Senapan

391 11 0
                                    

"Kita lihat aja dulu beberapa saat apa Inggrid bakal tetap mencoba merebut Harry dari kamu atau ini cuman sesaat, jangan sampai Inggrid curiga tentang ini" Saya ingin memahami apa yang sebenarnya Inggrid inginkan.

"Oke, kamu kasih tau aku ya kalau melihat gerak geriknya Inggrid yang mencurigakan" Maria menggenggam tangan saya.

Inggrid memang sangat ingin memiliki banyak pria disampingnya, walaupun sampai saat ini tidak ada satupun pria yang bertahan, mereka hanya one night stand saja.

Apa dia merasa cemburu dengan Maria yang menjalin hubungan dengan Harry?

Hari demi hari berlalu, saya tidak melihat tingkah laku Inggrid yang mencurigakan, semuanya terasa normal hanya saja dia lebih sering diluar apartemen dengan teman-temannya di kampus.

Harry juga tidak memberi kabar tentang Inggrid, sepertinya ini hanya isu kecil dan sudah hilang menguap.

Kring....! Telepon saya berbunyi, ternyata Robert yang menelepon.

"Halo Mr.Robert apa kabar?" saya menyapa

"Kabar baik, maaf ya saya tidak memberi kabar karena sibuk dengan pekerjaan" Robert memang tidak memberi kabar semenjak pertemuan terakhir kami di villa Primerose.

"Gak apa-apa kok santai aja" saya menjawab santai.

"Hari ini saya ada waktu, kamu mau ketemu?" Robert mengajak kencan yang ke dua.

"Boleh, saya juga sedang tidak ada kelas" memang kelas sedang libur selama 2 minggu.

"Kirim alamat kamu ya, nanti saya datang kesana sekitar jam 3 sore" 

Kami mengakhiri pembicaraan dan saya mengirim lokasi apartemen.

Jam 3 sore tepat Robert sudah ada di depan apartemen, dia mengirim chat agar saya membawa baju ganti untuk beberapa hari karena dia akan membawa saya menginap dirumahnya, di Buckhinghamshire.

Saya membawa tas ransel dengan beberapa baju didalamnya dan kami pun berkendara menuju rumah Robert yang berjarak cukup jauh, dan dia memperlihatkan kemahirannya menyetir mobil sport mewah dengan kecepatan tinggi.

Amazing! 

"Kamu tinggal sama siapa?" Saya bertanya di perjalanan

"Sendiri" Robert menjawab sambil  tersenyum

kami memang tidak banyak mengobrol selama perjalanan, saya lebih menikmati pemandangan yang sangat cantik di sepanjang jalan.

Kami sampai di daerah pemukiman mewah saya lihat kanan kiri mobil mewah terparkir di setiap halaman rumah diarea ini.

Dan mobil pun berhenti, kami sampai ditujuan, rumah besar 3 lantai berwarna putih dengan garasi otomatis.

Besar sekali ini rumahnya, tinggal sendiri dirumah seluas ini apa gak takut ya? saya bergumam dalam hati.

Kami berjalan memasuki rumah dan wow! adalah kata pertama yang keluar dibenak saya.

Interior modern minimalis dengan furnitur mewah dan wangi pengharum ruangan yang sangat menenangkan menyambut kehadiran saya.

Saya duduk di sofa dan melihat halaman belakang yang rapih tertata dengan rumput hijau rata.

"Mau minum apa?" Robert menawarkan

"Air putih saja" saya menjawab

"Air putih?" Muka Robert bingung

saya hanya mengangguk dan tersenyum

Robert datang dengan membawa segelas air putih dan wine untuknya.

"Kenapa tamannya tidak ada bunga? cuman rumput saja?" saya bertanya

"Ini juga udah bagus kok, kalau ada bunga bikin kotor" Robert meneguk wine nya.

Kami lanjut menonton Hunger Games dan makan malam, setelah itu Robert mengajak saya naik ke lantai 3 dimana hanya ada 1 pintu.

"Welcome to my room" Robert tersenyum dan membuka pintu tersebut.

Saya terdiam melihat kamar yang sangat luas, seluruh bagian lantai 3 adalah kamar tidurnya.

Semua lantai ditutupi oleh karpet berwarna abu-abu yang sangat halus, jendela besar menghadap ke arah halaman depan rumah dengan balkoni yang cantik, jendela lainnya menghadap ke halaman belakang rumah keduanya dihiasi oleh tirai berwarna putih.

Ranjang ukuran sangat besar berada di tengah kamar dengan lampu meja di sisi kanan dan kirinya, eh... ada patung macan kristal di atas meja.

"Kamu punya macan?" saya bertanya pertanyaan bodoh.

"Hahaha iya itu macan kesayangan saya" Robert tertawa

Lemari tinggi 6 pintu bersandar di salah satu dinding kamar, dan ada 1 pintu di dalam kamar, sepertinya itu kamar mandi, saya hanya bisa diam karena takjub dengan kamar yang sangat luas dan megah ini.

Robert mendekati saya dan tiba-tiba mengangkat dan melempar tubuh saya ke atas ranjang.

Satu persatu dia melepaskan pakaian yang membalut tubuh saya, dia mulai mencium lembut dari kening sampai turun ke perut yang membuat saya geli dibuatnya.

Robert terhenti dan meminum winenya, dia menupahkan seikit wine di atas perut saya, dijilatnya wine tersebut dan lidahnya semakin turun kebagian bawah, sampai saya merasakan lidahnya menyentuh daerah sensitif saya.

Sensasi luar biasa saya rasakan dari gerakan lidahnya yang terasa hangat, nafas saya menjadi semakin cepat, tubuh saya bergerak tidak karuan.

saya mencoba untuk menahan desahan dengan menggigit bibir bawah, tiba-tiba kaki saya bergetar tidak terkendali, tanpa sadar saya berteriak karena mencapai climax.

Luar biasa, saya tidak pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya.

Robert berdiri sambil meneguk wine nya dan memperhatikan saya yang tergeletak lemas diatas ranjang.

Permainan baru saja dimulai, dirinya membalikan tubuh saya hanya dengan satu tangan, dibisikannya kata-kata yang membuat saya melayang.

"Teriak saja tidak ada yang akan mendengarnya disini" hembusan nafas dia menyetuh telinga saya.

Malam pun kami lalui dengan sangat intense, berbeda dengan Andrew yang sangat kasar Robert tidak lah memberikan rasa sakit sama sekali, tapi dia benar-benar tahu titik mana saja yang harus disentuh.

Dan saya sangat menikmatinya, bahkan dia mampu membuat saya mencapai klimaks berkali kali dalam satu malam, tertidur di pelukannya sangatlah membuat saya tenang, tidak ada yang saya khawatirkan sekarang, tidak ada lagi bayang-bayang Andrew di fikiran dan hati saya.

************************************************************************

Pagi hari menyapa, dirinya sudah bangun lebih awal. 

"selamat pagi" Robert mencium kening saya.

Saya hanya tersenyum malu, ternyata bukan hanya dia yang terbangun, temannya yang dibawah pun sudah terbangun dan kami memulai entah ronde yang keberapa.

Kami menikmati shower hangat di pagi hari bersama, saya begitu terkesima dengan dirinya, tidak banyak kata-kata keluar dari bibirnya.

Kharisma nya begitu memikat, lelaki pendiam yang misterius memang selalu punya daya tariknya tersendiri.

Selesai mandi saya membuatkan kopi untuk Robert seperti biasanya, dan ternyata dapurnya sangat bersih bahkan seperti tidak pernah dipakai memasak, lemari es nya pun tidak terlalu banyak makanan, memang sepertinya dia tinggal sendiri disini.

"Setelah sarapan saya mau ajak kamu ke arena tembak" Robert berkata

"Kamu bisa pakai senapan?" saya bertanya

Robert membuka salah satu lemari di  ruang makan dan mengeluarkan 3 senapan laras panjang & 1 koper berisi 2 pistol.

"Masih ada beberapa lagi di kamar" Robert mengecek satu-persatu senapannya.

Saya semakin terdiam ketika melihat dia memegang senapan laras panjang, adrenalin saya naik dengan cepat, sepertinya hasrat saya terpancing dengan mudah bersamanya.



VanillaWhere stories live. Discover now