48 : Senja

2K 385 33
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

"Jar, kamu liburan ini ga pulang?" tanya mbak Ajeng.

"Enggak mbak," jawab Ajay.

"Mbak ada client di luar kota, kamu bisa handle yang ada di sini ga?"

"Insyaallah bisa mbak."

"Oh iya, ini pegang," mbak Ajeng memberikan selembaran kertas pada Ajay.

"Itu curiculum vitae, nanti waktu mbak pergi, kamu gantiin mbak buat intervew anak baru ya," pinta mbak Ajeng.

"Hmm...okedeh, tapi saya ga tau poin penilaian dan sebagainya mbak."

"Kamu ini ada opsi buat jadi HRD loh dengan basic psikologi, harus belajar gimana caranya."

"Oke?!"

"Okedeh mbak," jawab Ajay.

Keesokan harinya Ajay berada di kantor sendirian karena mbak Ajeng ada urusan di luar kota.

Tok...tok...tok.

"Masuk," seru Ajay yang mendengar suara pintu diketuk.

"Permisi mas, saya yang hari ini mau intervew," ucap seorang gadis berambut diikat kebelakang, dengan kulit yang putih cerah dan juga berparas cantik ceria.

"Permisi mas, saya yang hari ini mau intervew," ucap seorang gadis berambut diikat kebelakang, dengan kulit yang putih cerah dan juga berparas cantik ceria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oh, iya, silahkan duduk," Ajay mempersilahkan gadis itu untuk duduk.

"Mbak Ajengnya udah dateng mas?" tanya gadis itu.

"Mbak Ajeng lagi keluar kota," jawab Ajay.

"Yaaaah--"

"Tapi saya udah ada janji untuk interview hari ini," ucap gadis itu dengan wajah yang agak murung.

"Tenang, kebetulan saya yang akan menginterview."

Gadis itu memperhatikan Ajay yang bahkan sepertinya jauh lebih muda darinya, ia seperti tak yakin dengan anak muda yang akan mengintervewnya.

Serius nih? batinnya.

Ajay mengajak gadis itu untuk bersalaman, "Fajar Utomo," sambil menjabat tangan gadis itu.

"Senja Utami," balasnya.

Serius namanya Fajar? batin Senja.

"Drama banget ga sih? namanya Fajar?" ucap Ajay yang mencoba membaca isi hati Senja.

"Ih kok tau aja sih," ucap Ajay lagi secara langsung dan Senja secara batin, berbarengan.

"Mas bisa baca pikiran orang ya?!" tanya Senja kaget.

Mantra Coffee ClassicWhere stories live. Discover now