Mimpi Lama Yang Terpintal Dalam Sunyi

3.3K 220 9
                                    

hari menunjukan pukul 11.15. hari ini matahari tak begitu berani untuk bersinar. lagi-lagi tatapan mataku terpaku pada panorama yang tak asing lagi. di perpustakaan ini. aku bisa menunggu mas hanif. baru saja aku duduk. mas hanif datang.

"ning.. mas nggak bisa ijin. mas cariin taksi aja ya..". kata mas hanif. gelisah.

"aku cari sendiri aja.. nggak papa kok mas...". kataku. menenangkan.

"nggak-nggak.. biar mas yang cariin.". tak berapa lama handphone mas hanif berdering. ada chat masuk sepertinya. dia terlihat cemas. aku tau. pasti chat dari teman nya. menyuruhnya untuk segera masuk ke lab.

"udah.. sekarang mas ke lab aja. aku nggak papa kok sendiri. kan nana si pemberani". aku meyakinkan mas hanif.

"maafin mas ya.. kamu hati-hati..". ujarnya. mengelus kepalaku. lalu menciumku. aku memukul pelan pundak nya. dia selalu mengelus kepalaku lalu menciumku. dimana pun itu. tak terkecuali di kampus. makanya. dia masih aja nge jomblo sampai sekarang. karena setiap ada cewek yang mau sama dia. pada akhirnya. pasti akan cemburu denganku.

aku berjalan kearah parkiran kampus. siapa tau ada iffah. tapi tak kutemui sosoknya. mobilnya pun tak ada. laras! iya! laras! tetangga rumahku. aku bisa nebeng dia.

"laras..". panggilku. saat dia membuka pintu mobilnya.

"nana? ada apa?".

"gue bisa nebeng lo nggak? soalnya mas hanif ada praktek. dia nggak bisa ijin..". terangku.

"aduh.. gimana ya na? gue ada wawancara kerja. gue bisa aja nganterin lo. tapi gue nanti telat..". dia kebingungan.

"yaudah deh.. nggak papa.. makasih ya ras..". aku mulai lemas.

"sorry ya na.. gue cabut dulu..". lalu dia masuk ke mobilnya. dan melaju.

aku celingak celinguk lihat kanan lihat kiri. kalau aku nungguin mas hanif, bisa sampe maghrib aku disini. aku menengok kebelakang. ada mobil sedang melaju perlahan. lalu berhenti disampingku. dia! dia membuka kaca mobilnya. dan menyemburkan kepalanya keluar.

"najma?". panggilnya. lalu dia keluar dari mobil.

"faiz?..". sapaku sekenanya.

"belum pulang?".

"ini mau pulang. tapi nunggu taksi".

"mas mu?". tanya nya ragu-ragu.

"mas hanif ada praktek. jadi pulang sore. biasanya dia ijin buat nganterin aku pulang. tapi hari ini dia nggak bisa ijin".

"aku bisa kok nganterin kamu pulang...........". belum selesai faiz bicara. riki yang kebetulan ada di dalam mobil faiz. tiba-tiba keluar.

"buruan iz! gua udah laper ini..". kata riki. blak-blak an.
"eh! nana... lo saking kecilnya sampe gue nggak liat..". riki memang selalu seperti itu. selalu ngata-ngatain.

"makasih faiz.. tapi kayak nya nggak usah deh.. ngerepotin".

"aku nggak ngerasa di repotin najmaaa.. iya kan ki?". dia menyenggol siku riki yang sedang asyik nge game online.

riki hanya mengangguk.

aku nggak punya cara lagi. dengan terpaksa aku mengiyakan. kalau umi tau, pasti umi dukung keputusan ku. karena ini dlorurot. riki yang semula ingin membuka jok depan dihalangi oleh faiz.

"lady first!". katanya pada riki.

riki tidak menghiraukan nya. ia masih asyik dengan game online nya.

aku duduk di jok depan. lalu faiz mengemudikan mobil nya perlahan.

"rumah kamu dimana to?" tanya faiz. memulai pembicaraan.

"dari sini lurus aja. persimpangan jalan belok kanan. pertigaan depan belok kiri". jelasku.

dia mengangguk paham.

handphone ku bergetar. WA masuk dari mas hanif.
mas hanif:"gimana ning? sudah sampai rumah?"
nana        :"baru perjalanan mas".

lalu mas hanif off.

faiz melihatku. lalu mencari handphone nya di dasbor mobil. dan menyerahkan kepadaku.

"bisa minta nomornya?".

aku mengambil handphone nya. lalu ku ketik nomorku disana.

"makasih".

aku hanya mengangguk.
"sampe sini faiz. makasih tumpangan nya". kataku setelah sampai di depan gapuro pondok abahku.

"kamu mondok?". tanya nya. penasaran.

aku hanya tersenyum. tidak banyak yang tau kalau aku seorang Ning. mereka hanya tau, kalau aku santri di pondok ini. karena aku nggak ingin meng ekspose statusku. bagiku, itu sungguh memalukan.

"sekali lagi, makasih faiz. ki! gua duluan..". kataku. lalu melihat acungan jempol riki. aku keluar dari mobil dan berjalan menuju ndalem.

faiz? akan kah kau adalah mimpi lama yang terpintal dalam sunyi. bersemayam dalam gulita ragu untuk memulai merangkai makna. semoga, kau bukan sekedar harap menyeka luka. namun kemudian pergi tanpa jejak.

🍁

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Where stories live. Discover now