Cinta Si Genit Misterius

2K 131 10
                                    

Assalamu'alaikum...
Hai hai... Balik lagi aku nya... Sekian lama tak muncul... Ada yang rindu nggak nih? (Pd nya gue!). Se enggak nya tuh kangen gitu lo beb.. Yauda deh.. Baca lagi yuk...

hari telah berganti. bulan telah menua. dan tahun? genap satu tahun aku tak memanggil dia si genit misterius. entahlah.. aku terlalu nyaman memanggil nya Waffa. dia kira dia siapa hah? aku menyukai cara nya menyimpulkan sesuatu. melengkapi pendapat ku baginya jauh lebih menentramkan dari pada beradu argumen dengan ku. cara nya menanggapi obrolan ku meski singkat namun itu melegakan bagiku. sikap cuek dan tidak perdulian nya membuat ku semakin menyukai nya. dasar nana!
"nana!". panggil nya dari bawah saat aku berdiri di balik jendela kamarku.

"apa?!". kataku berbisik. melihatnya sedang di mushola.

dia melambaikan tangan nya. menyuruhku kesana. seperti biasa nya. kami selalu tahajjud bareng.

"aku mau bicara!".

aku mengacungkan jempol ku. mengiyakan. aku menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati. membuka pintu ndalem dengan jantung dag dig dug. bagaimana tidak pukul 00.25 aku biasa keluar sekedar untuk ngobrol dengan waffa.

"waffa!". ucapku. saat aku sudah duduk di samping nya. kami duduk di teras aula. seperti biasa, selalu ada nasi dan lauk yang tersaji di samping nya.

"apa ini? lama!". waffa muram.

aku memukul lengan nya. waktu satu tahun membuat ku berani memukul nya. haha.. ngeselin sih!.

"na.. ". panggil nya.

aku menatap nya yang sedang menunduk.

"aku mau pulang..". kata waffa masih setia dengan tunduk nya.

"kapan?".

"sebentar lagi..".

"kenapa pulang? kan belum liburan?". aku heran menatap nya.

dia tersenyum.
"aku capek na.. maka nya mau pulang.. mau istirahat..".

"berapa lama?". tanyaku menatap nya lekat-lekat.

"na! itu bintang ku!". dia mengalihkan pembicaraan dan menunjuk sebuah bintang yang jarak nya dekat dengan bulan.

"kenapa?". tanyaku.

"katanya, jika ada bintang yang jarak nya dekat dengan bulan, terlebih saat purnama seperti ini, itu artinya kamu sedang merindu..". jawab nya dengan masih menatap langit.

"apa yang kamu rindu kan?". aku masih saja bertanya.

dia menoleh. menatap ku dengan lekat. sejenak kemudian dia palingkan diri dan menatap langit.

"na..". panggil nya lagi.

aku menoleh.

"apa kamu cengeng?". pertanyaan apa ini?!

"enak aja! nggak lah! aku nggak cengeng!". jawab ku sombong.

"jangan cengeng! berjanjilah!". dia masih setia menatap langit. entah ada apa di langit sana.

"oke.. janji!". aku meyakinkan nya.

aku ikut menatap langit. sama seperti waffa. aku benar-benar mencintai waffa. tapi apakah waffa juga mencintai ku? dia tidak pernah bicara soal cinta. pernah! sekali saja itu pun satu tahun yang lalu. jika dia tidak mencintai ku? untuk apa waktu satu tahun ini yang telah kuhabiskan bersama nya. sampai-sampai aku telah memanggil umi nya dengan panggilan ummik. memanggil abah nya dengan panggilan abah. tapi jika waffa memang mencintai ku? kenapa dia tidak pernah mengungkap kan nya?

"na...". dia merusak lamunan ku.

aku menoleh.

"kamu mau menikah dengan ku?". tanya nya. aku kaget setengah mati.
menikah? tentu aku mau. tapi kita masih sama-sama kecil waffa.

Pangeran Alfiyyah [SELESAI] Where stories live. Discover now