Faiz-Khilma

2.2K 134 35
                                    

Faiz Pov

"Dasar!". Aku mengelus lembut ujung kepala wanita yang sangat ku cintai ini.

"Aku gak tau bakal jadi kayak gitu iz..". Dia tetap saja mengelak karena masalah listrik yang tiba-tiba padam di rumah nya kemarin malam.

Aku masih saja tertawa habis-habisan.

"Faiz.. Sudah jangan tertawa lagi!". Aku menatap wajah kesalnya. Imut sekali. Dia terlihat sangat cantik bila sedang marah.

"Kamu terlihat lebih indah saat marah khil..". Aku menggoda nya kembali.

"Hiihh.. Masih kayak gini lagi, sekarang juga aku akan pulang ke indonesia!".

Aku melihat menatap nya merajuk.
"Pulang sajaaaa". Aku tertawa lagi.

"Faiiiizzz...". Dia menggelitik perutku.

Tuhaann.. Ini geli sekali.
"Khilma, khilmaaaa.... Cukup cukup.. Udah.. Yaaaa.. Plisss.. Geli!". Ampunku.

Gelitikan khilma terhenti saat handphone ku berbunyi. Siapapun yang menelfon, aku ucapkan banyak Terimakasih, karena telah menyelamatkan ku dari gelitikan ini...

"Abah.. Aku angkat sebentar ya..". Ucapku.

Khilma terangguk.

"Faiz, sore ini juga kamu harus pulang ke indonesia! Besok kamu mulai kuliah lagi! Karena ujian sebentar lagi dilaksanakan.. Dan yang paling penting, temukan Ning Najma! Itu jodoh pilihan abah dan ummik, hadiah buat kelulusan kamu". Titah abah.

"Apa?! Bah.. Faiz bersedia untuk pulang ke indonesia, tapi bukan untuk perempuan itu!".

"Ning Najma perempuan yang paling cocok dan pantas buat kamu! Sore ini juga, abah tunggu di bandara!". Lalu abah memutus sambungan telfon nya.
"Najma lagi najma lagi! Perusak!". Bathinku tersulut emosi.

"Astaghfirullah..". Aku terbuyar dari lamunan ku. Lalu menatap wajah pucat istri kecil ku ini. Dia tertidur dengan cantiknya. Aku mengelus lembut ujung kepalanya. Aku sudah berniat terbang ke dubai berbulan madu bersama nana, jangan ada khilma lagi di benak... Kumohon...

Aku menatap keluar jendela pesawat.
"Aku kembali ke dubai khil.. Kembali menatap langit dubai.. Kali ini tidak bersama dengan mu.. Jujur khil.. Aku sangat kecewa.. Benar-benar kecewa pada mu.. Aku berharap aku tidak akan pernah tau kejadian naas mu dengan masa lalu mu.. Tapi takdir telah mebongkarnya.. Aku merindukan mu khil.. Sangat merindukan mu..". Lirihku.

Lalu mendengar najma sesenggukan, seperti sedang menangis. Apa dia dengar ucapanku tadi? Semoga saja tidak.

"Na?". Panggilku.

Najma mengusap cepat air matanya. Benar. Najma menangis, pasti karena ucapanku, kenapa dia lemah sekali?!.

"Iya?".

"Kamu menangis?". Tanyaku. 

"Kamu kenapa na?". Aku bertanya sekali lagi.

"Tidak.. Aku tidak apa-apa.. Hanya mimpi buruk". Jawabnya.

Aku mengangguk. Lalu menyondongkan badan ku padanya. Kedua tangan ku melayang mengunci tubuhnya. Pada akhirnya wajahnya ini tertempel pada dada ku. Aku mendekapnya erat, sebagai permohonan maafku karena ucapan tadi.

Aku kembali masuk di rumahku ini. Akhirnyaa.... Aku sangat rindu dengan suasana rumah ini, andai ada khilma, rumah ini juga pasti merindukan khilma.

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang