Morning Coffee

455 11 0
                                    

"Ganteng banget.....!" Alessandra tiba-tiba datang dengan hanya mengenakan pakaian dalam dengan mata yang berbinar melihat ke arah Robert.

"Emang ini ganteng banget" Maria menganggukan kepala dan mereka tidak bisa berhenti melihat ke arah Robert.

"Hey! kalian kayak ngeliat artis aja deh" Saya coba menyadarkan mereka.

Tapi memang Robert sangat ganteng, gaya nya dan tinggi badannya mirip dengan Tom Cruise, gaya rambut yang sama juga. Ditambah dengan mobil mewahnya sepertinya paket lengkap.

"The Fuuuu.....k!!!!" Bryan ikutan nimbrung bersama kami melihat robert.

"Itu mobil keren banget brooo!!!!" Bryan terpesona dengan mobil Porsche yang terparkir.

"Luna cepet cuci muka samperin dia sana" Maria mendorong saya ke dalam kamar.

Kenapa semua orang jadi bersemangat ?

Hanya itu satu hal yang muncul dipikiran saya, saya langsung cuci muka dan ganti baju, tanpa polesan makeup saya buru-buru keluar menghampiri Robert.

"Maaf ya saya telat bangun" Saya meminta maaf sambil menundukan pandangan

"Gak apa-apa kok" robert tersenyum manis

"Mari masuk, saya dan teman-teman sedang berlibur disini, maaf kalau agak berantakan villanya" Saya dan Robert berjalan memasuki Villa.

Dan Villa pun sepi, entah kemana anak-anak pergi , mungkin mereka masuk kamar masing-masing.

"Silahkan duduk, mau kopi atau teh?" Saya bertanya

"Kopi saja jangan pakai gula" Robert tersenyum lagi.

Kenapa senyum nya begitu menarik?

Saya membuatkan Robert kopi dan kami duduk di ruang tengah villa, saya perhatikan mulai dari jam tangan, sepatu, kaca mata semuanya branded, sepertinya Robert ini memang orang kaya.

"Berapa lama liburan disini?" Robert membuka pembicaraan.

"3 Malam saja, nanti hari senin kami kembali pulang ke London, kamu juga liburan disini?" Saya balik bertanya.

"Saya tinggal di daerah sini" Robert menjawab sambil meminum kopinya.

Memang bener ini dia orang kaya, di daerah sini kan cuman ada villa mewah.

"Oh...." saya ngangguk-ngangguk.

"Kamu tinggal di London?" Robert bertanya lagi

"Saya kuliah di London, tinggal sama temen-temen saya di apartemen" 

Nada bicara Robert yang tenang dan terkesan berkelas dengan aksen British English yang sangat kental.

Dan dia pun hanya menatap saya sambil tersenyum.

"Kamu ada rencana apa hari ini?" Robert bertanya

"Hari ini rencananya saya dan teman-teman mau jalan keliling daerah sini,Kita baru pertama kali juga ke daerah sini".

"Besok ulang tahunnya Luna mangkannya kita kesini buat ngerayain ulang tahunnya" Tiba-tiba  Maria datang dari arah dapur, dia berjalan dan duduk di samping saya sambil senyum - senyum .

"Oh ya? Kebetulan ya kita ketemu disaat yang tepat" Robert tersenyum kembali.

"Iya bener tepat banget waktunya" Maria menjawab dengan matanya yang terus memandangi Robert.

"Gimana kalau saya ajak kamu ke salah satu danau sekitar sini?" Robert bertanya sambil tersenyum kepada saya.

Entah sudah berapa kali dirinya tersenyum, dan saya tidak sekali pun memberikan senyuman balik kepadanya.

"Boleh, terima kasih" Saya tertunduk malu

"Ulang tahun yang keberapa? 18?" pertanyaan Robert menghancurkan suasana

Maria menahan tawa sambil memainkan handphone nya. 

"25 Pak" jawab saya kesal.

"Oh ya? saya gak percaya" Robert memasang muka kaget

Ya terserah lah, kenapa dada saya terasa sesak tiba-tiba ya? 

"Mau berangkat sekarang gak?" Robert bertanya.

"Saya mandi dulu ya 20 menit nunggu gak apa-apa?" maklum saya baru bangun tidur, ini pertemuan pertama bener-bener gagal total, saya belum mandi, masih pakai piyama, gak pakai makeup. Sepertinya ini yang pertama dan terakhir bertemu Robert, sepertinya dia bakal il-feel.

"Santai saja, saya bakal tunggu di mobil ya" Robert meneguk kopi sambil memandang saya.

Saya pun buru-buru mandi dan bersiap siap, diluar cuaca cukup dingin, dan saya tidak bawa pakaian yang bagus untuk dating, hanya pakai celana jeans dan coat biasa. Sangat sangat gagal total untuk first impression ini memang apa adanya banget.

********************************************************

"Saya pamit dulu ya, mau ke danau sekitaran sini, nanti kalau udah selesai saya pulang" Saya pamit ke teman-teman yang ternyata berkumpul di halaman belakang.

"Luna, jangan buru-buru pulang, enjoy your time!" Maria tersenyum.

Saya berjalan menuju mobil Robert, dan mengetuk jendela mobil mewah tersebut, Robert pun membuka pintu mobilnya yang ternyata bisa di buka secara otomatis, keren juga ya ini mobil. 

"Ready?" Robert tersenyum  dan menyalakan mesin mobilnya.

Saya duduk dan memasang sabuk pengaman, saya hanya menganggukan kepala dan tidak berani untuk memandang wajahnya.

Kami berkendara sekitar 10 menit dan akhirnya sampai di tempat tujuan, selama perjalanan kami tidak bicara sama sekali, saya hanya melihat pemandangan yang luar biasa cantiknya.

Di kelilingi bukit dan pepohonan sepanjang jalan, saya tidak melihat adanya kendaraan umum disini, dan daerahnya sangat sepi, mungkin penduduk disini hanya sedikit. Kami keluar dari mobil dan berjalan masuk ke sebuah taman dengan pepohonan yang tinggi, saya lihat ada beberapa orang sedang lari pagi di cuaca sedingin ini.

"Terima kasih ya sudah ajak saya kesini" Saya mencoba untuk membuka pembicaraan.

"Danau ini sangat cantik di musim semi, sekitar 2 bulan lagi semua akan menjadi berwarna" Robert memandangi sekeliling danau.

Musim semi adalah ulang tahunnya Andrew, Haduh kenapa sih di situasi seperti ini masih aja mikirin cowo brengsek itu. Kesel deh sama diri sendiri.

"Kenapa Luna kok mukanya bete? gak suka ya sama tempatnya?" Robert tiba-tiba bertanya

"Eh enggak kok, Tempatnya bagus saya cuman kepikiran sesuatu hal aneh aja, jadi kamu sehari-hari kerja ?" Duh ini muka kok ekspresif banget sih.

"Saya kerja di London" Dia menjawab dengan santai

"Kerja apa?" Saya penasaran

"Programmer" jawab dia singkat.

Hebat juga ya programmer bisa tinggal di daerah mewah. Penghasilannya pasti luar biasa.

Kring....! Maria menelpon saya

"Halo Maria" Saya menyapa

"Maaf ya Luna ganggu, tapi ini penting, Saya dapat notifikasi dari camera bell di apartemen kita kalau ada orang datang dan berdiri di depan pintu apartmen, dan itu Andrew" 

Penjelasan Maria membuat dada saya menjadi sesak.



VanillaWhere stories live. Discover now