Pembunuh

2.3K 153 18
                                    

Hai hai..
Mo lanjut lagi nih.. Yuk yukk....
Ngapunten.. Typo berserakan..😊

kusudahi nderesku. kutaruh alquran kecil yang sedari ku genggam di meja kecilku. aku melangkah menuju arah jendela kamarku. malam ini bulan bersinar penuh. ribuan bintang saling adu perang cantik di langit sana. aku tidak berani bilang pada umi soal kejadian tadi pagi di kampus dengan polisi. mas hanif pun kusuruh diam. biar aku saja yang menjelaskan pada umi. masalah waffa ar-razi kini menyita pikiran ku. hingga aku lupa ada khilma yang harus ku selesaikan. aku harus apa? apa yang harus ku katakan pada abah? pada umi? ingin ku kisahkan semuanya pada mereka, tapi aku takut.. aku takut jatuh kembali. aku takut roboh kembali.. aku takut aku lemah.. aku takut aku tak bisa pulih.. bagaimana ini gusti?
handphone ku yang tergeletak manja di kasur berbunyi. ada WA masuk. faiz?.

Faiz : turun lah! aku di bawah!.

belum ku balas chat nya. umi masuk ke kamarku.
"Ning... makan malam di bawah yuk.. sudah di tunggu gus faiz dan abah uminya di bawah..". kata umi.

jadi benar? faiz ada dibawah? ngapain?! dengan abah umi lagi! bagaimana kalau mereka membahas tentang perjodohan? atau? waffa ar-razi? gusti... bagaimana ini? hatiku riuh. ramai sekali.
aku mengangguk pada umi. lalu bercermin sebentar. memastikan aku sudah cantik dan rapih dihadapan faiz dan keluarganya.

"cantik nya..". kata bu nyai farida, saat aku salim dengan nya.
aku tersenyum ramah.
bu nyai farida begitu cantik. mata belok nya hampir sama dengan ku. bening kata faiz.
kulukiskan senyum indah ku pada kyai farhan akhmad. dan kusuguhkan tatapan teduh bercampur cemas pada faiz. faiz membalasnya. aku mengerti tatapan faiz. dia menguatkan ku.
umi mempersilahkan untuk makan malam bersama. lalu kami makan malam dengan harmonis. ini kali pertamaku makan malam bersama faiz. indah sekali.

setelah adegan makan malam usai. kami ber bincang-bincang di ruang tamu. PERNIKAHAN! iya! kami membahas pernikahan. secepat inikah? aku dan faiz hanya diam. mungkin mas hanif terlalu lelah akan cemburu nya. hingga ia memutuskan untuk izin ke belakang dengan alasan mau nge cek santri. sesekali aku tersenyum menanggapi ucapan empat orang tua itu. pikiran ku semakin rumit. masalah waffa ar-razi baru dimulai. masalah annisa khilma saja masih terbengkalai. dan kini pernikahan ku dengan faiz akan segera dimulai! minggu depan sidang skripsiku yang terakhir. satu minggu setelah itu wisuda terlaksana. dua hari setelah wisuda aku haflah hafal alquran dan tiga hari kemudian? aku resmi menyandang gelar nama sebagai Ning Nyai Najma Akhmad . menantu sulung kyai farhan akhmad.
faiz menatapku. ia semakin menguatkan ku. dia tau aku jatuh. dia tau aku letih. dia tau aku sedang hancur. aku takut mereka membahas waffa ar-razi.. sedari tadi aku memang tidak nyaman dengan hatiku sendiri. tidak nyaman dengan perasaanku. tidak nyaman dengan obrolan ini.
kyai farhan menatapku teduh. sama persis dengan tatapan faiz terhadapku.
"jangan khawatir ning.. semua akan baik-baik saja, proses hukum sedang berjalan. kami semua siap mengawalmu dalam kasus ini..". ujar kyai farhan.
apa ku bilang! jantung ku semakin berdetak kencang. lidahku kelu. aku bingung harus bilang apa. mereka semua sudah tau masalah waffa ar-razi. tak terkecuali abah dan umi. hanya saja tadi mereka membuat ku merasa lebih nyaman. lagi-lagi faiz menatapku. meyakinkan ku kalau aku kuat. aku bisa.

"jangan takut nduk.. katakan saja.. apa yang ingin kamu katakan, selagi apa yang kamu katakan itu benar..". timpal abah.

aku tertunduk dan mengangguk. bingung harus apa. waffa ar-razi mencekik ku dalam masalah ini.

malam semakin larut. kujatuhkan tubuh mungilku ke kasur. mataku menangis. merasakan perih nya hati ku. merasakan rumit nya jalan hidupku. pukul 01.25, handphone ku berdering. aku terbangun. dan tersadar bahwa tadi aku terlelap dalam tangis. kulihat layar handphoneku. Nomor Kepolisian.

Polisi : halo.. selamat malam, maaf mengganggu malam-malam seprti ini ning..
Nana : malam pak.. apa sudah ada info pak?
Polisi : baik ning.. pelaku pembunuhan waffa ar-razi telah kami tangkap tengah malam tadi. sekarang pelaku ada di kantor..
Nana : alhamdulillah.. terima kasih pak.. saya.. saya segera kesana..

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Where stories live. Discover now