Dua Pilihan

341 10 0
                                    

Saya berdiri melihat Inggrid terbaring diatas ranjang rumah sakit dari balik pintu, saya berjalan mendekatinya. Dan menaruh bouquet bunga melati diatas meja sdiamping ranjangnya.

Inggrid melihat saya dengan kaget tapi dia sangat kesulitan untuk bergerak, saya duduk disampingnya dan membisikan sesuatu padanya.

"Di negara saya bunga melati adalah simbol kebahagiaan dan kematian, saya berikan ini karena saya bahagia melihat kamu terbaring disini, dan juga simbol kematian dari pertemanan kita, Enjoy!". Saya berbisik tepat ditelinga Inggrid.

Inggrid tidak berbicara sama sekali, saya berjalan keluar dari rumah sakit menuju ke salah satu mini market untuk membeli air putih.

Tenang sekali hati ini, saya merasa bahagia melihat Inggrid terbaring dirumah sakit, luka saya mulai terobati. Saya sangat tidak peduli dengan sakit yang dia rasakan.

Saya berjalan pulang menuju apartemen baru, dan saya melihat Maria berjalan dengan seorang pria yang belum saya kenal.

"Luna! kenalin ini Andres" Maria memperkenalkan pria tersebut.

"Halo" saya menyapa.

"Ini teman saya dari Colombia, dia juga sekolah disini" Maria menjelaskan.

"Senang bertemu dengan kamu Andres, saya Luna" Saya memperkenalkan diri.

"Kita mau beli Tacos kamu mau gak?" Andres menawarkan.

"Makasih, saya masih kenyang" saya tersenyum.

Mereka berdua pun pergi berjalan meninggalkan apartemen, saya melanjutkan langkah saya untuk masuk menuju apartemen dan tiba-tiba Chris menyapa.

"Hai, kamu Luna kan? asalnya dari mana?" Chris bertanya.

"Saya dari Indonesia, kalau kamu?" Saya balik bertanya

"Saya dari Swedia, yuk mampir ke apartemen saya, kita ngopi sore" Chris menawarkan.

Saya pun mengangguk dan berjalan masuk ke apartemennya.

"Kamu pelajar ya disini?" Chris bertanya sambil membuatkan saya kopi.

"Iya, kalau kamu?" saya bertanya sambil memperhatikan apartemennya yang terlihat sangat rapih untuk seorang pria.

"Saya kerja disini, baru 3 bulan saya pindah ke London, sebelumnya saya sekolah dan kerja di California" Chris menjelaskan.

"Saya juga baru kok sekitar 6 bulan disini" Saya menerima kopi yang Chris buat.

"Kamu single?" Chris bertanya.

"Ya" singkat saya menjawab.

Kami meminum kopi dan saling berpandangan, Chris memang menarik, personality dia yang hangat dan dapat membuat suasana hidup sangat berbanding terbalik dengan Robert yang dingin dan pasif.

Chris duduk mendekati saya, dan berkata

"I know you want me"

dan saya menjawab "you know I want cha" dengan nada lagu Pitbull 

Kami tertawa, seakan kami paham apa yang dimaksudkan.

tidak lama kami saling bercumbu dan telepon saya berdering.

Saya tidak memperdulikan panggilan tersebut, kami terus bercumbu hingga berpelukan sangat erat.

Dan telepon saya kembali berdering.

Chris membuka bajunya, dan saya melihat tattoo di dada kanannya.

Untuk ketiga kali telepon saya berdering.

VanillaWhere stories live. Discover now