Pengkhianatan

412 10 0
                                    

Setelah sarapan kami berkendara sekitar 10 menit dari rumah Robert menuju arena tembak, Kami membawa 2 Hatsan airgun di bagasi mobil.

Akhirnya setelah berkendara kami tiba di arena tembak indoor, hanya kami berdua yang ada ditempat tersebut, sangat sepi tidak ada seorang pun disini.

"Kayaknya arena tembaknya tutup deh" Saya bicara sambil melihat sekeliling.

Ternyata Robert membawa kunci untuk membuka pintu arena tembak.

"Kok kamu punya kuncinya?" saya bertanya

Robert tersenyum dan berjalan masuk ke arena, dirinya menyalakan lampu di dalam arena tembak.

"Ini arena tembak indoor dengan jarak target 20 meter, kita pakai palet untuk amunisinya, targetnya lingkaran di ujung tembok sana" Robert menjelaskan mengenai cara bermain.

Saya hanya mengangguk saja.

"Nah ini sudah saya isi dengan palet sekarang kamu berdiri disini pegang senapannya" Robert memberikan saya senapan yang ternyata cukup berat.

Robert mengajarkan saya bagaimana cara menggunakan senapan dan menembak target dengan tepat, kami menghabiskan sekitar 3 jam di arena tembak.

"Kamu jago juga ya padahal baru sekali belajar" Robert berbicara saat kami  berjalan menuju mobil di parkiran.

Kring....! Maria menelepon saya

"Halo Luna, kamu tau ga apartemen sebelah kemalingan tadi malem, saya khawatir, jadi hari ini saya mau pasang cctv di apartemen kita" Maria nyerocos bicara.

"OH ya? Yaudah pasang aja cctv nya di kamar aku juga ya sekalian" Saya bicara.

"Oke sip" Kami menutup pembicaraan.

"Ada apa?" Robert bertanya

"Maria mau pasang cctv soalnya apartemen sebelah kemalingan semalem" Saya menjelaskan.

Robert hanya menganggukan kepala dan kami pulang kerumahnya.

Selama menginap seminggu di rumah Robert, kami menghabiskan waktu bersama, memasak, berlatih tembak, belanja ke supermarket, menonton Netflix, membersihkan rumah.

Akhirnya Robert mengantar saya pulang ke London, di perjalanan Maria mengirim chat 

~Temui saya di Costa Cafe sebelum pulang ke apartemen ~.

Saya pun meminta Robert untuk menurunkan saya di Costa Cafe, sebelum berpisah Robert memberikan ciuman hangat dan berkata "See you later". 

Terlihat Maria yang sedang duduk di sudut Cafe sendirian, dengan raut muka yang tidak bahagia.

"Hey ada apa?" saya bertanya.

"Harry selingkuh sama Inggrid!" Maria memasang muka kesal.

"Kamu tau dari mana?" Saya penasaran

"Saya ajak Harry untuk pergi minum 3 hari lalu dan dia bilang sedang sibuk dengan tugas kuliah, jadi saya pergi minum dengan teman kampus, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri Inggrid dan Harry bercumbu di sudut pub yang sama!" Maria mulai meneteskan air matanya.

"Sabar Maria, sabar ya sayang" saya mencoba menenangkan dia.

"Tapi bukan cuman saya yang dikhianati Inggrid, Kamu juga Luna!" Maria membuat saya bingung

"Maksudnya bagaimana?" Saya bertanya

Maria membuka iPad nya dan memperlihatkan rekaman cctv di apartemen kami 2 hari lalu, saya melihat rekaman dari cctv yang berada didalam kamar tidur saya.

Waktu menunjukan pukul 4 pagi seseorang membuka pintu, dan menyalakan lampu. Saya lihat Inggrid masuk kedalam kamar dengan menggandeng seseorang, yaitu Andrew!

Mereka berhubungan intim dikamar tidur saya, diatas kasur saya, dengan dasi yang pernah saya dan Andrew pakai, dan saya mendengar Inggrid berkata

"Anggap saja saya ini Luna".

Dada saya sesak dan sakit secara tiba - tiba, saya tidak percaya apa yang saya lihat saat ini.

Inggrid adalah orang yang paling kesal kepada Andrew saat dia meninggalkan saya saat itu.

Tapi kenapa?

"Ada pengkhianat di apartemen kita Luna" Maria tertawa kesal.

Saya hanya bisa diam dan mencoba mengatur nafas.

Kepala saya pusing tiba-tiba dan mual.

"Saya tidak mau pulang ke apartemen, saya mau pindah saja ke apartemen lain" saya bicara pada Maria.

"Jangan dong, kenapa kamu yang keluar dari apartemen? Inggrid yang harus keluar bukan kamu Luna, sekarang kita pura pura tidak tahu semuanya dulu, saya mau tahu apa yang bakal Inggrid lakukan setelah ini" Maria mulai menaikkan nada bicaranya.

Kami berdua pun pulang ke apartemen, dan Inggrid ada di dapur sedang memasak.

"Eh Luna udah pulang, gimana sama Robert? Happy?" Inggrid bertanya seakan dia tidak bersalah.

"Ya happy" saya tersenyum kecil.

Maria langsung ke kamarnya tanpa bicara sama sekali.

Saya datang menghampiri Inggrid di dapur.

"Masak apa?" saya bertanya

"Masak ayam fajita, kamu udah makan belum?" Inggrid menjawab

"Sudah baru aja makan dan saya sangat kenyang!" saya menatap Inggrid dan melihat ada bekas luka cakar di dibelakang lehernya.

Mengingatkan saya akan luka yang dulu Andrew goreskan di leher saya dulu.

Kring...! handphone Inggrid berdering, nama Harry muncul di layar handphone nya.

Inggrid menolak menerima panggilan, dan memasukan handphone nya ke saku celana pendeknya.

" Siapa? Kok gak diangkat?" saya bertanya

"Temen kampus, biarin aja nanti saya telepon balik" muka Inggrid tersenyum.

"Luna, kita pergi minum yuk" Maria mengajak saya keluar.

"Oke" Saya dan Maria berangkat ke pub.

Saat kami berjalan menuju Pub, saya melihat Harry berdiri di sudut gang sempit dekat apartemen kami sambil menelepon.

"Brengsek!" Maria melihat Harry dan lanjut berjalan ke Pub.

"Tadi saya telepon katanya lagi gak enak badan ternyata dia disitu" Maria berbicara kesal.

"Tadi Harry telepon Inggrid waktu saya di dapur" Saya berbicara dengan nada datar.

Maria hanya tertawa kesal dan kami terus berjalan menuju Pub.

Sebenarnya apa yang terjadi diantara kami?

Pengkhianatan oleh seseorang yang sudah kami anggap sebagai teman dekat.

Bukan hanya satu tapi dua pria sekaligus dia ambil.

VanillaWhere stories live. Discover now