28 - Unconditionally.

2.4K 288 32
                                    

"you are my piece of life, on filled with happiness."





"Sorry I didn't call you back.."

"I just get my sleep overtime."

"Noo. Its okay, you can sleep all day long, kinan, Kamu sudah membaik? Kapan kembali kesini? Aku ternyata rindu haha"

Suara dari sebelah sana terdengar kikuk, layaknya orang yang tengah salah tingkah, laki laki itu berkali kali menahan nafasnya dan menghembuskan perlahan, namun tetap saja Kinan masih tetap mendengarkan suara nafas Mark.

"Maybe, secepatnya? Dosen pembimbingku cerewet sekali Mark, jika bulan ini aku belum bertatap muka dengannya, mungkin dia akan menendang ku dan namaku dicoret dari daftar nama anak bimbingan beliau.."

"Wow, its scary man!!"

"Jadi tepatnya kapan?"

"Mungkin tanggal 2 ?"

"Aku jemput kamu ya?"

"Haha kamu baik sekali Mark, bahkan dia saja tak berkabar denganku sampai saat ini" suaranya memudar perlahan, berharap Mark tak dapat mendengar ocehan tak jelas yang keluar dari mulutnya.

"Kenapa dia tidak mengabari?"

"Aku tidak tau,"

"Baiklah, tidak usah sungkan, kabari aku oke?"

Gadis itu mendapatkan atmosfir yang baik dari sang teman baru, Mark baginya  adalah seorang teman yang tulus, ahh dia pasti benar benar merindukan Haechan saat ini.

●•°

Bertumpuk kertas juga proposal klien di atas meja yang dikepul dengan debu, Doyoung sudah jarang datang ke kantor, ia lebih sering pergi ke bar hanya untuk melepaskan stresnya, tak jarang ia mampu menghabiskan 3 botol minuman itu hanya dengan semalam, nyatanya ia memang bukan ahli dalam menaklukan apa yang bisa disebut alkohol, namun situasinya kali ini benar benar berbeda, ia terpuruk dengan keputusan sang Ayah yang akan menikahkannya 2 hari lagi dengan seorang wanita licik yang faktanya baru ia ketahui akhir akhir ini.

BRUKKKK...

Laki-laki itu terhantam dengan pundak sang adik, Jeno membawanya masuk ke dalam kamar, namun di tengah-tengah perjalanan Doyoung berontak mencoba melepaskan rangkulan yang Jeno berikan dan mendorong anak itu hingga vas kaca kecil kesayangan milik ibunya mengeluarkan suara denting yang cukup keras hingga membangunkan seisi rumah.

"Bang udah bang ayo ke kamar!" rajuk Jeno membujuk sang kakak, namun Doyoung malah mendorongnya beberapa kali hingga terjatuh

"Bang, nanti mamah sama papah bangun!!"

"Sssttttt ssstttt sttttt...!"

Ia menutup mulutnya seolah tak ingin berisik, kemudian tertawa histeris layaknya orang tak sadarkan diri, Doyoung tertawa lebar diselingi tangisan menjengkelkan yang kedengarannya cukup gila.

"Bang? Lo gak kasihan sama Kinan?"

Sebenarnya anak itu menyimpan emosinya cukup dalam, namun rasanya ia tak sampai hati ikut menuduh Doyoung melakukan perbuatan keji itu kepada calon kakak iparnya. Mungkin hanya Jeno yang tau luar dalam sang kakak, orang tua mereka lebih sering di luar karena urusan pekerjaan, dan saat ini Jeno memilih untuk mempercayai sang kakak.

Second Soulmate | KDY [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang