Lush

435 10 0
                                    

Robert mengajak saya untuk ke lantai 2, dia membuka 1 pintu yang ternyata itu kamar tidur dengan ukuran yang lebih kecil dari kamar tidur utama di lantai 3.

"Kita tidur disini ya" Dia membaringkan badan diatas ranjang.

Saya ikut berbaring dan bersandar di dadanya, sambil melihat kearah jendela yang terbuka.

"Kamu suka kucing gak?" saya beratanya

"Suka banget, tapi saya gak mau punya" Robert menjawab.

"Kenapa? rumah kamu itu besar kalau punya kucing jadi gak sepi" saya berbicara sambil menarik selimut.

"Saya sibuk, jarang dirumah juga, nanti gak keurus malah mati, kamu punya kucing?" Robert bertanya balik sambil mengelus kepala saya.

"Di rumah mamah saya punya 11 kucing, lucu-lucu ga sabar untuk pulang dan bertemu mereka" saya tersenyum memikirkan si krucil berbulu di rumah mamah.

Tenang dan nyaman itu yang saya rasakan ketika bersama dengan Robert, awalnya saya berfikir kami hanya akan bertahan dalam satu malam ternyata dia adalah orang yang bisa membuat hati saya nyaman bersamanya.

Baru kali ini saya menemui pria denan sifat seperti ini, tenang, tidak banyak bicara, tidak sombong walaupun dia sukses diusia mudanya. Terlalu sempurna untuk menjadi nyata, tapi mungkin ini hanya sementara, atau akan berlanjut untuk selamanya?

is it Love or Lush?

****************************************************************

"Selamat pagi Luna" Robert mengambil kopi di tangan saya 

"Selamat pagi Mr. Robert" Tidak pernah saya bisa berhenti melihat matanya yang begitu indah

"Kita ke bukit yuk, disana pemandangannya cantik" Robert mengajak saya 

Kami pun berkendara menuju bukit yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Tidak ada siapa-siapa di sekeliling bukitnya, saya melihat bunga liar berwarna ungu di sepanjang mata memandang, cantiknya!

Saya sangat terpesona dengan keindahan alam yang ada di daerah sini, memang benar jika wilayah ini dijuluki salah satu wilayah termewah di Inggris raya.

Kami duduk di bawah pohon yang rimbun sambil memandangi langit biru, dan Robert bertanya.

"Apa fantasi kamu?" pertanyaan ambigu dari Robert membuat saya bingung.

"Maksudnya fantasi apa?" saya bertanya.

Dia hanya tersenyum dan menarik badan, kami mulai berciuman dan tiba-tiba dia membuka baju saya.

Fantasi sex? 

Di alam terbuka?

Waduh...!

Kalau dilihat orang lain gimana?

Ditemani dengan hembusan angin, dan wangi bunga liar di sekeliling bukit, membuat ini menjadi pengalaman yang sangat menarik. Suara angin yang menerpa dedaunan di pohon seakan menjadi melodi mengiringi setiap gerakan kami.

Apakah ini fantasi yang dia inginkan?

Jika ini hanya Lush saya ingin ini untuk tidak berakhir.

*******************************************************************

Hari berganti saatnya saya harus kembali fokus belajar, tidak terasa sudah cukup lama kami tinggal bersama.

Sepertinya saya mulai jatuh hati padanya, tidak setiap hari Robert harus berangkat kerja tapi dia selalu bersedia untuk mengantarkan saya ke kampus atau kemanapun saya mau.

Kalau saja mamah mau membuka hatinya untuk Robert, saya akan menjadi anak perempuan paling bahagia, tapi Robert juga belum mau menikah apa lagi punya anak.

Sore ini Robert menjemput saya di kampus sebelum kami pulang, kami menyempatkan untuk berkunjung ke apartemen Maria sambil membawa 2 box besar pizza dan minuman bersoda.

"Hey Maria! kangen gak?" Saya menyapa Maria yang terlihat baru saja mandi.

"Kangen banget sepi gak ada kamu, tapi Andres tinggal disini sekarang jadi tiap malam selalu hangat hahahahah" Maria tertawa sambil langsung membuka box pizza.

"Maria sudah tidak butuh kamu lagi disini Luna" Robert tertawa sambil memakan pizza.

"Eh iya, 2 minggu lagi saya pulang ke Indonesia untuk beberapa minggu disana, kamu mau oleh-oleh ga?" tanya saya.

"Mau dong!!! yang banyak ya...!" Maria menjawab semangat

"Robert ikut ke Indonesia gak?" Maria bertanya.

"Saya sedang ada pekerjaan" Jawaban Robert yang membuat hati saya terasa sakit.

Bukannya banyak perkerjaan, dirinya seperti tidak ingin berurusan dengan keluarga saya.

Bahkan tidak pernah sekalipun dia menanyakan tentang keluarga saya selama ini.



VanillaWhere stories live. Discover now