Nikah Muda

3.5K 237 12
                                    

Akhirnya. Dua jam aku nungguin pak ali keluar kelas. Nih perut udah keroncongan aja. Aku membuka handphone ku yang bergetar. Ada WA masuk.

Mas Hanif: "Kamu belum sarapan kan? Mas tungguin di kantin sekarang".

Aku tidak membalas pesan nya. Aku langsung menemuinya dikantin. Tak butuh waktu lama. Aku menangkap sosok kakak ku itu. Aku segera menghampirinya. dan duduk di depan nya.

"Aku udah pesan nasi uduk sama jus jeruk kesukaan kamu". Kata mas hanif. Yang sedang fokus baca novel.

Aku mengangguk. Meski aku tau, mas hanif tidak melihat anggukanku. Karena matanya tetap fokus dengan novel yang ia baca. lagi-lagi, mataku menangkap sosok laki-laki itu. matanya melihat sekeliling kantin. hingga tatap matanya berhenti di tatap mataku. aku tau itu dosa. aku ingin menghentikannya. tapi ini benar-benar sejuk. indah sekali. tatapan ku berakhir saat makanan yang dipesan mas hanif datang. hanya satu porsi? mas hanif nggak makan?

"mas? nggak makan?". tanyaku pada mas hanif yang masih sibuk dengan novelnya.

"kamu aja.. mas belum lapar". katanya. tanpa melihatku.

aku segera melahap makanan lezat ini.
selesai makan. aku menatap wajah mas ku itu. wajah ke arab-arab an dengan alis tebal dan hidung mancung nya. tak jauh berbeda dengan wajahku. aku terus menatap nya. hingga ia tersadar jika aku sedang menatapnya. lalu dia meniup wajahku. tatapanku yang semula penuh dengan kasih sayang. sekarang di penuhi dengan rasa kesal.

"kenapa?". dia bertanya sambil menutup novelnya.

aku menggeleng.

"kamu masih mau disini? atau balik kekelas? mas mau ke lab. ada praktek". katanya. serius.

praktek lagi praktek lagi. pasti pulang nya lama. selalu seperti ini. ini yang aku nggak mau mas hanif masuk kedokteran. selalu ada praktek. dan pulang nya pasti lama. dan nya lagi. aku selalu nungguin di perpus sampai ketiduran. karena mas hanif nggak ngijinin aku pulang tanpa dia.

"pulang nya lama?". aku bertanya. padahal aku sudah tau jawaban nya.

"mungkin". jawab mas hanif ragu-ragu.

"aku nanti pulang sendiri ya.. aku bisa kok bareng iffah..".

"nggak! kamu pulang sama mas!"

"tapi mas? aku ada janji sama umi. mau ke butik siang ini". alasanku.

"kalau gitu, mas akan ijin nanti". katanya. mengelus lembut ujung kepalaku. lalu menciumku. setelah itu dia berlalu.

aku kembali berjalan ke arah lift. menuju kelasku. kelas pak hamdan sebentar lagi mulai. kaki ku sedikit berlari menuju lift yang akan tertutup. hingga ada seseorang dari dalam lift yang mengeluarkan tangan nya untuk menyekat lift nya agar tidak tertutup. aku segera masuk. dia!

"makasih". ucapku.

dia hanya mengangguk.
"nggak nyangka ya, zaman sekarang masih ada wanita yang mau nikah muda..". katanya. memulai pembicaraan. tanpa melihatku.

aku mengangguk ragu. tidak mengerti arah pembicaraan nya.

"kamu sendiri, nikah di usia berapa?". dia bertanya. menatapku.

omong kosong apa ini?! aku mengerutkan dahi ku.

"aku? nikah muda?" tanyaku heran. entah lah. bahasa ku dari lo-gue malah seketika berubah menjadi aku-kamu. dasar aku!!.

"iya.. tadi yang dikantin? suami kamu kan?". dia bertanya dengan mantap.

ternyata dia melihat semua adeganku dengan mas hanif. tak terkecuali saat mas hanif menciumku.

"suami? kayaknya kamu salah paham deh.. dia mas ku.. mas hanif". jawabku. berjalan keluar lift menuju kelas.
sampai depan kelas, aku berhenti dan menoleh ke arahnya.

"lain waktu kita ngobrol lebih banyak lagi". kataku. mengakhiri pembicaraan.

dia mengangguk. lalu aku pergi dari hadapan nya.

Kasih kritik dan saran juga ya.. Terimakasih semuanyaaaa....😊

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Where stories live. Discover now