Pulang

547 18 4
                                    

Selama 1 tahun terakhir, Chris selalu menemani saya kerumah sakit untuk menjalani perawatan, ya saya di diagnosis HPV oleh dokter. Dan Chris selalu menyemangati saya untuk kuat menjalani semua proses pengobatannya. 

Suatu hari di musim dingin saya melihat Inggrid di kampus dia berjalan mendekati saya, "Luna saya minta maaf untuk semua hal yang sudah saya lakukan pada kamu, ada sesuatu yang ingin saya tunjukan" Inggrid memberikan handphone nya pada saya. 

Ternyata ini chat dari Andrew yang bertuliskan 

"tolong sampaikan pada Luna, dia adalah wanita hebat, saya tidak pernah menemui wanita yang sabar dan tangguh seperti dia, Luna pantas untuk bahagia dengan seseorang yang mencintainya, sampaikan permohonan maaf saya untuk Luna". 

Chat yang ditulis lebih dari 2 tahun lalu dan masih Inggrid simpan. 

"Kenapa kamu baru kasih tau saya sekarang tentang ini?" saya bertanya pada Inggrid. 

"Karena saya yakin ini waktu yang tepat, saya tidak mau menjadi musuh, saya ingin terus berteman dengan kamu Luna, sebelum saya selesai study dan pulang ke Mexico, saya ingin kamu memaafkan saya" Kami saling berpelukan, mengingat saat awal bertemu kami adalah teman baik dan tinggal bersama. 

**************************************************************

Hari kelulusan pun tiba, akhirnya setelah 3 tahun saya bisa menamatkan study magister saya, tepat pada waktunya, dan sekarang waktunya saya untuk pulang. 

Satu persatu saya masukan pakaian saya kedalam koper, sambil melihat keadaan apartemen yang tidak lama akan saya tinggalkan untuk selamanya. 

Berat rasanya kaki ini melangkah pergi, tapi ini sudah waktunya. Chris terduduk diam melihat saya membereskan barang barang untuk dibawa pulang. 

"Terima kasih sudah menjadi teman dan kekasih hati yang baik untuk saya, terima kasih untuk waktu dan perhatian yang selama ini kamu berikan, tidak ada yang dapat membalas kebaikan hati kamu" Saya berkata sambil berlutut di depan Chris yang duduk di sofa. 

Chris hanya memeluk saya dengan erat, dan untuk pertama kalinya dia menangis. 

Saya meminta Chris untuk tidak mengantar saya ke bandara, biar saya pulang sendiri, ketika pertama kali saya datang tidak ada yang saya kenal, dan sekarang ketika saya pulang lebih baik saya meninggalkan semua memori, cinta dan rasa benci saya disini. 

Tidak perlu saya membawanya pulang, kembali saya membuka lembaran baru, halaman yang bersih dari goresan tinta. 

Terima kasih London atas pengalaman berharga dalam hidup saya, atas orang-orang yang pernah datang dan singgah dalam hidup saja.

Banyak hal yang membuat saya semakin dewasa dan bijaksana dalam menjalani kehidupan, Ilmu yang akan menjadi pegangan saya di masa depan.

Tempat bisa berpindah, Orang datang dan pergi silih berganti, pengalaman baik dan juga buruk menjadi cerminan untuk diri sendiri.

Di kota ini saya belajar untuk berdiri diatas kaki sendiri, untuk dapat menghadapi masalah bukan menghindarinya. Untuk melihat kenyataan bukan tenggelam dalam angan-angan.

Kesalahan membuat saya paham jika itu bukan berarti saya harus menghindarinya, tapi saya harus menjadi lebih kuat untuk menghadapinya.

Terima kasih Chris, kamu adalah orang yang membukakan mata saya. Saya berdoa agar Tuhan selalu melindungi dirimu dan memberi kebahagiaan sepanjang hidup mu.

Selamat Tinggal. 

Tamat. 

VanillaWhere stories live. Discover now