79.2 Mantra Tama

1.5K 304 29
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

Seperti biasa, Sarah selalu diantar oleh sopir pribadinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti biasa, Sarah selalu diantar oleh sopir pribadinya. Di tengah perjalanan, ia melihat enam orang pria sedang berjalan, salah satu pria itu adalah orang yang ia kenal. Dengan syal berwarna biru dan sarung tangan hitam khasnya. Ya, dia adalah Tama, hari ini Tama membawa tas gitar di punggungnya.

"Pak, berhenti," ucap Sarah pada Pak Selamet.

"Aku mau bareng temen-temen aja, Pak  Selamet, puter balik aja ya." Sarah mengambil tas gitarnya dan turun dari mobil dan mengukuti rombongan anak-anak cowok itu dari belakang. Salah seorang dari mereka menyadari kehadiran Sarah, pria bertopi beanie berwarna coklat. Pria itu melambatkan langkahnya, ia berpura-pura berjongkok dan mengikat tali sepatu, hingga Sarah melewatinya.

"Anak SMA Adinata juga?" tanya Andis ramah.

"Iya," jawab Sarah sambil matanya lurus mengarah pada Tama. Bukan hal baru bagi pria bertopi itu.

"Kenalin, gue, Andis."

"Gue, Sarah," ucap Sarah sambil menatap Andis.

"Yang itu, Tama," tutur Andis pada Sarah.

"Udah tau kok."

"Tama," panggil Sarah.

Tama dan teman-temannya menoleh ke belakang. Terlihat Andis sedang berjalan berdampingan bersama seorang wanita cantik. Tama menyapa Sarah dengan lambaian tangan.

"Lu kenal, Tam?" tanya pria yang berjalan paling depan. Tama hanya membalasnya dengan menganggukkan kepalanya.

Bahkan dia ga ngomong sama sekali di depan temen-temennya?

"Kok, kalian bawa gitar?" tanya Andis yang melihat Sarah dan Tama membawa tas gitar.

Baru saja Sarah hendak menjawab, tiba-tiba Tama menatapnya sambil jari telunjuknya ditempelkan ke bibirnya seolah berkata. "Jangan di kasih tau."

"Rahasia," balas Sarah.

Di jalan, mereka saling berkenalan. Dirga, Tirta, Ajay, dan Uchul adalah nama teman-teman yang berjalan bersama Tama. Dirga merupakan anak kembar, wajahnya sangat mirip dengan Tirta. Uchul adalah anak yang cukup tampan, tetapi agak menyeramkan jika melihat seringainya dan satu matanya yang tertutup oleh penutup mata. Sementara Ajay adalah anak yang cukup pendiam seperti Tama, tetapi Ajay masih dalam kategori normal, karena ia masih berinteraksi dengan yang lain. Tak seperti Tama yang benar-benar diam, mungkin orang akan berpikir jika ia memang tak dapat berbicara. Dan Andis, dia adalah anak yang banyak omong, ia gemar bercanda dan membangun suasana dengan humornya. Tak jarang ia membuat Sarah tertawa dengan candaannya.

 Tak jarang ia membuat Sarah tertawa dengan candaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mantra Coffee ClassicWhere stories live. Discover now