Sang Waffa Ar-Razi

2.4K 137 6
                                    

aku berjalan menuju ruang makan. pukul 6 lebih 5. seragam putih abu-abu yang kemarin baru selesai dijahit, kini telah tertempel cantik di tubuhku. hari ini perdana ku kenakan nya. iya. hari ini hari pertama ku memulai kisah ku di putih abu-abu.

"ndalem kok sepi? pada kemana?". batinku.

"ning? mau mbak buatkan sarapan?". ucap mbak sonya (mbak ndalemku) yang tiba-tiba muncul dibelakang.

"em.. abah sama umi mana mbak?". tanyaku.

"kyai husein dan bunyai laila sedang di aula, mempersiapkan acara buat santri baru nanti ning..".

"masyaallah.. aku lupa mbak! mas hanif? sudah berangkat?". tanya ku lagi.

"gus hanif baru saja berangkat kuliah.".
"ning nana mau tak buatin sarapan?". kata mbak sonya lagi. mata nya berbinar-binar.

aku tak tega melihat nya. lalu ku iyyakan saja.

jarak antara ndalemku dan madrasah dimana aku belajar memang tidak terlalu jauh. jalan kaki 10 menit juga sampai. masih dengan madrasah yang sama. hanya tingakatan nya saja yang berbeda. Madrasah Aliyah Medina Putri. madrasah asuhan abahku. Yayasan Medina milik abahku ini antara lain Panti Asuhan Medina, PAUD Medina, MI Medina, MTS Medina Putri, MTS Medina Putra, MA Medina Putri, MA Medina Putra, serta Pondok Pesantren Putra Dan Putri Medina. bukan maksud pamer, tapi ini sungguh melelahkan bagi abahku. abah mengurus semua yayasan medina ini sendiri, sesekali dibantu oleh mas hanif. tapi tak banyak. heh! bisa apa mas ku itu. hahaha.. bagaimana lagi? kedua adik abah perempuan dan di boyong suami-suami nya ke luar kota, ngurusin pondok mertua masing-masing. kadang umi yang biasa gantikan abah untuk seminar jika abah sedang ada rapat penting bersama pengurus. aku jadi terlupakan... mas hanif sudah di percayai abah untuk menjadi ketua kang pengurus santri, yang kerja nya takzir sana takzir sini. aku? bagi abah dan umi aku adalah anak kecil yang tidak tau apa-apa. melakukan ini tidak boleh. itu tidak boleh. mau kesini diantar. kesana diantar. repot ih!!

setelah selesai sarapan. aku berdiri lalu berjalan keluar.

"ya allah!!". tiba-tiba saat aku keluar dari pintu ada umi yang mau masuk. umi pun kaget.
"nduk!". umi kesal.

aku nyengir.
"sudah mau berangkat?". tanya umi.

aku mengangguk.

"sudah minta sarapan sama mbak sonya?". umi mewawancarai ku.

"sudah umi ku yang cantik tiada tara.....". ucap ku.

umi tertawa renyah.
"sudah berangkat sana..". kata umi. mengelus kepalaku.

aku salim pada umi.
"abah?". tanyaku.

"abahmu sedang sibuk sama pengurus.. berangkat saja.. nanti umi pamitke..". terang umi.

aku megangguk. iya.

aku berjalan menyusuri halaman pondok yang luas ini. ada banyak mobil para wali santri. ada banyak canda dan tawa yang ku dengar. tak sedikit juga yang menangis. masa dimana pertama pertama kali mondok adalah hal terindah. halah! aku memang sok tau. padahal aku sama sekali tidak pernah mondok. oh!! tenang-tenang.... iya, tau, aku memang putri sang kyai, tapi nggak pernah mondok :( yaa.. umi bilang, aku anak nya nggak bisa mandiri, padahal... bener ;) .
hmm.. dasar aku!.

sampai gerbang pondok aku lihat iffah dari kejauhan. dia berjalan sendirian. lalu dia lambaikan tangannya. aku membalasnya.

"aku baru aja mau jemput kamu na.." . kata nya saat sudah di depan ku.

"kenapa jemput? nggak berani berangkat sendiri ya....". aku tertawa girang.

"isy! bukan! bukan nggak berani.. tapi ya......". iffah ragu-ragu.

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang