Perjodohan

322 10 0
                                    

Sesampainya di rumah Robert saya melihat Ashley untuk kedua kalinya. Adik perempuan Robert yang memiliki mata hijau besar yang sangat cantik.

"Kenapa kok nunggu diluar?" Robert bertanya pada adiknya

"Cuman mau mampir buat say hi aja kok, tapi ternyata gak ada dirumah orangnya" Ashley tersenyum

Saya hanya diam melihat bertapa borju nya keluarga ini, sang kakak memiliki Porsche dan adiknya mengendarai Bentley.

Tidak lama Ashely pamit untuk pergi, saya sebagai anak semata wayang tidak tau bagaimana rasanya memiliki kakak atau adik.

Saya selalu berandai -andai untuk memiliki kakak lelaki, setelah ayah meninggal hanya ibu yang selalu ada dihidup saya.

"kamu banyak melamun sekarang" Robert menarik tangan saya masuk kerumahnya.

*****************************************************************************

Pada malam hari saya duduk di salah satu sofa di sudut rumahnya yang menghadap ke halaman belakang, memandangi langit yang bertaburan bintang.

Berawal dari Andrew yang sampai saat ini terus membayangi saya, penghianatan teman serumah, hingga datangnya Chris di tengah-tengah kami.

Kenapa hidup ini begitu complex?

Ya Tuhan saya hanya ingin menyelesaikan study disini dan pulang, sudah itu saja.

 "Mau sampai kapan kamu melamun begini?" Robert berjalan mendekat

"Saya lagi tidak mood" saya memanyunkan bibir

Robert berlutut dihadapan saya dan tanpa aba-aba membuka panty saya dan langsung mencium paha dalam yang membuat saya geli tak karuan

Seperti biasanya saya hanya bisa diam dan menahan suara desahan

Robert memang sangat lihai untuk oral sex, dia tidak akan berhenti sampai saya mencapai climax beberapa kali.

Dan jujur saya pun sangat menikmatinya.

Malam menjadi semakin panas, candu! ini candu! Robert adalah candu bagi saya.

*********************************************************

3 Minggu sudah berlalu

Saya menjadi terlalu nyaman berada di rumah mewah ini, dengan diantar jemput oleh dirinya setiap kali berangkat ke kampus.

Saya merasa tidak enak akan kebaikannya, jadi saya selalu membersihkan rumah dan memasak setiap harinya sebagai ucapan terima kasih.

Di pagi hari ketika saya sedang membersihkan dapur tiba-tiba Kring....! handphone saya berdering, Mama telepon via Skype ternyata.

"Halo mah, apa kabarnya?" Saya menyapa.

"Kamu ini udah beberapa minggu gak ada kasih kabar sama mamah" Mamah mengomel.

"Maaf mah lagi sibuk banget, nanti tiap minggu Luna telepon deh ya" saya meminta maaf.

"Firasat mamah gak enak hari ini, jadi mamah telepon, kamu sehat kan? gimana kuliah kamu?" Mamah berbicara dengan nada khawatir.

"Luna sehat mah, kuliah juga lancar kok" Saya tidak bisa memberi tahu mamah semuanya.

"Mamah pengen kamu pulang 2 bulan lagi, sepupu mu Noel dia bakal nikah dan dia udah minta titip pesen buat kamu datang, mamah juga mau jodohin kamu sama seseorang disini, baik anaknya" Tiba-tiba mamah berbicara mengenai perjodohan.

"Ah mamah masa jaman sekarang masih di jodohin? Luna juga bisa kok cari yang bagus" jawab saya dengan kesal.

"Mamah kan pengen kamu itu menikah sama pria yang bertanggung jawab, yang pasti bibit,bebet bobot nya. Mamah gak mau loh kamu menikah sama orang yang ga jelas asal usulnya. Mamah juga dulu kan di jodohkan dengan almarhum ayah kamu, awalnya mamah juga sama seperti kamu, tapi sekarang mamah paham karena semua orang tua ingin anaknya bahagia" mamah menjelaskan panjang lebar.

"Tapi Luna juga udah punya pacar disini mah, baik loh orangnya" saya mencoba melobi.

"Bule? Mamah gak mau punya menantu bule" jawaban yang tidak terduga dari mamah.

"Kenapa mah? kan memperbaiki keturunan" saya menjawab.

"Memperbaiki keturunan? malah merusak keturunan itu namanya, udah  mamah kenalin sama calon pilihan mamah pokoknya, Luna dengerin mamah, tidak semua bule itu mau menikah dan punya keturunan, mereka lebih suka untuk hidup bebas, mamah gak mau kamu sakit hati nantinya". Mamah mengakhiri pembicaraan.

Lha... bagaimana ini kenapa masalah baru muncul? 

Kalau mamah memang tidak mau menantu bule berarti? tidak akan ada masa depan dengan Robert.

Saya berjalan ke arah Robert yang duduk di sofa sambil memandanginya.

"Kenapa?" Robert bertanya.

"Kamu mau menikah dan punya anak gak?" saya bertanya.

"Tidak sekarang, kenapa?" Jawab Robert membuat pernyataan mamah semakin kuat.

"Tidak apa-apa". saya menjawab sambil memalingkan muka.

"Siapa tadi yang telepon?" Robert kembali bertanya.

"Mamah saya ingin saya pulang 2 bulan lagi, untuk pernikahan sepupu" saya menjawab

"Oke" jawab Robert singkat.

Apa saya bawa Robert saja ya untuk ditemuin dengan mamah, tapi tadi dia bilang tidak mau menikah dan punya anak dulu, pasti bakal langsung di depak sama mamah.

Haduh masalah dengan Andrew belum beres, sekarang mamah minta saya pulang, mau dijodohin pula, terus si Robert gimana?

Pusing !

"Mamah kamu minta kamu menikah??" Robert tiba-tiba bertanya.

"Enggak kok kata siapa?" saya berbohong.

Kenapa mamah tiba-tiba bicara seperti itu? Padahal sekarang saya hanya fokus untuk menyelesaikan study disini, sekarang pikiran saya campur aduk dengan perjodohan.

Saya langsung mandi dan berbaring di sofa ruang tengah sambil masih berfikir.

"Kamu mau minum? kayaknya banyak fikiran" Robert menawarkan wine.

"Tidak terima kasih, saya baik-baik saja" saya menjawab dengan lesu.

"Kapan terakhir kamu punya pacar?" saya bertanya pada Robert.

"Waktu umur 18 tahun" Robert menjawab santai.

Umur dia sekarang 36, itu berarti 18 tahun lalu, jadi selama ini dia cuman main-main saja? tidak ada hubungan serius?

"Kenapa?"saya bertanya.

"Saya sibuk kerja" Robert menjawab sambil meminum wine.

"kamu sering bawa perempuan kerumah?" saya bertanya lagi.

"Tidak, saya tidak pernah bawa perempuan kerumah" Robert memandangi saya.

Bohong, pasti itu bohong, dia hanya mau membuat saya senang saja. Sulit rasanya mempercayai perkataan seorang pria yang sukses di usia muda memiliki harta berlimpah, wajah rupawan.

Tidak pernah bawa perempuan lain kerumahnya?

Too good to be true....



VanillaWhere stories live. Discover now