16 - First Impression

2.5K 329 29
                                    

Tepat seminggu yang lalu, aku dan kekasihnya bertemu, kami tegur sapa saling menyapa, walaupun aku tak begitu tulus untuk bisa menyunggingkan senyumanku padanya.

Papah menyarankan kami untuk pergi ke 'Pulau Tidung', disana papah memiliki penginapan sendiri yang ia bangun 5 tahun yang lalu. Aku sempat menolak, dengan alasan banyak pekerjaan yang belum terselesaikan, juga tugas-tugas kampus-ku yang bisa saja tertunda.

Namun, Jika seorang ibu yang menawarkan apalagi memaksa, Siapa yang dapat menggagalkan?

Mamah ingin aku berlibur disana, sebagai ajang lepas penat bersama anak-anaknya juga teman-temanku yang lain, termasuk Haechan, Renjun beserta abang-abangnya yang mana mereka ternyata berteman baik dengan Doyoung.

Naasnya, Mamah mengajak kekasih tercinta kesayangan anak tengahnya,

Ya, kami akan berlibur bersama.

•¤□────────□¤•

"Mah, aku semobil sama Jeno aja"

"Kenapa nan? Sama kakak aja, Jeno nyetirnya kocar kacir, kamu ga bakal aman sama dia" ujar Doyoung yang menepis perkataan Kinan ketika gadis itu hendak menghindar agar tak semobil dengannya.

Kinan ingin menyumpah serapahi Doyoung saat itu juga, pasalnya ia tak memperdulikan perasaan gadisnya yang begitu memberontak dalam batinnya.

"Doy, ayok keburu macet" ucap Abel dari kursi sebelah pengemudi mobil yang dikemudikan Doyoung

Tanpa menoleh, juga menjawab sepatah katapun, Kinan memasuki mobil Jeno beserta semua barang bawaanya. Raut wajahnya yang tak bisa ia bendung saat itu menjadi boomerang bagi Jeno karna gadis itu akan terus mengoceh di sepanjang perjalanan.

Benar-benar segar pemandangan di Pulau Tidung saat ini, tak sia-sia Kinan menggerutu di sepanjang perjalanan, nyatanya tempat itu benar-benar membuat perasaanya terlihat lepas, 'mungkin', entah setelah Doyoung dan Abel sampai ke sini bagaimana pula perasaanya.

Jeno menyunggingkan senyumnya

Kalau kau tahu, ketika adiknya Doyoung satu-satunya itu tersenyum, bahkan seluruh tumpahan air di pulau itu bisa memercik dan membuat gelombang yang begitu besar.

Jeno benar-benar memiliki senyum yang sangat indah.

"Kenapa liatin gue begitu?"
Ucapnya sambil menoleh padaku yang saat itu aku belum menggubris perkataanya

"Jeno senyum lagi dong"

" ?? Gue ga salah denger?"

"Senyum lo manis banget jen"

"Haha, kenapa lu baru sadar sih, mata lo tuh ketutupan si Doyoung terus"

"Apaan sih lo jen!"

Jeno hanya terkekeh pelan.

"Barang-barang lo udah gue turunin semua"
Ucap Jeno sembari mengunci kembali pintu mobilnya

"Thanks Jen"

"Anytime"

Kemudian kami duduk di balkon depan penginapan papah, kami belum sempat menjamah isi dari penginapam itu karena menunggu anak-anak yang lainnya datang.

Second Soulmate | KDY [✔]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum