Luka & Nikmat

2.2K 20 0
                                    

"Kamu sudah punya pacar?" Andrew bertanya

"Belum, kalau kamu?" saya bertanya balik.

"Saya baru putus dengan mantan saya, kami sudah bersama selama 4 tahun, tapi dia tidak mau lagi bersama" Dia menjawab pertanyaan dengan sangat santai.

"Mungkin ini yang terbaik, yang sabar ya" saya mencoba untuk bersimpati

"coba saya liat tangan kiri kamu" Andrew tiba-tiba menarik tangan kiri saya

"kenapa? tangan saya gapapa kok"  dan tiba-tiba Andrew langsung menekan pergelangan tangan saya agak keras.

Dia juga meraba telapak tangan saya, "Kamu bisa meramal?" tanya saya terheran - heran.

"Umur kamu berapa? 18?" ini kedua kalinya saya mendengar orang mengatakan hal yang sama.

"24 tahun!" jawab saya agak sinis.

" Kulit kamu terasa seperti anak umur 18 tahun" Andrew menicum tangan saya.

Saya langsung tarik tangan kiri saya dari genggamannya. 

"Saya yakin orang lain akan bilang hal yang sama, percaya deh" Andrew berbicara sambil meminum teh nya.

Mungkin karena orang Indonesia terlihat lebih muda dari usia sebenarnya, dan orang-orang disini terlihat lebih tua dari usianya.

"Kamu mau berhubungan intim dengan saya?" Andrew bertanya sambil mencondongkan badannya ke arah depan saya.

Tanpa senyum, tanpa ekspresi datar dingin apa ini karena dia orang Inggris? apa semua orang Inggris seperti ini?

"Ya" tiba-tiba kata itu keluar dari mulut saya tanpa berfikir panjang.

"Ayo!" Dia beranjak dari tempat duduknya dan menarik tangan saya. Kami berjalan menuju mobilnya dan berkendara ke apartemen saya.

Kami berjalan masuk apartemen, Andrew menggenggam tangan saya dan ternyata semua orang sudah bangun dan menikmati sarapan di ruang tengah

"Hai Luna, wow siapa dia?" Tanya Bryan dengan nakal.

"Guys ini Andrew" 

"Hai Andrew kita ketemu lagi" jawab Maria yang sedang duduk di atas meja sambil meminum kopi

"Oh kalian pernah ketemu? kapan?" Ingrid bertanya penasaran

"Di Club semalam, kamu juga ketemu kok" Maria menjawab.

"Saya gak inget hehehe" Ingrid memang mabuk saat itu.

"Have fun guys" Bryan sepertinya tau apa yang akan kami lakukan selanjutnya. Yang lain pun hanya bisa tersenyum nakal.

Kami berdua masuk kedalam kamar, Andrew mengunci kamar dan memeluk saya dari belakang sambil berbisik "Jangan teriak" bibirnya yang menyentuh tenglinga saya membuat saya tidak dapat bergerak

Dan saya menganggukan kepala.

Andrew membuka satu persatu pakaian saya dan melempar saya keatas ranjang, saya terbaring hanya bisa melihat dirinya yang membuka pakaian.

Dirinya terlihat begitu kuat dengan otot kekar pada tubuhnya, matanya tidak lepas memandang tajam kepada saya.

Ciuman pertama kami pun terjadi, terasa tajam jenggot tipisnya di dagu saya,  saya menutup mata dan menikmati sentuhan bibirnya yang bergerak perlahan turun.

Rasa sakit dari gigitan di sekitar leher membuat saya berkata "No!"

Dirinya tidak memperdulikan ucapan saya dan terus menyebar rasa sakit di sekitar leher.

Turun ke bagian dada, perut dan dirinya terhenti sejenak melihat saya yang mencoba mengatur nafas.

Tangannya membelai muka saya dan terhenti di bagian leher, saya rasakan tekanan kuat pada leher saya dari tangannya, saya tercekik dan agak kesulitan mengatur nafas.

Andrew mengecup pipi saya dan saya rasakan sesuatu rasa nikmat yang bergabung dengan rasa sakit diwaktu bersamaan.

Saya rasakan kukunya mencakar bagian punggung, dada, kaki.... aneh... sakit....tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa.

Saya merasa terhipnotis sampai tidak bisa berkata apa-apa melihat dirinya.

Rasanya berbeda tidak seperti biasanya, matanya berubah menjadi sangat tajam, dia tidak berhenti menatap mata saya dengan dalam.

Takut itu yang saya rasakan.

Dan saya hilang akal, dibawanya melayang, bahkan tidak ada suara atau kata-kata keluar dari mulut kami berdua.

Kenapa? Apa ini?

"Please be mine" lanjut Andrew berkata sambil memegang tangan saya.

"I am yours" jawab saya singkat.

Waktu berlalu sangat cepat, jangan berakhir ingin ku.

Setelah beberapa jam berlalu, Andrew harus kembali ke base nya.

Dia bergegas memakai pakaian dan sepatu.

"Saya akan datang lagi minggu depan" dia pamit sambil mengecup kening saya.

Saya tersenyum seakan mengiyakan perkataanya.

tetapi saya tidak bisa mengantar dia sampai parkiran, karena badan saya sudah tidak bisa bergerak. lemas rasanya.

Tidak lama Maria masuk kamar sambil berkata "Kamu udah gila?" Muka maria terlihat shock.

"Ada apa memangnya Maria?" 

"3 Jam kamu main sama dia, cowo macam apa yang bisa main sampai 3 jam non-stop?" Maria menjelaskan

"Berisik ya? kedengeran sampai luar?" tanya saya malu.

"Tetangga sebelah aja bisa denger kasur kamu goyang-goyang hantam tembok!" 

"Well done girl !" Bryan tiba-tiba ikut masuk dalam kamar sambil mengangkat 2 jempol.

Saya hanya bisa tertawa sambil berbaring di ranjang.

"Udah ah, saya mau mandi dulu " saya langsung berjalan ke kamar mandi dengan hanya di berbalut handuk.

Saya masuk ke dalam shower dan awch...!!! 

Rasa perih diseluruh tubuh terasa ketika air hangat dari shower menyentuh kulit tubuh saya.

Ini sangat perih, saya langsung keluar dari shower dan melihat cermin di dinding kamar mandi .

Bekas luka dari goresan kuku Andrew diseluruh bagian tubuh saya, dan kulit yang kemerahan di bagian leher, dada juga bekas gigitan di bibir bawah saya.

Oh no! Apa yang Andrew lakukan sampai begini dan saya tidak menyadarinya?

Maria membuka pintu kamar mandi yang memang rusak dan tidak bisa dikunci.

"Oh my God Luna" Maria shock melihat banyak luka pada tubuh saya.


VanillaWhere stories live. Discover now