Datang Kembali

327 11 0
                                    

Saya dan Robert sedang mengantri di kasir untuk membayar ice cream cokelat yang dia pilih, dan saya melihat Dr.Ben psikiater saya, sontak saya langsung menegurnya.

"Hai Dr. Ben apa kabar? " saya tersenyum.

"Halo Luna, kabar baik, bagaimana masih sulit tidur?" Dr.Ben balik bertanya.

"Sudah aman dok, semua normal" saya menjawab dengan bahagia.

"Ada waktu untuk bicara sebentar di luar?" tiba-tiba Dr. Ben mengajak saya keluar mini market.

Kami berjalan keluar mini market dan Dr. Ben memasang muka seriusnya.

"Bagaimana keadaan kamu sekarang?" Dr.Ben memulai pembicaraan

"Saya baik dok, semuanya normal, ada apa?" saya penasaran.

"Saya sangat khawatir dengan keadaan Andrew belakangan ini" Dr. Ben berkata.

"Saya sudah tidak ada lagi hubungan dengan dia, dan saya juga tidak tau dia bagaimana sekarang" saya tidak mau ikut campur masalah Andrew lagi.

"Andrew kembali untuk konsultasi dengan saya semenjak 2 minggu lalu, keadaan dia semakin parah, kejiwaannya terganggu, dia terus menerus mengingat tentang kamu, saya minta tolong  untuk menemui Andrew dan bicara padanya" Dr. Ben berbicara

"Andrew itu adalah inti dari masalah saya dok, buat apa saya temui orang seperti dia lagi?" Saya menjawab kesal

"Sekali saja, hadapi ketakutan kamu" 

Saya mengangguk dan berjalan meninggalkan Dr.Ben untuk kembali masuk ke mini market.

Tetapi Robert sudah ada di depan saya sambil memakan ice creamnya, dia menggenggam tangan saya dan berjalan pulang ke apartemen.

"Siapa lagi pria tadi?" Robert bertanya.

"Dr.Ben dia psikiater saya" saya menjawab singkat.

"Kamu pindah aja ya ke rumah saya, biar saya tenang" tiba-tiba Robert berkata seperti itu.

"Jauh dong ke kampusnya, harus naik kereta" Saya menolak 

"Saya anter tiap hari ke kampus, kantor saya juga di London, jadi itu bukan alasan". Robert mulai kesal

Ya mau bagaimana lagi, sepertinya dia mulai cemburu dengan banyaknya pria di sekeliling saya yang dia lihat dalam 2 hari ini.

"Jangan deh saya kan bayar apartemen berdua sama Maria, nanti kasian dia harus bayar full, kita kan masih pelajar juga" saya mencoba untuk menolak lagi.

"Saya akan bayar apartemennya" Sepertinya memang sulit untuk membantah keinginanya.

"tapi.." saya mencoba membuat alasan lain tapi Robert sudah memasang muka kesal.

Jadi saya hanya mengangguk saja.

Saat kami berjalan menuju apartemen langkah saya terhenti melihat seseorang dengan hoodie persis seperti pada rekaman cctv yang Maria perlihatkan, berdiri melihat ke arah balkoni apartemen saya.

Saya langsung menarik Robert untuk bersembunyi di balik tembok.

"Kenapa?" Robert bertanya

"Liat laki-laki itu ? dia yang ada di rekaman cctv, inget kan?" saya menunjuk pria tersebut

"Apa dia yang bernama Andrew?" Robert berbisik.

"Belum pasti kalau itu Andrew" Tapi dari postur tubuhnya memang terlihat seperti Andrew.

Dan pria tersebut membuka hoodienya, dengan tetap menatap ke arah apartemen.

Dada saya terasa sesak ketika melihat muka Andrew.

Apa dia datang untuk menyakiti saya? sama hal nya dengan dia menyakiti Inggrid?

Robert memeluk saya yang terlihat shock dan berkata 

"Kamu pindah ke rumah saya hari ini"

saya hanya menganggukan kepala sambil terus memperhatikan Andrew yang tidak lama berjalan menjauhi apartemen.

************************************************

Saya langsung memasukan pakaian saya kedalam koper, saya merasa sangat ketakutan.

"Lho mau kemana?" Maria datang menghampiri saya di kamar

"Maria, tadi saya lihat Andrew di luar, dari mana dia tau apartemen kita?" saya menggenggam tangan Maria

"Apa?!!! cowo itu memang bener-bener bahaya, jadi sekarang kamu mau pindah kemana?" 

"Saya pindah ke rumah Robert untuk sementara" saya berbicara sambil memasukan barang-barang kedalam koper

"Berapa lama kamu bakal tinggal sama Robert?" Maria bertanya

"Luna bisa tinggal sampai kapan pun dia mau" Robert ikut bergabung dalam pembicaraan

"Untuk biaya sewa apartemen saya yang akan bayar full, jangan khawatir" lanjut Robert.

"Apartemen bakal sepi banget kalau kamu gak disini Luna" Maria merengek sedih

"Ini untuk keamanan kita berdua, Andrew dia cuman datang karena saya tinggal disini, kalau saya pergi dia tidak akan datang lagi, dan kamu juga aman Maria"

"Ajak saja Andres tinggal disini, untuk menemani dan menjaga kamu selama Luna tinggal dengan saya" Robert memberikan masukan.

Kami pun setuju.

Saya dan Robert berjalan keluar apartemen dengan membawa 1 koper ukuran sedang, dan kami berpapasan dengan Chris.

"Hai Luna, mau kemana?" Chris menyapa

"Mau liburan" jawab saya bercanda

Robert memandang saya dengan tatapan kesal

"happy holiday ya Luna" Chris tersenyum

Saya menatap mata Chris yang berwarna hijau, dan tersenyum sambil berkata

"Thanks"

Robert menarik tangan kiri saya sambil mendorong koper.

Tapi Chris menyentuh tangan kanan saya sambil berbisik

"See you later babe"

******************************************************

Kami duduk di kereta, saya terdiam melamun, bukan tentang Andrew tapi Chris.

Dirinya seperti menyukai tantangan, dan menikmati skandal.

Tipe pria yang berbeda dari yang selama ini saya temui.

"Kamu mikirin siapa?" Robert bertanya

"Mikirin seseorang" saya menjawab

"Kamu ini penuh rahasia ternyata" saya hanya tersenyum mendengar dia berkata seperti itu.

Bukan hanya saya yang memiliki rahasia, dirinya juga memiliki banyak rahasia, seperti matanya yang berwarna biru gelap bagaikan lautan dalam yang memiliki banyak misteri.

Saya paham dengan tipe pria misterius seperti ini, bahkan tidak sekalipun dia berbicara mengenai pekerjaan, keluarga atau kehidupan pribadinya.

Dia tidak memiliki social media, atau informasi apapun yang bisa saya dapatkan dari internet.

Dirinya seakan menjadi misteri. Mr. Robert the unknown man.

VanillaWhere stories live. Discover now