88 : The Last Memories

1.3K 268 65
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

Yogyakarta, 1880

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yogyakarta, 1880

Santika Sekar Sari, seorang wanita muda berparas cantik dengan rambut panjang khas kembang desa. Sekar merupakan wanita tercantik di desanya. Banyak lelaki yang menyatakan cinta padanya dan selalu berujung dengan penolakan. Hingga pertemuannya dengan seorang pria bernama Bayu Jiwatrisna membuat Sekar tertarik untuk menulis sebuah kisah cinta bersamanya.

Seperti Sekar, Bayu juga tertarik untuk saling melengkapi. Mereka akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan kasih sayang. Mereka adalah pasangan yang sempurna, Bayu adalah pria yang tampan dan rupawan, dengan tinggi badan sekitar 184 cm dan tubuh atletis yang cukup berisi. Sedangkan Sekar cantik dan memiliki lekuk tubuh yang membuat para pria menelan ludah menatap sosok wanita itu, termasuk Andis yang kini menatap Sekar yang masih hidup.

Andis terus menyaksikan kisah cinta antara Sekar dan Bayu. Entah, ada percikan api dalam dadanya melihat Sekar bersama dengan pria itu. Namun, ia tak hiraukan, Andis melihat masa lalu Sekar lebih jauh lagi.

"Kamu ternyata secantik itu ...," gumam Andis berbisik, sambil matanya terpejam dan keningnya masih menempel pada kening Sekar.

"Ga secantik itu ...," balas Sekar.

Adegan berlanjut, Waktu terus berputar dan tak mau berhenti, begitu juga dengan kisah kasih Sekar dan Bayu. Tak terasa sudah hampir lima tahun mereka mengikat tali kasih, waktu yang mereka habiskan bersama, membuat waktu bergulir begitu cepat. 

Bayu mendapatkan pekerjaan di luar kota, ia berjanji untuk kembali secepatnya dan setelah itu menikahi Sekar. Selama Bayu pergi, Sekar belajar untuk memantaskan diri untuk menjadi istri terbaik di dunia dan membuat Bayu merasa bahwa ia beruntung memiliki seorang Santika Sekar Sari.

Delapan tahun penantian, Bayu akhirnya pulang. Keluarganya menyambut hangat Bayu dengan sebuah pesta kecil-kecilan di rumah mereka. Mendengar kabar kepulangan Bayu, Sekar berdandan secantik mungkin dan segera menuju rumah Bayu. Sekar tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik dan memiliki segalanya.

Sesampainya di rumah Bayu, semua mata tertuju padanya. Seperti seorang Cinderella yang berjalan di tengah kerumunan orang banyak, matanya terus mencari sosok Bayu. Sekar menangkap Bayu dengan matanya. Tatapan orang-orang ini, bukanlah sebuah tatapan takjub, melainkan tatapan iba. Bayu sedang tertawa bersama wanita lain, ia telah melupakan janjinya pada Sekar.

Dengan mengejutkan, Bayu memutuskan untuk meminang wanita lain. Di saat Sekar telah memutuskan untuk setia padanya. Betapa derita batin yang ditanggung oleh Sekar sangatlah berat. Segenap rencana untuk hidup bersama, dan mimpi-mimpi indah yang selalu mereka bicarakan harus sirna dalam sekejap. Seakan lima tahun yang telah mereka tulis bersama selama ini hanyalah naskah tak berlaku.

Dan Sekar harus mampu menerima keputusan Bayu dengan sangat berat hati. Namun, keadaan mengaharuskan Sekar untuk menjadi orang yang legowo dan menerima kenyataan. Di mana pria yang ia cintai, pergi meninggalkan rindu tak bertuan, membiarkan air mata gadis itu bermuara di dadanya yang kini sesak dalam gelap. Delapan tahun, waktu yang Sekar habiskan untuk menunggu Bayu tak bertarti apapun.

Mantra Coffee ClassicWhere stories live. Discover now