19 - Pergi-jangan, menyatu-tidak.

2.9K 343 24
                                    

Belum tentu yang sudah menyatu bisa jadi bersatu, bahasanya ialah pengorbanan, kalau hanya satu pihak yang mengajukan sedangkan yang sedang dikorbankan tak ada pembelaan, yasudah. Usahamu jauh daripada sia-sia.

-SS-


Sudah 3 hari sejak hari berlibur kami usai, Doyoung sama sekali tak datang ke tempatku, jangankan datang, mengirim pesan juga tak ada. Aku benar benar yakin, semua perkataanya memang benar, 'mungkin dia akan melamar Abel'.

Tak urung ingin terlalu berlama-lama larut dalam kesedihan, karena segala macam pikiran yang kubuat sendiri yang kuasumsikan mengenai Doyoung semua benar, beberapa persen kecil dari lubuk hati ini masih menaruh harapan untuknya, aku yakin dia sibuk atau, skripsinya terlalu rumit.

Beberapa asumsi itu kubenarkan, ya' mengingat dia adalah orangku satu satunya yang ada disini, aku pernah berkata, jikalau suatu saat nanti kami tak bisa bersama 'tolong, jadikan aku salah satu bagian terpenting dalam hidupnya'.

"Kak mel!"

"kenapa nan? Udah selesai?"

"Udah kak"

"Menurut kakak rakitanku gimana?"

Hari ini berjalan dengan sangat sibuk, aku berusaha membuat sibukku sendiri sembari melupakan rasa sedihku karena banyak memikirkan Doyoung.

Aku membantu kak Melody untuk menyiapkan pesanan buket bunga mawar putih sebanyak 5 pesanan, hari ini sangat sibuk mengingat beberapa hari lagi menjelang hari kasih sayang, jadi beberapa hari kedepan akan sangat banyak pesanan di toko Kak Melody.

"Nahh ini udah cantik, kamu tuh tangannya apik ya nan"

"Hehe iya dong kak, dulu aku juga suka bikin kerajinan buket bunga gitu dari bahan kain, lumayan pernah nyampe 100 pcs aku jual pas aku masih sekolah kak"

Kak melody hanya menggeleng bangga padaku

"Kamu mau coba bantu-bantu kakak disini?"

"Loh boleh kak?"

"Iya boleh pastinya!"

"Tapi kalo kamu ada jadwal kuliah ya tinggal aja, gak masalah kok"

Kinan menggenggam tangan perempuan itu dengan erat sambil berucap banyak terima kasih padanya, sebelum-sebelumnya, hubungan Kinan dan Melody hanya sebatas penjual dan pembeli, kemudian lama kelamaan hubungan mereka menjadi sangat akrab dan begitu dekat, kinan merasa seperti memiliki seorang kakak perempuan.

* * *

"Doy, skripsi gimana?"

"Pusing pah"

"Pusing gimana?"

Lelaki itu mengusak kasar wajah sampai bagian kepalanya

"Doy, harus selesai tahun ini ya"
"Papah gamau bayarin lagi, kuliahmu,adek-adekmu juga mahal"

Aku tau papah berkata begitu dengan sengaja, agar aku bisa cepat fokus meneruskan perusahaanya dengan bekerja, tapi memang tak mudah bergulat hanya dengan Laptop, proposal,dosen dan lain-lainnya. Lebih baik bergulat dengan Jeno ketimbang skripsi.

Kemudian papah beranjak ke kamarnya dan hanya menyisakan aku dengan Jeno, Jeno yang hanya berfokus pada telepon genggamnya tak menggubris pembicaraan aku dengan papah.

"Jen"

Adiknya acuh, diam saja dan mengabaikan sang kakak ketika Doyoung memanggil namanya

"budek banget lu"

Second Soulmate | KDY [✔]Where stories live. Discover now