Kemenangan Khilma

2.2K 187 5
                                    

jari jemariku terus berlomba menekan huruf demi huruf di laptop ku. tugas kuliah tak pernah absen dari keseharian ku. malam terus larut dalam hitam nya. aku menengok jam dinding yang tertempel di tembok kamarku. jarum jam menunjuk kan pukul 10 lewat 15 malam. mataku mulai perih. ingin rasanya ku pejam kan mataku, sebentar saja. lalu terbaring dengan pulas nya. tapi tugas ini tak kunjung selesai juga. handphone yang ada di samping ku berdering. tertera nama faiz disana. aku menangkat nya. suara nya mulai terdengar di ujung telfon.

"ini sudah malam nok.. jangan main sosmed terus. tidur sana! ngapain sih main sosmed terus sampai malam gini? stalking IG ku? semua nya tentang kamu nok.. sudah tidur!". lembuuuuuut sekali suara faiz.

"Isyaifaizin Akhmad?". aku memelankan suaraku. aku tau dia salah telfon. pasti yang ia tuju khilma.

telfon langsung terputus.
secinta itu kah faiz pada khilma? aku cemburu iz! aku yang calon istri nya saja tidak pernah faiz berkata selembut itu.
beberapa saat kemudian, faiz mengirim chat.

Faiz : na? belum tidur?

tak kujawab chat nya. lalu ia menelfonku.

"assalamu'alaikum". salamku.

"wa'alaikumussalam.. kamu belum tidur na?". suara faiz tak selembut tadi. faiz!

"tidur atau belum tidur, itu semua nggak penting buat kamu". jutek ku.
entah lah.. aku tak memikirkan perasaan faiz. bagaimana aku memikirkan nya. jika dia saja tak memikirkan perasaan ku.

"na? aku minta maaf.. tadi aku salah..".

"faiz! jika kamu memang nggak serius. lebih baik kamu bilang pada kyai farhan akhmad. untuk membatal kan perjodohan ini".

"kamu bicara apa to na? siapa yang nggak serius?".

"kalau kamu nggak mau bilang. biar aku yang bilang". ancamku.

"oke-oke.. aku bilang. kalau pernikahan kita satu minggu setelah kita wisuda. tepat hari ketiga setelah kamu haflah dan menerima syahadah khatam al quran".

aku terdiam. terpaku. wisuda? itu satu bulan lagi! apa mungkin dalam waktu satu bulan faiz bisa mencintaiku seutuhnya dan melupakan khilma?

"aku ingin ketemu khilma!". kataku. tanpa melihat nya.

"ngapain ketemu khilma?". faiz tertawa heran.

"pokok nya aku mau ketemu khilma! titik!". rengek ku.

"yah terus kalau udah ketemu mau ngapain?". faiz masih tertawa.

"mau bilang. kalau aku calon istri Gus Isyaifaizin Akhmad. Ning Nyai Najma Akhmad!". PD nya aku ya allah.. he he..

faiz tertawa hebat.
"sudah-sudah.. malam sudah larut.. tidur.o.. besok Gus Isyfaizin Akhmad akan jemput Ning Nyai Najma Akhmad..". faiz masih saja tertawa.

"nggak! besok aku berangkat sendiri!". aku masih tetap ngambek. hehe.. biar diperhatiin calon suami..

"masih ngambek nya? aku ini calon suami kamu loh?! jadi kamu harus manut!".
"sudaah! tidur o! besok Gus jemput! assalamu'alaikum... ". lanjut nya

"iyaaa Gus Boyo! wa'alaikumussalam...".

"ahahaahahaaa.. Gus Boyo! tidur yang nyenyak Ning Nyai Najma Akhmad...".

aku tersenyum. lalu mematikan telfon nya.
nana... apa yang kamu lakukan? aku menutup laptopku. menyudahi pekerjaanku. lalu membaringkan tubuh ku. waktu menunjukkan pukul 11 lewat 30 malam. aku menutup mataku. lalu membuka nya kembali. aku bangkit untuk duduk. membuka laci meja kecil ku. dan meraih buku berwarna biru laut. buku diary nya saat kami sama-sama masih duduk di bangku aliyah. aku menemukan nama itu. nama yang selalu ku banggakan. nama yang sampai sekarang masih tertata rapi di hatiku.
Waffa Ar-Razi . cukup! aku menutup buku itu. dan kembali berbaring. Waffa Ar-Razi? itulah nama nya. tidak! sekarang bukan lagi Waffa Ar-Razi. tapi, Isyfaizin Akhmad! iya! dia lah Pangeran Alfiyah ku! yang harus ku perjuangkan, bukan Waffa Ar-Razi!

adakala nya perasaan datang. adakalanya impian tiba. ada kalanya kisah menemani. berganti kesedihan menepi. suatu ketika kebahagiaan yang datang menaungi. bersama kesenangan menghibur. segala sesuatu memiliki waktu. dan masa mereka kini sudah berakhir.

Aaa... Ciee.. Digantung.. Ahahaha..
Jan lupa bintang..😊

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Where stories live. Discover now