Middle Land

847 14 0
                                    

Hari demi hari berjalan dengan normal, semua bahagia. Saya belajar banyak bahasa Spanyol dari teman - teman saya di apartemen. 

Walaupun mereka hanya mengajarkan bahasa Spanyol yang kasar saja, tapi mereka benar-benar menjadi keluarga di kota London ini.

Satu minggu berlalu dan saya menunggu di depan cafe yang sama jam 10 pagi.

Andrew datang dengan mengendarai mobilnya, entah pesona misterius apa yang dia miliki sampai saya mau untuk melanjutkan hubungan ini.

Kami duduk ditempat yang sama, dengan English Breakfast Tea yang sama dan Cappucino yang sama.

"Saya mau kamu tetap bersama saya, tapi tanpa meninggalkan bekas luka" saya membuka pembicaraan.

"Sangat sulit jika kamu mau Middle Land" jawab dia.

"Apa itu Middle Land?" tanya saya heran.

"Rough sex no marks" jawab dia pelan.

Memang benar luka adalah bagian dari kesenangan, tapi itu tidak baik untuk diri saya. Untuk tubuh saya. Untuk mental saya.

"Saya akan mecoba untuk tidak membuat luka yang dalam, deal?"Andrew mencoba membuat kesepakatan.

"Saya tidak mau ada luka di bagian tubuh yang terlihat orang lain" Bahaya jika saya datang ke kampus dengan luka di area terbuka.

"oke deal" Kesepakatan pun terjadi.

Kami putuskan untuk kembali ke apartemen. Saat kami tiba tidak ada seorang pun di apartemen, sepertinya mereka pergi ke supermarket untuk belanja keperluan mingguan.

"Sepertinya tidak ada orang" saya berkata sambil melihat Andrew

"Baguslah" jawabnya santai.

Andrew menggendong badan saya yang memang jauh lebih mungil dari badannya yang tinggi kekar ke kamar mandi.

Dia membuka air di bathtub sambil bertanya "kamu bisa berenang?"

"Bisa kok" jawab saya, mungkin dia mau ajak saya berenang kali ya?

"Berapa lama bisa tahan nafas dalam air?" Pertanyaan aneh muncul lagi dari si mata tajam ini.

"Berapa ya? mungkin 2 menit kurang" jawab saya asal.

Dan kami pun mulai bercumbu dalam bathtub, tiba-tiba dia sedikit mencekik leher saya dan mendorong kepala saya masuk dalam bathtub.

Saya mencoba untuk menahan nafas saya, dan benar-benar ini gila! sangat gila!

Bagaimana bisa melakukan hubungan dengan cara menenggelamkan kepala pasangannya?

Dan bagaimana bisa saya menikmatinya?

Permainan berakhir kurang dari 1 jam dan saya masih dalam situasi bingung.

"Saya tau kamu menikmatinya, karena kamu tidak berontak" Andrew berkata sambil mengelus kepala saya.

Kenapa saya tidak berontak ya? kenapa saya menikmati hal seperti ini? apa saya sudah hilang akal?

"Apa kamu juga melakukannya dengan mantan mu?" saya bertanya penasaran.

"Tidak, dia tidak mau rough sex, semuanya plain seperti vanilla" dia menjawab sambil tertawa.

"Apa itu penyebab kamu putus?" saya lanjut bertanya

"Bukan, dia selingkuh dari saya dan memutuskan untuk pergi dengan laki-laki lain" jawab Andrew.

"Apa kamu punya cewe lain untuk jadi submissive selama kamu pacaran dengan mantan mu?" pertanyaan saya makin dalam.

"Saya tidak punya waktu untuk punya cewe lain, pekerjaan saya membuat saya tidak punya banyak waktu untuk kehidupan pribadi, biar saya perjelas disini, kamu dan saya tidak lebih dari sekedar sex partner, tidak ada ikatan emosional atau perasaan cinta disini, oke?" 

Sudah ku duga Andrew memang tidak mencari pacar baru, melainkan mainan baru.

Tapi itu juga yang saya mau.

"Saya mengerti" kami pun berciuman dan saya mengantar dia ke parkiran.

*******************************************************************************

Tidak ada bekas luka yang dalam dan hanya tergores oleh kuku saja itu pun dibagian yang orang lain tidak bisa lihat.

Saya mulai menyukai permainan ini, tidak lama Andrew menelepon "Luna kamu punya dasi?"

"Gak punya, kamu butuh dasi?" Saya tanya balik

"Iya tolong belikan saya 2 dasi ya warnanya kalau bisa merah dan biru" 

"Oke deh" jawab saya singkat.

Seminggu telah berlalu dengan cepat, kita bertemu di cafe yang sama dan jam yang sama.

"Kamu bawa dasinya?" Andrew bertanya

"Iya ini warna merah sama warna biru" saya memberikan dasinya.

"Ayo ke apartemen kamu" Andrew tersenyum tipis.

Teman-teman dirumah sudah tidak bermasalah dengan Andrew karena dia menepati janjinya untuk tidak menyakiti saya secara fisik.

Jadi Andrew bisa datang kapan saja.

Kami memasuki kamar dan dia mulai mengikat tangan saya di ranjang dengan dasi yang saya beli.

"Andrew apa ini aman?" saya bertanya karena takut

"Aman" dia menjawab singkat

Rasa sakit dari gigitan dan cakaran dari kukunya mulai saya rasakan lagi, tapi saya tidak bisa berontak atau teriak.

Tangan yang terikat kencang dan mulut yang ditutup dengan dasi lainnya.

Andrew membalikan tubuh saya mulai memukul pantat saya dengan sangat kencang bekali-kali.

Dan dia mengambil ikat pinggangnya diayunkan secara pelan dari kaki menuju leher saya.

Hingga akhirnya Praaakkkk!!!! suara kencang dari ikat pinggang menghantam kaki saya.

Satu, dua, tiga, empat....Andrew terus behitung sampai 10.

Saya hanya terdiam dan menahan rasa sakit.

Beberapa kali Andrew menarik rambut saya dengan kencang saat kami berhubungan.

Saya merasakan adanya aliran hangat menetes dari bagian alat vital saya.

"Andrew Stop!" saya berteriak.


VanillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang