Khilmaku Sayang Khilmaku Kejam

2.3K 163 7
                                    

matahari mulai menyapa bumi pagi ini. sinar hangatnya menembus sekat-sekat tirai jendela kamarku. hari ini adalah hari dimana aku akan bertemu dengan si tengil satu itu, khilma. gadis yang selalu mengganggu Gus Faiz ku. aku memoleskan bedak tipis di wajahku. menggoreskan celak hitam di mataku. dan sedikit melembabkan bibirku. setelah itu, berdiri meninggalkan meja riasku.
sampai diruang makan, aku duduk dan meminum segelas susu cokelat hangat. mas hanif menatapku heran. dia mengangkat tubuh ku untuk berdiri. dia melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala tanpa berkedip. aku sengaja tampil sempurna hari ini. kalian pasti tau lah alasan nya. hari ini ku kenakan gamis warna putih kombinasi pink dengan balutan kerudung warna pink chery, sepatu dengan warna yang senada dan pita berwarna silver tertempel di atas sepatu. jam tangan kecil tak lupa juga tertempel manis di tangan kiriku. mas hanif menggeleng-gelengkan kepalanya.

"subhanallah.. kini aku tau, cantik nya bidadari surga itu seperti apa.. ouh! apa mungkin para malaikat di langit sedang kebingungan mencari bidadari nya yang turun di depan ku sekarang..". gombalnya.

"mas apaan sih?! lebay!". aku memukul lengan nya.
abah dan umi yang melihat tingkah kami hanya tersenyum.

"abah, umi, nana berangkat dulu.." aku salim pada kedua hero ku itu.

"bentar ning. tungguin mas...". mas hanif dengan santai nya melahap sarapan nya.

"nana nggak bareng sama mas hanif..". terangku.

"iffah?". mas hanif menebak-nebak.

lalu terdengar suara faiz sedang mengucap salam di depan.

"bareng dia!". kataku. menunjuk ke arah ruang tamu. mas hanif menengok. lalu menggeleng.
abah dan umi berdiri menemui Mas Faiz! cieehh Mas Faiz.... duh! jijik aku malah! hehee.. masak nanti istri manggil suami nya faiz tengil. kan nggak mungkin ye? ahahaha..
aku berjalan mengekor di belakang umi. subhanallah faiz! sarung hitam tak bermotif terlilit di tubuh faiz. dengan kemeja merah maroon polosnya. dan jaket kulit yang kulihat merek nya saja breandit! tergantung di lengan nya. jam tangan keren nya terpasang rapih di tangan nya. kopiah hitam polosnya menambah citra wibawa faiz.
tatapan mata faiz menemukan tatap mataku. seperti mas hanif tadi. ia melihatku dari ujung kaki sampai kepala. karena terlalu terlena melihatku ia sampai terkejut saat abah menyapanya.

"waahh.. ini kok warna nya matching sih? serasii.. seneng umi ngelihatnya..". kata umi.

aku baru sadar hal itu. faiz langsung melihat kemeja nya dan menyocokkan warna nya pada gamisku. hehe.. jodoh!

faiz mengemudikan mobilnya dengan tenang.
"hari ini kita jadi kan ketemu khilma?". tanyaku.

"ngapain ketemu khilma?". faiz malah balik nanya.

"tadi malam? kamu bilang akan ketemu khilma.." aku mengerutkan dahiku.

"aku tidak bilang IYA...". faiz berkata dengan santai nya.

"faiiizz!....". aku mencubit perut nya.

"aduh-aduh.... iya yaa.. ". dia mengaduh kesakitan.

aku sampai di sebuah cafe. faiz membuka handphone nya. lalu celingak celinguk mencari seseorang dari satu meja ke meja lain.
faiz menggandeng pergelangan tangan ku. tidak sampai menyentuh kulitku. dia tau lah.. kita belum halal. aku berjalan di samping nya. faiz terhenti di salah satu meja. seorang gadis cantik ada disana, sedang memainkan handphone nya. inikah Khilma?

"khilma..". faiz memanggil nya.

wanita itu mendongak. lalu berdiri.

"faiz?". dia menatap faiz. lalu setelah itu menatapku.

faiz tersenyum ramah.
"khilma, ini Najma. najma, ini Khilma...". faiz memperkenalkan.

aku dan khilma saling tatap. aku harus berani. berani memperkenalkan diri ku kalau aku lah bakal calon nyonya akhmad. lalu ku sodorkan tanganku. ia membalasnya.

"Najma. Najma Akhmad!". kataku. melihat faiz. khilma mengernyitkan alis nya.

"Khilma. Annisa Khilma!". balasnya.

khilma mempersilahkan kami duduk. kami tertawa. bercanda. membahas yang tidak penting. sampai pada akhirnya faiz mengatakan.

"khilma.. Najma ini calon istriku. bulan depan setelah kami wisuda, kami akan segera menggelar akad nikah..". faiz merangkul ku.

duh! faiz tengil! bisa ndak seh, nda usah bikin baper. tadi di gandeng. sekarang di rangkul. duh gusti... ngapunten..

khilma membulat kan mata nya. tak percaya ucapan faiz.

"wahh.. selamat yah.. aku sebagai mantan kamu ikut bahagia iz..". ujar khilma.

mantan?! mereka pernah pacaran?! kapan?! kenapa faiz tidak pernah cerita?!
tanganku yang semula mencengkeram pergelangan tangan faiz dengan lembut, saat khilma bicara itu, ku cengkeram lebih kencang lagi. faiz menatapku.

"terimakasih khil..". kata faiz.

kami saling bincang. tidak bukan kami. hanya faiz dan khilma saja. aku hanya sesekali tersenyum dan tertawa ringan mendengar obrolan mereka. pantas faiz sangat mencintai khilma. khilma begitu asik. wawasan nya di dunia luar sangat banyak, dan tak diragukan lagi. selain itu, khilma merupakan seorang bisnis girl. obrolan mereka nyaut. karena faiz juga seorang bisnis man. sedangkan aku? aku tau apa tentang bisnis? pantas faiz tak pernah mengajak ku ngobrol dengan obrolan berat tapi ringan karena dijalani berdua dengan orang yang tercinta seperti ini.
handphone faiz berdering.
faiz memegang pergelangan tanganku.
"riki, nelfon. aku angkat sebentar..". faiz berkata lembut sekali.

aku tersenyum. dan mengangguk.
"nggeh Gus". aku sengaja memanggilnya Gus di depan khilma. karena aku ingin dia mengerti dan tau, aku lah calon istri faiz. dan aku ingin khilma pergi di kehidupan faiz.

lalu faiz keluar dari cafe.
khilma menoleh ke arah faiz. memastikan bahwa faiz telah benar-benar keluar. lalu khilma dekatkan wajah nya pada wajahku.

"jika aku tidak bisa memiliki faiz. maka tidak ada satu pun wanita yang bisa memiliki nya!". kata khilma. sinis sekali.

tak kusangka. dibalik wajah cantik nya. tubuh proposional nya. sifat busuk ada melekat di hatinya.

"khilma?". aku pura-pura bodoh. mon maaf nih khil, gue nggak sebodoh yang lu kira!

"duh! gue paling nggak suka dengan cewek yang ledalede kaya lo! di omongin gitu aja nggak ngerti! gini aja, lo tinggalin faiz deh! nanti gue bagi separuh harta faiz... oke!".

aku mengernyitkan alisku.
"khilma.. lo itu cantik. pasti banyak cowok di luar sana yang naksir sama lo. dan lo harus tau, gua mau sama faiz, bukan karena harta faiz yang melimpah. tapi karena gua dan faiz di jodohin. gua nggak nyangka, lo deketin faiz, dari zaman aliyah, nyusul ke dubai, dan balik ke indonesia lagi, hanya untuk ngincer harta faiz! lo menjijikan tau nggak!!". ucapku. aku bisa apa? dia lempar api. gua juga lempar api lah.

Apaan gaes? Khilma licik? Duh duh.. Gimana se...

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang