25 : Awal Baru

2.4K 456 59
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."
.

.

.

Semester baru akan segera tiba, menyisakan liburan yang hanya tinggal beberapa hari saja. Tirta dan Uchul sudah kembali ke Jakarta.

"Lu lagi bikin apa Dis?" tanya Dirga yang melihat Andis sibuk dengan mesin kopi.

"Moccacino," jawabnya singkat karena memang sedang fokus.

"Jadi rutinitas nih kalo keluar pasti bikin sebotol moccacino dulu"

"Iya nih, cocok aja buat nemenin hari-hari," jawab Andis.

"Makanya cari pacar Dis biar ada yang nemenin, masa di temenin Moccacino," ledek Dirga.

"Ya gua mah mau-mau aja, tapi cewek-ceweknya yang gamau ahahahaha," ucap Andis sambil tertawa.

"Makanya jangan godain banyak cewek Dis," kata Dirga.

Setelah selesai dengan moccacinonya dan obrolan tijel alias tidak jelas dengan Dirga, Andis pergi dengan motor vario biru milik Tama, karena motornya kehabisan bensin. Dengan sebotol moccacino ia tancap gas menuju kampus. 

Sesampainya di kampus yang sepi itu, Andis memarkirkan motor dan duduk di bangku tempat Sekar biasa muncul.

"Andis bukannya masih libur?" ucap Sekar bergelayutan di pohon yang berada di belakang bangku.

"Justru karena libur jadi kesini," ucap Andis.

"Hayuk kita jalan," ajak Andis.

Sekar berhenti bergelantungan dan terbang di depan Andis, "Sekar bisa terbang." 

"Bukan itu oon, maksudnya ayo kita kencan," Andis menjelaskan.

"Eh.." ucap Sekar tercengang.

"Kenapa? belum bisa move on dari Bayu-bayu itu?" ledek Andis.

"Bukan"

"Terus kenapa?" tanya Andis.

"Sekar ga punya baju lagi, yang ini jelek". jawab Sekar sambil memegang baju putih yang ia kenakan, alias kain kafan.

"Yaelah gitu juga udah cantik" gombal Andis.

"Andis jahat !" ucap Sekar dengan wajah memerah.

"Lah kok jahat?" tanya Andis.

"Sekar jadi kuntil anak merah," jawabnya.

Andis kemudian tertawa.

"Oh iya," Andis merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan moccacino yang ia buat tadi. Ia memberikan kopi itu kepada Sekar.

"Yeeey cinocino" ucap Sekar senang.

"Moccacino oi, ayo ikutin," ucap Andis sambil mengajarkan cara penyebutan moccacino.

"Mocca," ucap Andis.

"Mocca," Sekar mengikuti.

"Cino," ucap Andis lagi.

"Cino," diikuti Sekar.

"Moccacino !" Tegas Andis.

"Cinocino !"

"Dah lah" Andis menyerah.

Sehabis itu Andis membujuk Sekar untuk sesekali keluar zona kampus untuk refreshing, dan akhirnya Sekar menyerah dan setuju untuk ikut.

"Emang kita mau kemana?" tanya Sekar.

"Entahlah, yang jelas ga ke bioskop," ucap Andis.

"Emang kenapa?" tanya Sekar.

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang