Chinesse Take Away

1.1K 18 0
                                    

"Luna tunggu disini jangan keluar" Maria keluar kamar mandi dengan terburu-buru.

saya cuman bisa duduk di bathtub dengan handuk dan menahan rasa perih yang sangat sakit.

Maria masuk lagi dengan membawa kotak P3K, Inggrid juga ikut masuk kamar mandi dan hanya bisa berdiri terkejut dengan keadaan saya.

"Itu cowo gila! kenapa kamu gak teriak aja waktu di dalam kamar, minta bantuan, Ya Tuhan lihat kulit kamu yang mulus jadi banyak luka begini" Inggrid terlihat sangat marah pada Andrew.

Saya tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menahan sakit, Maria memberikan obat luka dan itu menambah perih yang luar biasa.

"Mana Handphone kamu Luna?" Inggrid bertanya sambil keluar kamar mandi dan masuk ke kamar saya.

"Eh ada apa ini?" Alessandra bertanya kebingungan. 

"Andrew dia itu cowo Gila!" Inggrid teriak tidak karuan.

"Ayo telepon dia sekarang" Inggrid membawa handphone saya dan memaksa untuk menelepon Andrew.

Saya pun akhirnya menelepon Andrew ketika Andrew menjawab Inggrid langsung mengambil telepon saya dan teriak 

"Kamu ini gila ya? kamu apakan Luna sampai banyak luka di badannya?"

"Itu bagian dari kesenangan" jawab Andrew singkat dan dia menutup teleponnya.

Apa Andrew itu seorang masochism? Tapi kenapa saya merasa jika saya juga menikmatinya?

*******************************************************************

Seminggu pun berlalu.......

Luka ditubuh saya sudah sembuh, saya tidak berbicara sama sekali dengan Andrew, teman-teman di apartemen sangat baik dan membatu untuk membuat saya kuat.

Saya merasa mereka adalah keluarga baru saya, dan bersyukur kami saling menjaga.

Perut saya mulai keroncongan, padahal masih jam 5 sore. Kami sedang bermain kartu Uno di dalam apartemen, karena diluar cuaca sangat dingin dan turun salju.

Ting Nong...

Bell apartemen berbunyi, "Hiram buka pintunya" Alessandra menyuruh Hiram membuka pintu.

Hiram pun membuka pintu dan berkata "Mau apa kesini?"

Saya coba melihat siapa yang datang , ternyata itu Andrew.

Berani juga dia datang lagi kesini, tapi memang saya ingat dia berkata akan datang lagi dalam seminggu.

"Saya mau bertemu dengan Luna" jawab Andrew datar.

"Pergi sana" Hiram berkata sambil menutup pintu.

Ting Nong....

Bell berbunyi lagi, rasanya saya harus bicara langsung dengan dia. Saya pun berjalan ke arah pintu.

"Luna! stop" Inggrid membentak saya

"Gak apa-apa kok" saya berjalan menuju pintu untuk menemui Andrew.

Hiram menggelengkan kepalanya tapi saya tetap membuka pintu.

Saya melihat lagi pria yang menggoreskan luka di tubuh saya.

Tapi saya tidak memiliki dendam sama sekali, aneh tapi nyata.

"Saya bawa Chinesse take away buat kamu" Senyum di muka Andrew seakan tidak ada yg terjadi sebelumnya.

"Luna, you are mine,right?" Andrew bertanya dengan serius. 

Dan Hiram hanya tertawa kecil mendengar perkataannya.

"Makasih makanannya, tapi saya sudah makan, jadi buat kamu aja" saya mencoba untuk tenang.

"Saya minta maaf, saya memang salah karena sudah terlalu kasar saat itu" Andrew memohon maaf.

"Minggu depan di cafe yang sama jam 10 pagi" jawab saya sambil menutup pintu.

"Kamu yakin? kamu gak trauma?" Hiram bertanya 

"ya saya yakin, jangan khawatir" saya hanya bisa tersenyum sambil menepuk pundaknya.

Aduh! perut saya sakit, sepertinya telat makan ini, penyakit orang Indonesia kambuh.

"Beli makan yuk laper, order online aja" saya coba meyakinkan teman yg lain untuk makan juga.

"Kita beli aja lah di bawah ada kebab shop, pesen online lama" jawab Maria.

"Oke ayo!" saya membuka pintu dan melihat bungkusan Chinesse food dari Andrew yang ditinggal di depan pintu.

Saya mengambil bungkusan itu dan memakannya diwaktu malam, sambil berfikir apa ini keputusan yang tepat untuk menemuinya lagi.

VanillaWhere stories live. Discover now