42 : Organisasi Peti Hitam

2.1K 405 44
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

"Aku mau putus," ucap Aqilla.

"Kamu kenapa si?" tanya Tama.

"Apa kalo aku dalam masalah, kamu rela mati demi aku?" tanya Aqilla balik.

"Pasti," jawab Tama.

Aqilla mengambil sebuah pistol di kantung celananya dan menodongkannya pada Tama.

"Kalo gitu, mati," ucap Aqilla menyeringai dengan wajah menyeramkan.

DOOOOR !!!

"Aaaaaargh,"

Tama bangun dari tidurnya, entah sudah berapa kali ia mimpi buruk malam ini, ia tak bisa tidur dengan nyaman karena setiap ia memejamkan mata, mimpi buruk akan mengikutinya. Dan ia memutuskan untuk tetap terjaga hingga pagi.

Ketika hari sudah mulai terang Tama turun ke lantai bawah, ia melihat Tirta sedang membaca buku dengan ditemani secangkir teh english breakfast.

"Mata lu sepet banget?" ucap Tirta yang baru saja melihat Tama datang.

"Mimpi buruk," ucap Tama.

"Gua udah denger kasus lu dari Andis," Tirta membuka tasnya dan mengambil sesuatu, kemudian ia membawa sesuatu itu ke dapur. Tirta mulai memasak air dan meracik sesuatu.

Tak lama setelah itu ia kembali membawa secangkir minuman, "coba nih lu minum," ucapnya sambil menyodorkan minuman itu pada Tama.

"Apa ini?" tanya Tama.

"Udah lu minum aja," ucap Tirta sambil kembali membaca.

Tama meminum minuman itu, "Rasanya aneh," gumamnya dalam hati.

"Itu rebusan air daun bidara," ucap Tirta.

"Dipercaya bisa menangkal sihir, semoga lekas membaik," ucapnya lagi sambil tersenyum pada Tama.

Dirga datang bersama Andis, mereka membawa beberapa bungkusan.

"Sarapan nih gaes," ucap Andis.

Ajay turun dari atas untuk bersabar, alias sarapan bareng.

Disela-sela sarapan bareng itu, Andis membuka omongan.

"Btw, lau ke Jogja liburan Tir?"

"Ada kerjaan sih gua, dan lagi gua cuti kuliah semester ini," ucap Tirta.

"Kerjaan apa?" kepo Ajay.

"Sebenernya rahasia, tapi karena salah satu di antara kalian udah ada yang terlibat ya mungkin gua harus cerita,"

"Tama?" tanya Dirga yang rupanya juga tak tahu motif kebenaran kenapa Tirta datang ke Jogja.

Tirta hanya mengangguk, kemudian ia berdiri.

"Pernah denger istilah Arkana?" ucapnya sambil berjalan-jalan mengitari setiap sudut mantra.

"Maksud lu orang-orang yang punya kemampuan super?" celetuk Andis.

"Ga gitu juga sih, tapi intinya Arkana ini adalah orang-orang yang bisa mengoptimalkan kemampuan mereka sebagai manusia," jelas Tirta.

"Terror jin itu ga main-main, dan Arkana ini adalah orang yang bisa ngelawan jin dengan tenaga dalam mereka atau disebut juga dengan atma," lanjut Tirta.

Mantra Coffee ClassicWhere stories live. Discover now