥️

12052020

Bad Twins (Selesai)Where stories live. Discover now